Kepala UPTD Puskesmas Singkil, Baru Kali Ini Kasus Pertama Seorang Bayi Mengalami Gizi Buruk

317

ACEH SINGKIL (Aceh) ketikberita.com | Seorang bayi jenis kelamin perempuan berumur empat bulan asal Desa Suka Damai, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, mengalami gizi buruk. Hingga kini bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Meriah, Kecamatan Gunung Meriah, setempat, pada Rabu, (17 Mei 2023).

Yuna Marini Sianipar Kepala UPTD Puskesmas Singkil dikonfirmasi mengatakan, bayi yang mengalami gizi buruk ini merupakan kasus perdana di daerah Kecamatan Singkil. sangat dikhawatirkan karena bayi tersebut berpotensi mengalami stunting, sehingga memerlukan penanganan dan perhatian yang serius. Rabu, 17/5/2023. Kata Yuna.

“Sekarang ini, petugas ahli gizi dan dokter dari puskesmas sudah mendampingi pasien ini untuk dirujuk ke RSUD, agar mendapatkan penanganan intensif yang lebih lanjut.

Salah satu penyebab bayi menderita gizi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi yang mengalami penyakit gizi buruk. Untuk diketahui Bayi ini merupakan bayi kembar jenis kelamin perempuan dengan saudara kembarnya yang laki-laki, namun saudara kembarnya tidak mengidap gizi buruk.

Dikatakan, upaya langkah pencegahan sejak awal sangat penting dilakukan ketika seorang anak mengalami gizi buruk. Namun, masalah terjadi karena minimnya pengetahuan orang tua yang menunggu bayi menangis sebelum memberikan ASI. Dari Faktor ekonomi juga sangat mempengaruhi, karena ayah bayi berprofesi sebagai buruh perkebunan kelapa sawit dan ibu bayi ibu rumah tangga.

“Dari pihak Puskesmas sendiri hingga kini berupaya memberikan fasilitas pendampingan, memantau pertumbuhan bayi, dan berharap adanya sumbangsih dari masyarakat desa maupun Pemerintah Desa dan masyarakat lainnya tambahnya.

Ria Elviana Tenaga Pendamping Gizi (TPG) UPTD Puskesmas Singkil, menjelaskan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bayi mengalami gizi buruk karena kurangnya asupan menyusui dan faktor sanitasi air bersih. “Akan tetapi, hal yang paling mendasar adalah faktor ekonomi, dari pihak orang tua dari bayi tersebut memiliki penghasilan yang masih minim” jelasnya.

Dikatakan bayi usia 0 sampai 6 bulan sangat penting untuk mendapatkan ASI secara eksklusif. Selain itu, ibu bayi juga sedang mengalami kelelahan yang menyebabkan produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Selain faktor-faktor tersebut, bayi ini lahir sebagai bayi kembar dengan status berat badan lahir rendah (BBLR) dan berada jauh di bawah berat normal.

“Kami menggunakan buku KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk memantau pertumbuhan bayi ini. Dalam buku KMS, berat badan lahir bayi ini berada di bawah garis merah. Terangnya. (R84)

Artikulli paraprakTerkait Mobil Dinas KONI, Komisi II: Tindak Sesuai Peraturan Organisasi
Artikulli tjetërCangkul Rekan Sesama Jukir, Pria Asal Medan Ditangkap Polsek Rambutan Polres Tebing Tinggi