Pihak Balai Jalan Nasional Provsu Diminta SERIUS, dalam Mengawasi PSN Inpres RI Preservasi Jalan Bandar Pulau Pekan Gonting Malaha

225
Foto : Oknum pelaksana proyek bernama Parlin (Rompi Orange) diduga tampak berang, dilapangan saat terlibat konflik adu argumen dengan sejumlah tokoh masyarakat, terkait penutupan akses jalan saat proses konstruksi Rigid berlangsung. (19/10)

ASAHAN (Sumut) ketikberita.com | Terkait pekerjaan konstruksi Rigid Beton badan jalan , tepatnya di dusun 3 Desa Bandar Pulau Pekan pada proyek Instruksi Presiden RI, pada papan petunjuk proyek diketahui kegiatan Preservasi Jalan Bandar Pulau Pekan menuju Gonting Malaha.dengan Pagu Rp 56 milliar lebih, mendapat protes warga.

Sejumlah tokoh masyarakat Bandar Pulau merasa kecewa dengan kinerja Kontraktor pelaksana PT. TRIMURTI PERKASA.

Pasalnya, pada saat proses Pekerjaan konstruksi Rigid berlangsung, pihak kontraktor telah menutup Akses jalan secara total untuk pengguna jalan, baik jenis kenderaan Roda 4 (empat) ke atas, maupun Sepeda motor roda 2 (dua), dari dan menuju Desa Bandar Pulau Pekan.

oto : Papan petunjuk proyek Preservasi jalan Bandar Pulau Pekan – Gonting Malaha di lokasi Proyek.

Kekecewaan hingga menimbulkan konflik kegaduhan, adu mulut antara masyarakat pengguna jalan dengan pelaksana proyek yang disebut sebut bernama Parlin, dihadapan para pekerja, di lokasi pekerjaan, pada Kamis (19/10) siang.

Protes keras yang disampaikan oleh tokoh masyarakat bernama Mislianto tersebut, menyesalkan teknis kerja pelaksana proyek yang tidak menyediakan jalan alternatif yang layak khususnya Bagi warga pengguna jalan dengan moda sepeda motor.

Perdebatan terjadi di lokasi Konstruksi, ketika Parlin pelaksana proyek tetap ngotot menyatakan telah membuat jalan alternatif tersebut. “Kami sudah buat pak, jalan alternatif nya, namun karena cuaca hujan saat ini, jalan tersebut jadi berlumpur, teriak Parlin.

Mendengar penjelasan nada keras yang diduga terpicu emosi, Mislianto meminta Parlin untuk melintasi jalan alternatif itu.

“Coba anda lintasi jalan alternatif itu sekarang, agar anda rasakan kesulitannya, jangan asal bicara anda, lihat itu sepeda motor kami yang baru melintas, semua seperti kerbau usai berkubang dari lumpur, harus di bantu dorong oleh orang yang mengharap imbalan jasa dorong, ketus Mislianto.

Di timpali Rusli Sitorus (TOMAS) kepada Parlin, bahwa pelaksana proyek berkewajiban untuk tetap mengantisipasi jalan alternatif tersebut jika hujan, dengan menimbun pasir atau menyediakan kepingan papan, sebagai Titian bagi sepeda motor warga melintas, bukan membiarkan begitu saja, hingga praktik pungli berupa kotak kutipan liar oleh beberapa orang terjadi disini, hanya karena jasa membantu dorong melintasi jalan itu, ini sudah menyusahkan warga, cetus nya, dan Parlin pun, tampak terdiam, gelisah jalan kesana kemari.

Timpalan protes yang sama di lontarkan Bakti Marpaung, perdebatan keduanya, tampak membuat Parlin berang.

Menurut Bakti, jika Pelaksana proyek tidak dapat menyediakan jalan alternatif yang layak, sejatinya teknis konstruksi Rigid Badan jalan tersebut di kerjakan pada separoh badan jalan dahulu, begitu seterusnya sampai tuntas pada sisi lainnya, sehingga pola traffic, buka tutup lalu lintas jalan dapat diterapkan, menghindari keresahan pengguna jalan seperti saat ini, hal ini pihak Balai Jalan Nasional Wilayah Sumut, yang mengawasi proyek ini, pasti sudah paham teknis itu, dari pada mengundang konflik, terang nya

Parlin malah berang, tidak bisa begitu, berang nya, kami sudah berkordinasi dan kesimpulannya, jalan harus ditutup total saat pekerjaan berlangsung dan beberapa hari lagi juga rampung, pungkas Parlin.

Terpisah, Pengamat Konstruksi Jalan dan jembatan, Zaenal Arifin , di mintai tanggapannya oleh awak media melalui sambungan WhatsApp, sangat menyesalkan sikap oknum pelaksana Proyek yang bersikap demikian itu, jika kabar ini benar, patut diduga manajemen pelaksana proyek telah melanggar prinsip prinsip profesional dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Menurut Zainal, Kajian seluruh aspek baik keselamatan pekerja, Alat, hingga masyarakat pengguna jalan, harus sudah safety (aman) lebih dulu, sebelum kegiatan konstruksi di lakukan.

Mendengar sejumlah keluhan warga disana, diduga ada yang kurang beres dalam persiapan awalnya, oleh manajemen kontraktor dan fakta nya terjadi komplain dari masyarakat pengguna jalan, saat ini, dan persoalan ini harus segera di evaluasi oleh manajemen proyek, sebab kegiatan konstruksi proyek jalan, apalagi ini menyangkut pengawasan pihak Balai Jalan Nasional Provsu, Kementerian PUPR , tentu harus tetap memperhatikan budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar proyek, imbuh Zainal

Pantauan Awak media yang memantau, pada Kamis (19/10). faktanya sejumlah warga masyarakat sangat kesulitan melalui jalan setapak yang disebutkan sebagai jalan alternatif bagi sepeda motor, karena lintasan jalan setapak tersebut melintasi areal kebun sawit dengan lapisan Tanah gambut, lunak dan cenderung berlumpur apa lagi di musim hujan.

Di himbau kepada Balai Jalan dan Jembatan Nasional Wilayah Provsu Kementerian PUPR maupun pihak terkait lainnya untuk melakukan evaluasi seluruh aspek dalam proyek tersebut,
Untuk terciptanya kolaborasi yang sehat antara semua pihak dalam realisasi proyek strategis nasional di tahun 2023. (KBM)