1 Orang Saksi dari Partai Gerindra pada Pemilu 2024 di Asahan, Meninggal Dunia

97
Foto : Almarhumah Sumiati, saat menjalankan tugas sebagai saksi partai Gerindra, pada KPPS TPS 017 Pemilu tahun 2024, di Desa Mekar Sari, Kec. Pulau Rakyat, Kab. Asahan.

ASAHAN (Sumut) ketikberita.com | 1 orang Saksi dari partai Gerindra, yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 017, Dusun VI naga bolon, Desa Mekar Sari , Kec. Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, meninggal dunia, pada saat proses perhitungan suara berlangsung,(14/02/2024) pada Pemilu tahun 2024.

Diduga akibat kelelahan, hal ini di ungkapkan oleh Anton, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 017, pada awak media ini, Jumat (16/02/2024) siang.

Di tuturkan Anton, Almarhumah tersebut bernama Sumiati (29), warga dusun VI Desa Mekar Sari, yang bertugas sebagai saksi dari Partai Gerindra.

Almarhumah hadir di TPS 017 sejak pagi, saat dimulai berlangsungnya proses pencoblosan, saat itu tampak sehat sehat saja dan bergabung bersama unsur saksi dari partai lainnya dalam melakukan tugasnya,

Sekira pukul 23.00 Wib, ditengah berlangsungnya penghitungan suara, almarhumah di izinkan untuk pulang karena keluhan merasa kesehatannya terganggu.

Dan sekira pukul 23.30 WIB lanjut Anton, salah seorang tetangga Almarhumah datang ke lokasi TPS, mengabari suami nya bernama Indra Susilo, yang juga tengah bertugas sebagai unsur perlindungan keamanan masyarakat (Linmas) di TPS yang sama, bahwa isterinya mengalami sesak napas, dan meminta Susilo agar segera pulang saat itu juga.

Masih kata Anton, saat itu pula upaya pertolongan dilakukan, dengan membawa Almarhumah ke Puskesmas Pulau Rakyat, dengan mobil ambulan.

Namun, saat masih dalam perjalanan menuju puskesmas, ibu dari 2 orang anak yang masih balita itu, dikabarkan telah meninggal dunia, terang Anton.

Almarhumah Sumiati, akan menambah jumlah korban meninggal dari unsur KPPS, pada saat hingga pasca proses pemungutan suara di TPS, pada pemilu tahun 2024. Di Indonesia.

Dikutip dari viva.co.id edisi Jumat, 16 Februari 2024 – 15:27 WIB dikabarkan, Dinas Kesehatan Sumatera Utara, mencatat ada 82 petugas penyelenggara Pemilu 2024 di wilayahnya, yang bertugas harus mendapatkan pertolongan dari tim medis. Bahkan ada diantaranya yang meninggal dunia.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, saat dikonfirmasi VIVA, Jumat 16 Februari 2024. Ia mengatakan 82 petugas penyelenggara pemilu di Sumatera Utara ada yang menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas dengan alasan kesehatan.

“Dari jumlah tersebut, 10 orang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit, sementara 72 lainnya dirawat di puskesmas. Satu orang meninggal dunia,” ucap Alwi.

Dimana 82 penyelenggara pemilu mendapatkan pertolongan medis tersebut terdiri anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Linmas, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan saksi.

Berdasarkan data diperoleh dari Dinkes Sumut, dari sebaran geografis, kasus tertinggi terjadi di Tanjungbalai dengan 41 orang. Diikuti oleh Toba dengan 10 orang.

Kemudian, Labuhanbatu Selatan (Labusel) dan Padang Lawas (Palas) masing-masing 8 orang, Simalungun 6 orang, Deliserdang 4 orang, Medan 3 orang, dan Asahan 2 orang,”

“Satu meninggal dunia itu, berasal dari Kota Medan,” sebut Alwi.

Namun, ia tidak memberikan keterangan secara detail terkait petugas KPPS meninggal dunia itu. Data itu, berdasarkan laporan diterima dari Dinkes Kota Medan. Sedangkan, seorang KPPS di Kabupaten Langkat juga meninggal dunia pada Kamis kemarin, 15 Februari 2024.

Almarhum bernama Larto (52), petugas KPPS di TPS 001 yang berada di Dusun I, Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat. Larto merupakan warga Desa Sawit Hulu Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat. Lanjut, Alwi mengatakan pihak Dinkes Sumut, belum menerima laporan anggota KPPS itu, dari Dinkes Kabupaten Langkat.

Alwi mengimbau kepada Dinkes Kabupaten/Kota se-Sumut untuk melaporkan seluruh petugas penyelanggara pemilu yang mendapatkan pertolongan medis hingga meninggal dunia.

“Yang di Langkat, kita belum menerima laporan Dinkes Langkat. Kita sesuai dengan laporan masing-masing Dinkes kabupaten/kota,” tutur Alwi. (KBM)