Diskusi Bersama Bobby Nasution, Ini Harapan Pelaku Seni dan Budayawan

157

MEDAN ketikberita.com | Sejumlah pelaku Seni dan Budayawan Kota Medan melakukan diskusi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution di Taman Budaya Medan, Selasa (1/8) sore. Berbagai harapan disampaikan mereka. Selain berharap adanya tempat representatif bagi pelaku seni dan budayawan, mereka juga berharap kepada Bobby Nasution agar dapat membentuk Dewan Kesenian Medan.

Di awal diskusi Bobby Nasution menyampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu saat beraudiensi para seniman dan budayawan mengeluhkan taman Budaya yang tidak lagi bisa dipakai untuk aktifitas seni dan budaya. Artinya tempat atau ruangan yang dulunya dijadikan sebagai tempat latihan sudah tidak dapat digunakan lagi, karena dipakai sebagian oleh Perangkat Daerah.

Menurut Bobby Nasution sejumlah kegiatan yang telah dilakukan Pemko Medan terkhusus dibidang seni dan budaya secara masif kalau dilihat merupakan hilirnya, tetapi dimata para seniman dan budayawan hulunya belum teperhatikan dengan baik. Diakui Bobby Nasution taman budaya ini secara administrasi baru diterima Pemko Medan di tahun 2021, sejak saat itu Bobby Nasution terus mencari investor untuk membangun kembali taman budaya.

“Kita menginginkan pembangunan kembali taman budaya Medan ini tidak menggunakan dana APBD, namun dana dari investor seperti taman Gajah Mada dan yang akan dibangun adalah Taman Cadika,” Jelas Bobby Nasution.

Dijelaskan Bobby Nasution, Taman Budaya ini merupakan tempat untuk menciptakan dan melahirkan seniman dan budayawan kota Medan. Oleh sebab itu Bobby Nasution mempersilahkan para seniman dan budayawan untuk menggunakan ruangan yang ada untuk latihan dan berkarya.

Terkait adanya ruangan yang dijadikan sebagai tempat sementara barang-barang milik perangkat daerah, Bobby Nasution meminta Dinas terkait agar dapat memindahkan barang tersebut agar ruangannya dapat digunakan para seniman dan budayawan.

“Saya minta barang yang ada diruangan yang dulunya sanggar agar dapat dipindahkan, jika alasannya tidak ada tempat saya rasa tidak cocok. Ruangan tersebut nantinya dapat dipakai oleh para seniman dan budayawan, ” Ujar Bobby Nasution yang hadir didampingi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Laksamana Putra Siregar dan Plt Kadis Pariwisata Viza Fandhana.

Selanjutnya Bobby Nasution menjelaskan dirinya sudah meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar dapat melakukan revisi perwal Nomor 10 tahun 2014 tentang Dewan Kesenian Medan. Revisi Perwal ini dilakukan agar yang memimpin Dewan Kesenian Medan benar-benar orang yang berkecimpung di dunia seni dan budaya.

“Dewan Kesenian Medan nantinya orang yang benar-benar yang mengerti seni dan buday, sehingga jika nantinya dibutuhkan regulasi terkait dengan seni dan budaya maupun metode untuk pemakaian taman budaya,” ujar Bobby Nasution.

Sementara itu, Hafiz Taadi seniman Teater mengungkapkan dialog dengan Bobby Nasution ini merupakan dialog cerdas. Sebab Pak Wali memiliki grandmaster dan cita-cita untuk kesenian dan budaya di Kota Medan. Tentunya seniman dan budayawan harus bersabar menunggu, sebab pola kerja pastinya ada sistem manajemen.

“Kita butuh pemerintah, begitu sebaliknya pemerintah juga butuh seniman dan budayawan. Untuk itu kedepannya kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan baik, jika telah bersinergi akan muncul akar yang kust untuk seni dan budaya,” jelasnya.

Menurut Hafiz Taadi, gedung taman budaya ini dari dulu tidak representatif untuk seni dan budaya. Setelah dialihkan pihak Pak wali kota Medan ini hanya menerima limbah dari gedung ini. “Untuk itu melalui diskusi ini kami berharap pak wali kota Medan dapat mewujudkan harapan dan keinginan seniman dan budayawan yakni tempat yang representatif bagi seni dan budaya,” ujarnya.

Terkait dengan Dewan Kesenian Medan, Hafiz berharap lembaga yang menaungi seluruh cabang kesenian dan budaya dapat bersinergi dengan Pemerintah. Artinya melalui Dewan Kesenian nantinya kita akan ciptakan gagasan dan sistem maupun karya seni.

Sebelum berdiskusi, Bobby Nasution bersama para seniman dan budayawan meninjau gedung utama dan beberapa ruangan sanggar yang ada di Taman Budaya. (red)