Tawuran Pelajar Memprihatinkan, DPRD Medan Minta Disdik Lakukan Terobosan Pencegahan

258

MEDAN ketikberita.com | Wakil Ketua DPRD Medan H Ihwan Ritonga SE mengaku prihatin atas aksi tawuran maut antar pelajar SMA hingga seorang meninggal dunia di hari guru 25 Nopember 2022. Ihwan Ritonga minta Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut untuk melakukan terobosan pencegahan dan melakukan revolusi mental bagi seluruh pelajar sehingga anti tawuran.

“Sering terjadi tawuran antar pelajar di Medan, Didik Sumut dan Medan harus melakukan terobosan baru menyikapi hal itu agar tidak terulang lagi,” pinta Ihwan Ritonga SE yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan itu, Sabtu (26/11/2022).

Terobosan itu kata Ihwan, kepada seluruh pihak sekolah wajib memberikan mata pelajaran ekstra pembinaan mental. “Tentu, pembinaan itu dengan melibatkan pihak Kepolisian, tokoh agama/masyarakat dan terutama orang tua siswa,” ujar Ihwan.

Dalam situasi demikian, kata Ihwan tidak cukup pembinaan dari guru. Namun, sangat dibutuhkan peran orang tua mengawasi dan pembekalan ilmu agama kepada anaknya.

“Kolaborasi antara guru, orang tua, tokoh agama/masyarakat dan pihak Kepolisian sangat penting dalam pembinaan siswa. Sehingga dimana dan kapan pun terkat tanggungjawab bersama. Tapi itu tadi Disdik supaya menambah mata pelajaran di sekokah soal akhlak, ” sebut Ihwan.

Seperti diketahui, aksi tawuran sering terjadi di Medan dan parahnya aksi tawuran maut merenggut nyawa seorang pelajar di Jalan Kapten Sumarsono, Desa Helvetia Kecamatan Sunggal, Jumat (25/11) sore.

Mirisnya, tawuran terjadi saat Hari Guru Nasional 2022. Korban tewas akibat terkena bacokan senjata tajam. Dalam kondisi berlumuran darah, pelajar tersebut meminta pertolongan ke SPBU yang berada di sana.

“Korban meninggal satu orang pakai baju seragam SMA, baju Pramuka,” kata Erwin salah seorang petugas SPBU kepada SuaraSumut.id di lokasi kejadian.

Ia menyampaikan, sebelum ditemukan terkapar tak bernyawa korban sudah dikejar-kejar sekelompok remaja.

“Dia udah dikejar-kejar, lari masuk ke dalam SPBU, terus dikejar, dibacok, memutar dia, terus dikejar. Ramai sekali yang mengejar,” ujar Erwin.

Dalam kondisi terluka berlumuran darah, korban memaksakan diri masuk ke dalam ruangan kantor SPBU. Di dalam ruangan itulah, korban jatuh dan akhirnya meninggal dunia.

“Saya lagi ngecat di SPBU, tiba-tiba ramai sekali anak remaja seperti mengamuk mengejar orang. Saya juga lari menyempatkan diri,” kata Eko salah seorang pekerja yang sedang mengecat di SPBU. (er)

Artikulli paraprakPolda Sumut dan Jajaran Gelar Shalat Gaib Bagi Korban Gempa di Cianjur
Artikulli tjetërTingkatkan Pemahaman Hukum Humaniter, Kasdam IX/Udayana Tutup Kegiatan SWIRMO