Puncak HUT Ke-52 IKG, Wisanggeni Gugat dalam Semangat Membangun Omah Budaya IKG

167

JAKARTA ketikberita.com | HUT Ke-52 Tahun Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) dilaksanakan di Anjungan DIY, Taman Mini Indonesia Indah pada Sabtu, 17 Desember 2022. Sebelumbya serangkaian kegiatan dilaksanakan untuk menyemarakkan HUT Ke-52 IKG di antaranya adalah turnamen sepak bola IKG FC, kemudian Rapat Anggota Tahunan (RAT) IKG Tahun 2022 yang dilaksanakan pada Sabtu 17 Desember 2022 siang hari yang juga dihadiri oleh Bupati Gunungkidul, Sunaryanta beserta rombongan.

Puncak HUT Ke-52 Tahun IKG dilaksanakan pada malam harinya dengan menyuguhkan perhelatan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Wisanggeni Gugat. Puncak HUT Ke-52 Tahun IKG ini dihadiri oleh seluruh pengurus IKG baik Para Dewan, BPH IKG, Korkap dan Korwil IKG, Kepala Banhubda DIY, Nugroho Ningsih beserta jajarannya, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno dan Wiwik Widiastuti, Anggota DPRD Gunungkidul, Rian Eko Wibowo, dan perwakilan paguyuban se DIY, seperti Pewarta DIY, Paguyuban SMS Sleman, Warkaban Bantul, Bakor PKP, dan lainnya.

Ketua Umum IKG, Eddy Sukirman dalam sambutannya menjelaskan bahwa, IKG didirikan sejak tahun 1970, kini IKG menjadi organisasi yang sangat besar, karena di dalamnya ada 1600 organ dengan rincian sebanyak 18 Koordinator Kapanewon (Korkap) IKG, 7 Koordinator Wilayah (Korwil) IKG, 144 Koordinator Kelurahan, dan 1431 Koordinator Dusun.

“Kita bersyukur, saat ini IKG menjadi perkumpulan raksasa dengan 1600 organ di dalamnya, tantangannya tentu semakin besar organisasi kita, semakin besar juga kebutuhan dan biaya operasionalnya. Namun kita beruntung mendapatkan dukungan yang luar biasa dari Banhubda DIY. Selain itu jangan melihat IKG itu orang kaya semua, karena faktanya paling 5 sampai 10% saja yang kaya,” ungkap Eddy Sukirman.

Lebih jauh Eddy Sukirman menjelaskan bahwa dengan kekuatan yang ada saat ini, IKG memiliki fokus kerja di 5 bidang utama, yakni bidang sosial, bidang seni dan budaya, bidang pendidikan, bidang olah raga, dan bidang ekonomi.

“IKG dengan 1600 organ yang ada, apa sih kegiatannya? Kami memiliki 5 prioritas program yakni bidang sosial, kita telah melakukan banyak hal terkait dengan kepedulian sesama, kemudian bidang seni dan budaya kita telah memiliki PS IKG yang memang mewadahi seniman dan budayawan yang ada serta Omah IKG, sedangkan untuk bidang pendidikan saat ini kita memiliki sekolah untuk PAUD, TK, SD dan SMP di mana aset untuk pendidikan ini jika kita uangkan nilainya saat ini sebesat 17 Miliar dan ini milik IKG.

Untuk bidang olah raga kita telah menelotkan IKG FC dan banyak cabang olah raga lain yang sedang dikembangkan, kemudian yang terakhir bidang ekonomi, saat ini kita telah memiliki Koperasi Jasa IKG, selain itu kita juga melakukan pembinaan, pendampingan dan pelatihan UMKM. Kedepannya akan ada Travel IKG. Jadi yang belum kita miliki saat ini adalah sponsor,” jelas Ketum IKG.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno dalam kesempatan yang sama menjawab harapan Ketua Umum IKG tentang investor, dukungan dan sponsor. Ia menyampaikan bahwa sponsor IKG itu bukan siapa-siapa, sponsor IKG adalah Pemerintah Daerah.

“Bagaimana bupati menguatkan IKG untuk dapat berdiri di kaki sendiri dan ngayomi masyarakat kembali ke Gunungkidul, maka hadirlah disitu. Dulu kami ketika menjadi ketua DPRD bercita-cita bagaimana menguatkan IKG dan maju, maka pemerintah daerah hadir memberikan support pada IKG supaya UMKM yang dicanangkan dapat berjalan.

Harusnya punya wadah, salah satu wadah adalah bagaimana punya aset tanah yang besar dikelola oleh IKG, bagaimana bank kita di Gunungkidul bisa masuk di Jakarta, dan jika warga IKG di Jakarta mendukung bank kita, maka PAD masuk ke Gunungkidul,”jelas Suharno.

Lebih jauh Suharno menjelaskan bahwa pemikiran yang jernih dari Ketum perlu kita dorong, setidaknya bagaimana kalau kita membangun hotel yang besar di Jakarta adalah milik IKG dan pemerintah daerah menyediakan tanahnya, pendapatannya pun kembali ke Gunungkidul, tidak perlu saudara IKG urunan tapi pendapatannya itu untuk kesejahteraan Gunungkidul.

“Maka cita-cita ini akan tercapai hanya dengan kebersamaan, antara bagaimana membangun Gunungkidul bisa melalui Jakarta, disitulah Gunungkidul akan sejahtera. Tatkala bapak/ibu berurunan membangun atau membantu, itu sangat luar biasa nilai gotongroyongnya, tetapi alangkah baiknya kalau punya pendapatan yang dikelola atas kerjasama dg Pemerintah Daerah, asetnya Pemda, investornya IKG, Insya Allah kita akan bersama sejahtera di Jakarta sejahtera di Gunungkidul,”imbuhnya.

Sekda Provinsi DIY yang diwakili Kepala Banhubda DIY, Nugroho Ningsih menyampaikan bahwa eksistensi selama 52 tahun merupakan wujud soliditas IKG yang menaungi warga Kab. Gunungkidul. IKG telah mampu menunjukkan komitmennya “ngumpulke balung pisah” warga Kab. Gunungkidul di tanah rantau, dalam hal ini di Jakarta dan sekitarnya.

“Pagelaran wayang kulit utk memperingati HUT IKG ke 52 menjadi bukti komitmen IKG dalam nguri-uri kabudayan, dalam wayang sejatinya kita bisa bercermin tentang kehidupan untuk dijadikan laku mulat sariro seperti yang selalu dicontohkan oleh sosok Semar yang melambangkan teladan kehidupan.

Seperti halnya lakon Wisanggeni Gugat yang dikenal juga sebagai Ajinarantaka yang dikisahkan, Bambang Wisanggeni adalah tokoh pewayangan yang tidak terdapat dalam wiracarita Mahabarata, atau bisa dikatakan Wisanggeni adalah tokoh asli ciptaan pujangga Jawa. Eksistensi Wisanggeni dapat dikatakan melengkapi khasanah budaya pewayangan yang berpangkal pada epos mahabaratha.Wisanggeni adalah tokoh istimewa dalam pewayangan jawa yang dikenal sebagai sosok pemberani, tegas dalam bersikap serta mempunyai kesaktian luarbiasa,” jelasnya.

Lebih jauh Sekda menjelaskan, sama halnya dengan lakon lain, Wisanggeni Gugat sebenarnya mencerminkan keadaan di alam mayapada dengan batasan adanya dua sifat manusia baik dan buruk. Dan apabila diresapi lebih dalam wayang bukan lagi sebagai sekedar tontonan melainkan juga tuntunan, karena wayang menggambarkan kehidupan manusia dengan segala coba dan perjuangan mencari jalan keluar paling bijak. Tentu segenap warga ikg dapat meresapi dan mengambil berbagai hikmah dari lakon wayang yang digelar malam ini seraya mengakrabkan diri dalam persaudaraan dan jalinan silaturahmi.

Sekjend IKG, Satro Harjanto menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak dan secara khusus Pemprov DIY melalui Banhubda DIY, Pemkab Gunungkidul di mana Bupati Gunungkidul menyempatkan hadir beserta rombongannya saat RAT dan sempat memotong tumpeng, DPRD Gunungkidul, serta segenap pengurus dan warga IKG.

Humas IKG, Tarsih Ekaputra dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Hut ke-52 Tahun IKG menjadi momentum segenap warga IKG untuk senantiasa guyub dan rukun, lebih-lebih IKG saat ini seperti yang disampaikan Ketum telah menjadi organisasi besar. Semua harus tetap dalam komitmen yang senantiasa dilandaskan pada visi, misi dan ad/art organisasi.

“Semakin besar organisasi, semakin besar juga tantangannya, sehingga HUT menjadi momentum untuk selain berbenah juga mengencangkan ikat pinggang dan merapatkan barisan untuk bersama menjaga dan membangun IKG,” jelasnya. (r/red)