Melalui Capacity Building, BPS Sumut Kembangkan SDM dan Skill Secara Berkesinambungan

14

MEDAN ketikberita.com | Pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus dikawal karena kualitas SDM itu menjadi salah satu core atau inti dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebab menyangkut kualitas data. Di dalam membangun kualitas data itu sangat dibutuhkan aset dan aset yang terbesar itu adalah SDM. Baik dari perencanaan, pengolahan data sampai petugas di lapangan memang harus dibangun, dilatih dan memiliki standar kompetensi dan kemampuan yang sama di seluruh Indonesia.

“Di Sumut tentu BPS Sumut bertanggung jawab untuk mengembangkan SDM dari waktu ke waktu dan menambah skill secara berkesinambungan. Salah satunya melalui Capacity Building seperti ini. Dan dalam acara ini ada penguatan terkait soft skill sehingga kemampuan SDM kita bertumbuh dari waktu ke waktu,” kata Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, pada Capacity Building Pengembangan SDM dalam Rangka Peningkatan Kinerja, di Gedung BPS Sumut, Rabu (24/4/2024).

Terkait pengembangan soft skill, kata Hasan, dalam perkembangannya dilakukan secara lebih luas. “Hari ini contohnya kita hadirkan psikolog sehingga kita punya satu disiplin ilmu yang baru terkait bagaimana memandang secara luas tugas kita. Karena itu dibutuhkan oleh kita untuk mengenal responden dengan baik. Apalagi saat kita berhubungan dengan berbagai institusi. Karena data-data itu bisa dari industri, rumah tangga, UMKM dan lainnya,” katanya.

Menyangkut target 2024, Hasan mengatakan targetnya lebih baik dari 2023. Ada evaluasi dan tahun ini juga ada kegiatan besar yakni kelanjutan Sensus Pertanian 2023 (SP2023) yakni Survei Ekonomi Pertanian. Pelaksanaan di pertengahan tahun ini. “Sekarang sedang dalam tahapan utama persiapan tahapan intruksi utama dan instruktur nasional. Nanti akan disosialisasikan juga pelaksanaannya,” kata Hasan.

Dia pun berharap kepada pegawai Statistik yang hampir 1.000 orang dan tersebar di seluruh Sumatra Utara harus belajar terus meningkatkan kompetensi agar bisa menjawab tantangan yang lebih besar ke depannya.

Pada kegiatan tersebut, BPS juga mengundang purna bakti. “Karena tema terkait psikologi makanya kita undang purna bakti. Tentu kehadiran mereka juga untuk berbagi ilmu atau pengalaman. Kita harus sinergikan dan integrasikan karena hari ini juga ada halal bilhalal sehingga jadi ada value dari kegiatan itu untuk pegawai BPS,” kata Hasan.

Pemateri Rizty Desta Mahestri Ginting dalam pemaparannya mengungkapkan terkait isu umum yang dihadapi karyawan dan pascapensiun. “Kalau karyawan biasanya terkait komunikasi dan hubungan dengan rekan kerja, job security dan pertumbuhan karier, terjadi konflik dengan rekan kerja dan atasan. Sementara yang dihadapi pasca pensiun adalah retirement syndrome,” katanya. (red)