DMC Bersama Dompet Dhuafa Singgalang Bantu Percepatan Penanganan Pasca Erupsi Gunung Marapi

157

AGAM (Sumbar) ketikberita.com | Disaster Manajemen Center (DMC) Dompet Dhuafa melalui Dompet Dhuafa Singgalang sejak Minggu, (03/12) telah menerjunkan personel sebagai tim assesment guna mengecek dan mengumpulkan informasi terkait situasi terkini dan hal apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu warga sekitar yang saat ini masih dalam keadaan darurat.

Imbas dari erupsi di Gunung Marapi, Sumatera Barat pada Minggu (03/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB., tim DMC Dompet Dhuafa telah membagikan sejumlah masker kepada warga sekitar Gunung Marapi dan juga anak-anak untuk menghindari risiko penyakit pernafasan yang mungkin akan dialami ketika abu vulkanik terus keluar.

Selain itu tim juga membuka Pos Hangat yang berlokasi di Jalur Pendakian Gunung dan telah memberi manfaat bagi 40 jiwa.

Tidak hanya itu, Tim DMC Dompet Dhuafa juga terlibat dalam proses evakuasi bersama dengan tim gabungan yang berasal dari lintas tim rescue guna menyisir dan menemukan penyintas erupsi yang masih belum ditemukan.

“Tim menuju titik pencarian Gunung Marapi bersama tim relawan gabungan,” lapor Rizky Ilham Hidayat selaku tim Dompet Dhuafa Singgalang dari lokasi.

Anak-anak dan lansia sekitar Gunung Marapi yang merupakan kelompok rentan terus terancam dampak dari abu vulkanik erupsi yang bisa saja akan menimbulkan penyakit ISPA jika tidak ditangani dengan serius dan dilakukan antisipasi dengan baik. Kawan Baik, Mari rapatkan barisan dan panjatkan doa untuk penyintas erupsi Gunung Marapi.

Sampai berita hari ini dirilis pada Selasa (05/12/2023) dampak dari erupsi tersebut telah memakan sekitar 11 Korban jiwa, 49 terluka, dan selebihnya masih dalam proses evakuasi dan pencarian oleh tim respon bencana.

BNPB setempat telah memberikan himbauan juga kepada warga di sekitar Gunung Marapi untuk menjauh dan mengungsi sementara demi keselamatan dan pencegahan jika terjadi erupsi-erupsi lanjutan.

Batas aman yang ditetapkan oleh BNPB dari darurat erupsi Gunung Marapi sendiri adalah radius 3 KM.

Proses pencarian terhadap penyintas erupsi yang hilang juga masih terus dicari termasuk beberapa pendaki yang kemungkinan masih terisolasi kawah dari erupsi yang sudah menyelimuti nyaris seluruh bagian Gunung Marapi.

Akibat dari erupsi sendiri belum berhenti, terpantau hujan abu vulkanik masih terjadi di wilayah kabupaten Agam dan Tanah datar yang merupakan area terdekat dari lokasi bencana erupsi.

BNPB setempat mengabarkan jika warga sekitar area erupsi saat ini sangat membutuhkan masker untuk mengantisipasi ISPA akibat abu vulkanik erupsi yang masih muncul.

Berdasarkan data yang dihimpun, dampak yang ditimbulkan pada kejadian erupsi Gunung Marapi tidak hanya sebaran hujan abu vulkanik saja namun juga hujan abu yang disertai batu. Adapun wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik mencakup empat wilayah kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek dan Malalak.

“Wilayah yang dilaporkan terdampak hujan abu disertai batu terjadi di kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek,” tulis dalam rilis resmi BNPB. (r/red)

Artikulli paraprakQolaQ Foundation: Era Baru Proteksi Kesehatan dan Jiwa
Artikulli tjetërAnggota DPRD Minta Tertibkan Perizinan Bangunan Agar PAD Meningkat