Bupati Mursil: Kita Masih Belum Islami

310

ACEH TAMIANG ketikberita.com | Bupati Aceh Tamiang, H Mursil menegaskan, bahwa dirinya belum berhasil menjadi bupati. Pasalnya, belum sepenuhnya program kerja yang tertuang dalam visi dan misinya dapat dilaksanakan selama kepemimpinannya yang sudah hampir berakhir.

“Masa kepemimpinan saya hanya tersisa lebih kurang 10 bulan lagi, saya menilai gagal, belum berhasil melaksanakan visi-misi. Ini terutama terkait visi-misi Meningkatkan Kualitas Pengamalan Syariat Islam dengan Upaya-Upaya Keteladanan dan Pengembangan Budaya Islami,” kata Bupati di hadapan para pengurus MPU Aceh Tamiang dan Dekan FUAD IAIN Langsa dalam kegiatan penandatanganan Nota Kesepakatan antara kedua lembaga tersebut, Kamis (27/1/22) di aula Setdakab.

Dicontohkan Mursil, dalam penerapan Syariat Islam di Bumi Muda Sedia belum sepenuhnya Islami, tampak dari masih banyak masuknya laporan perbuatan yang menyalahi norma-norma agama yang terjadi di wilayah Aceh Tamiang.

“Padahal sudah banyak program keagamaan yang dilaksanakan pemkab,” ujarnya.

Menurut Bupati Mursil, salah satu program keagamaan yang dilakukan seperti Maghrib Mengaji bagi anak-anak di setiap kampung. “Namun, kita sayangkan ada masjid yang menolak, tidak boleh dipakai untuk program ini dilaksanakan di masjid, dengan alasan kotor dan anak-anak ribut,” sebutnya.

Padahal, kata Bupati, anak-anak yang ribut itulah yang kelak memakmurkan mesjid, bukan yang tak pernah ke mesjid.

Disebutkan, sekarang ini banyak bangunan masjid dibangun megah, “Tapi siapa yang memakmurkannya?” cetus Bupati Mursil. Karenanya, ia meminta para orang tua untuk membiasakan diri mengajak anak-anaknya solat berjamaah di mesjid. Ia juga meminta para pengurus mesjid dan para orang tua untuk memaklumi bila mendapati anak-anak yang bermain atau berlarian di dalam mesjid.

“Kita pun dulu begitu sewaktu kecil, ribut, main-main, lari kesana-kesini, bergelut di mesjid. Tapi itu biasa. Kelak, mereka yang ribut di dalam mesjid itulah yang memakmurkan mesjid. Karena sedari dini, sudah mengakrabi mesjid sebagai tempat mainnya,” timpalnya lagi.

“Belum lagi, kita melihat para remaja-remaja berkeliaran hingga tengah malam dan tidak ada yang berani menegurnya,” kata Bupati Mursil seraya mengutarakan, kondisi seperti ini mengesankan kontrol sosial di lingkungan masyarakat sudah tidak ada lagi.

“Inilah tanggungjawab kita bersama, termasuk IAIN, MPU Aceh Tamiang serta Kementerian Agama,” tegas Mursil.

Kini waktu tersisa hanya beberapa bulan lagi, namun Aceh Tamiang masih belum nampak Islami.

“Masih ada petugas Satpol PP dan WH melakukan halo-halo (mengumumkan -red) pada saat shalat Jum’at dan waktu ibadah lainnya untuk sementara meninggalkan aktivitas. Bila daerah kita sudah sepenuhnya Islami, maka tidak perlu ada lagi petugas yang menyampaikan pengumuman melalui pengeras suara pada kendaraan operasional,” terang Mursil.

Oleh karena itu, momentum kerjasama antara Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Langsa dan MPU Aceh Tamiang dengan kajian-kajian yang dilaksanakan dapat disebarluaskan ke publik, baik melalui tatap muka serta siaran langsung media radio di Aceh Tamiang maupun media lainnya.

“Bahkan kajian–kajian tentang agama Islam bisa digelar secara terbuka bagi masyarakat umum sehingga masyarakat dapat menyampaikan pertanyaan dan dijawab secara langsung,” pinta Bupati Mursil.
Pelaksanaan kajian tentang hukum-hukum Islam terbuka untuk umum dinilai penting sehingga dapat menimalisir perdebatan di tengah-tengah masyarakat.

“Saya minta pada MPU Aceh Tamiang program kerjasama ini bisa berlangsung dengan kontinyu, meskipun saya tidak lagi jadi bupati nantinya, itu adalah inovasi baru yang dilaksanakan MPU Aceh Tamiang,” pungkas Mursil. (ABS)