MEDAN ketikberita.com | Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2024 terakselerasi 4,5-5,3 persen (yoy) melebihi realisasi pertumbuhan tahun 2023 sebesar 5,01 persen dan tahun 2022 sebesar 4,73 persen (ypy).
Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara IGP Wira Kusuma mengatakan hal itu kepada wartawan dalam Bincang Bareng Media (BBM) di Medan Selasa (30/4/2024) siang.
Menurutnya, faktor pendorong ekonomi Sumut tahun 2024 diantaranya optimisme permintaan domestik yang tetap kuat. Permintaan sawit domestik yang tetap tinggi
seiring berlanjutnya program hilirisasi industri B35 dan B40. Prospek investasi Sumut yang tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi global, penyelenggaraan Pemilu 2024 dan PON Sumut. Kemudian berlanjutnya program perlindungan sosial Pemerintah.
Namun masih ada faktor risikio ekonomi Sumut 2024 seperti pembatalan beberapa proyek PSN 2024. Konflik geopolitik global berkelanjutan yang mendisrupsi rute perdagangan global dan perekonomian negara mitra dagang antara lain Tiongkok yang belum pulih.
Ia menambahkan ekonomi Sumut diprakirakan tetap kuat pada triwulan I-2024. Hal ini didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat Sumut, indeks penjualan riil, kinerja konstruksi seiring dengan pemulihan penyaluran kredit ke sektor konstruksi, dan permintaan ekspor dan domestik.
Dari sisi pergerakan harga pada Maret 2024, inflasi Nasional meningkat, namun terjaga dalam kisaran sasaran. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 tercatat sebesar 3,05 persen (yoy) meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 2,75 persen (yoy) namun masih berada dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen.
“Pertumbuhan ekonom Sumut khususnya dan Indonesia umumnya diprakirakan tetap kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian global,” tegas Wira
Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2024 mencapai 3,1 persen. Pertumbuhan ekonomi terutama ditopang kinerja ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan sejalan dengan konsumsi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 dan II-2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan IV-2023. Hal ini didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan Ramadhan dan Idul Fitri 1445H.
“Juga investasi bangunan yang lebih tinggi dari prakiraan ditopang oleh berlanjutnya proyek strategis nasional di sejumlah daerah,” ujarnya. (red)