Hakekat Natal itu Kita Harus Menunjukkan Sikap Karakter dan Pola Pikir yang Baru

400

MEDAN ketikberita.com | Makna Natal tahun ini adalah dimana anak-anak muda itu harus dilahirkan kembali, dimana pada saat itu hidup mereka berdosa dan anak-anak muda sekarang sering mengakhiri hidupnya. Kata Rebound yang dilahirkan kembali untuk membangkitkan kembali harapannya.

Kita yang berdosa tidak layak mati dengan mengakhiri dengan kehidupan kita, karena Tuhan sendiri itu menebus dosa kita, supaya dapat kehidupan yang kekal, untuk masuk kedalam kerajaan Surga. Dengan adanya kita dilahirkan kembali untuk mempunyai sikap yang baru, jadi anak-anak muda tidak lagi dikuasai oleh memabukan, pesta pora, perbuatan seksual, disinilah kita anak-anak muda harus menunjukkan sikap karakter yang baru.

Baik itu perkataan maupun perbuatannya, dan perkataan nya itu membangun dan memberikan motivasi, untuk memberikan semangat kepada orang-orang, bahkan pikirannya pun tidak berdosa lagi. Dan kalau bisa harus berguna bagi banyak orang atau menjadi Berkah bagi banyak orang, dan bukan hanya lingkup kepada orang kristiani tapi harus kepada seluruh lingkungan di luar Kristen sendiri.

Kita harus membawa para jemaat kita mempunyai Pola Pikir yang baru. Jadi terus terang di Negara Indonesia ini kurang maju bukan kurang pintar, banyak orang pintar di Indonesia, tapi banyak manusia tidak takut Tuhan. Banyak manusia tahu bahwa Tuhan itu ada, tapi mereka tidak mau menghadirkan kehidupan nya. Kita jangan bicara sukses dalam karir akan tetapi hidup nya tidak berkah. Makanya saya bermimpi anak-anak muda untuk 10 tahun kedepan bisa menjadi Pemimpin yang berbeda. Hal tersebut diungkapkan Pendeta Chip Suripto STT Berea Salatiga Sabtu (10/12/202) di gereja GSJA.

Lanjut Pendeta Chip bahwa Natal secara Hakikatnya adalah begitu Tuhan itu cinta kepada manusia, ketika manusia itu belum ada keinginan untuk bertobat, yaitu memutus Tuhan yang tunggal, agar bisa diselamatkan. Sebenarnya hari Natal ini tidak merayakan Ulang Tahunnya, tapi mengenang Kasihnya. Jadi kalau kita orang Nasrani menghayati Natal itu adalah bukti Cintanya Tuhan kepada manusia, dia tidak merayakan itu tidak dengan pesta pora, tapi bagaimana dia menghayati kembali kalau kita itu masih banyak dosa.

Lanjut Pendeta Chip justru dengan dosa itu, Tuhan itu datang, ketika orang sadar ketika Tuhan datang karena banyak Dosa, tidak mungkin dia merayakan dengan berbuat dosa, dengan cara mabuk-mabukan. Nah itulah yang saya tanamkan dengan generasi muda sekarang. Jadi Natal bukan hanya dilihat meriahnya acara, tapi bagaiman hidup kita ini jadi baru. Tapi kalau saya melihat para orang tua, mereka bukan merayakan Natal tapi mereka merayakan Pesta Natal.

Lanjut Pendeta Chip untuk cara merubah bagaimana memanaj Kekristenan itu merubahnya dari Generasi Muda. Jadi kalau anak Muda sudah ditanamkan sesuatu jalan yang benar, maka mereka mudah-mudahan akan berjalan dengan benar.

Ditanya wartawan kenapa anak-anak Milineal Nasrani itu kok nama Gerejanya aja tidak tau, bahkan nama Pendeta sendiri nya juga tidak tau, bagaimana merubah Pola Pikirnya sehingga mereka jadi tahu. Pendeta Chip mengatakan bahwa di Kekristenan itu adalah istilah tertanam, artinya dia menetap di sebuah gereja, anak milenial sekarang tidak mempunyai konsep yang namanya Tertanam. Karena Konsep tertanam itu sangat penting. Karena yang namanya Tertanam itu kita mendapatkan pengajaran yang satu, jangan suka pindah-pindah gereja.

Makanya saya tanamkan kepada anak-anak Milenial bahwa Gereja itu kalian pandang harus seperti sekolah. Kita tidak bisa sekolah di sini dan besok sekolah ditempat lain. Karena orang yang seperti itu suka berpindah-pindah Gereja, ilmunya tidak pernah bertambah, jadi tidak pintar. Begitu juga di Kristen kalau Rohani nya meningkat, dia harus mengerti artinya Tertanam.

Lanjut Pendeta Chip contohnya di Gereja GSJA kita mendengarkan Kotbah, maka di Gereja inilah yang Tertanam. Dan kenapa saya bergaya sepertinya, memakai Jeans dan sedikit Fashionable serta sedikit Ganteng, karena saya tidak menunjukkan kalau saya itu seorang Pendeta, jadi kalau orang ketemu saya mereka tidak tahu kalau saya Pendeta, karena saya lebih mementingkan hubungan,sehingga ketika saya berhubungan dengan anak-anak Sekolah dan Kuliah.

Mereka merokok dan lain sebagainya,saya tetap masih diterima, tapi saya cepat meluruskan, makanya saya menjaga hubungan itu. Makanya kita ini sebagai Jemaat jangan jadi “Jemaat Jalan-jalan. (SAID KAMAL AL-HABSY S. SOS/DEWA)

Artikulli paraprakAfif Abdillah: Saya tidak Pernah Mejanjikan Bisa Menyelesaiakan Masalah, Tapi Menjanjikan Memperjuangkan Masalah Ini Sampai Titik Perjuangan Saya
Artikulli tjetërAspan Sopian Batubara: Jadikan Semangat Natal Menjadi Berkarakter, Berkhidmat, Berintegritas dan Bermatabat