JAKARTA ketikberita.com | Di tengah dinamika makroekonomi dan ketidakpastian global saat ini, pasar modal Indonesia masih menunjukkan daya tarik. Hingga 2 September 2025, tercatat 22 perusahaan baru telah berhasil melaksanakan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari total pencatatan tersebut, total dana yang berhasil dihimpun mencapai lebih dari Rp10 triliun.
Namun, di balik angka tersebut terlihat fakta menarik mengenai sektor-sektor yang mendominasi baik dari sisi besaran dana yang berhasil dihimpun, maupun dari sisi jumlah perusahaan tercatat. Data menunjukkan bahwa sektor dengan jumlah perusahaan terbanyak tidak selalu menjadi sektor dengan penghimpunan dana terbesar.
Dari sisi jumlah dana yang dihimpun, sektor infrastruktur menempati posisi puncak. Dengan total 2 perusahaan tercatat dari sektor ini, perolehan dana dapat diraih sebesar Rp2,63 triliun. Kontribusi terbesar datang dari PT Chandra Daya Investasi Tbk yang berhasil menghimpun dana hingga Rp2,37 triliun melalui IPO sejak tercatat pada 9 Juli 2025. Angka tersebut menjadikan PT Chandra Daya Investasi Tbk sebagai perusahaan tercatat dengan penghimpunan dana terbesar sepanjang tahun berjalan. Sementara itu, satu perusahaan lainnya dari sektor infrastruktur yang juga berhasil mencatatkan sahamnya adalah PT Hero Global Investment Tbk sebesar Rp260 miliar.
Posisi kedua diikuti oleh sektor consumer non-cyclicals dengan total dana yang dihimpun mencapai sekitar Rp2,46 triliun. Angka ini sebagian besar berasal dari IPO PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk yang berhasil menghimpun dana Rp2,042 triliun pada 25 Maret 2025. Perusahaan lain dari sektor ini, seperti PT Fore Kopi Indonesia Tbk dan PT Raja Roti Cemerlang Tbk pun turut berkontribusi meski dengan nilai dana dihimpun yaitu masing-masing Rp353 miliar dan Rp61 miliar.
Sektor properties & real estate berada di urutan ketiga dengan total dana dihimpun sebesar Rp2,45 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari PT Bangun Kosambi Sukses Tbk yang menghimpun Rp2,30 triliun melalui IPO pada 13 Januari 2025 dan ditambah Rp145 miliar dari PT Kentanix Supra International Tbk.
Dengan demikian, dari tiga sektor tersebut, yaitu infrastruktur, consumer non-cyclicals, dan properties & real estate secara kolektif telah menyumbang lebih dari Rp7,5 triliun atau sekitar 72,5% dari total dana IPO yang terkumpul sepanjang tahun 2025.
Melihat dari sisi jumlah perusahaan tercatat, sektor healthcare mendominasi jumlah pencatatan terbanyak dengan total pencatatan empat perusahaan baru di BEI sepanjang tahun ini. Sektor healthcare tersebut terdiri dari PT Medela Potentia Tbk (MDLA), PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH), dan PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT).
Total dana yang berhasil dikumpulkan dari keempat perusahaan tercatat ini mencapai sekitar Rp900 miliar. Kehadiran sektor kesehatan dalam jumlah signifikan menunjukkan bahwa industri kesehatan dalam arti luas tetap menjadi fokus strategis bagi perusahaan maupun investor pascapandemi.
Selain sektor yang disebutkan sebelumnya, terdapat sektor lain yang turut meramaikan IPO dan pencatatan saham di BEI sepanjang 2025. Sektor basic materials dan consumer cyclicals masing-masing juga menghadirkan tiga perusahaan, dengan dana terhimpun sekitar Rp436 miliar dan Rp292 miliar.
Dari sektor Energi, dua perusahaan berhasil menghimpun Rp825 miliar, sementara sektor keuangan juga menambah dua perusahaan dengan total dana Rp262 miliar. Adapun sektor transportasi & logistik menyumbang satu perusahaan dengan perolehan dana sekitar Rp141 miliar. Meskipun kontribusi dana dari sektor-sektor tersebut relatif lebih kecil, keberadaan sektor lain juga menambah warna sekaligus memperkaya keragaman profil perusahaan tercatat di BEI pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, tren IPO tahun 2025 menunjukkan bahwa sektor infrastruktur menjadi motor utama penghimpunan dana, sementara sektor healthcare tampil dominan dari sisi jumlah perusahaan tercatat. Kombinasi kekuatan sektor-sektor besar dan partisipasi berbagai industri lainnya mencerminkan ketahanan serta daya tarik pasar modal Indonesia di tengah kondisi global yang dinamis. Hal ini sekaligus menegaskan peran BEI sebagai wadah strategis bagi perusahaan untuk bertumbuh dan bagi investor untuk memperluas investasi. (r/TBI)