Siapkan Tubuh Sehat dan Bugar agar Siap Berpuasa

887

JAKARTA ketikberita.com | Bulan puasa tentu dinantikan oleh segenap umat muslim. Penantian ini ditandai dengan sejumlah persiapan. Salah satunya mempersiapkan fisik agar saat menjalankan ibadah puasa, badan tetap kuat dan sehat. Manager Medical Underwriter Sequis, dokter Fridolin Seto Pandu menyarankan agar masyarakat mempersiapkan tubuh sebelum menjalankan ibadah puasa dengan mengubah pola hidup ke arah yang lebih sehat.

“Selama satu bulan, tubuh akan berada dalam kondisi tidak makan & tidak minum selama 12 jam. Walaupun kebiasaan ini sudah dilakukan sejak kecil tapi mengingat kesehatan bersifat tidak konstan, ada saja yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan seiring usia dan gaya hidup sehingga sebelum bulan puasa sebaiknya persiapkan tubuh agar tetap kuat dan sehat saat berpuasa.

Persiapan kesehatan dapat dimulai dengan melakukan medical check up untuk mengetahui apakah kita memiliki penyakit komorbid atau tidak. Jika didapati memiliki komorbid, seperti diabetes, hipertensi, asam urat, kolesterol sebaiknya konsultasikan penyakit tersebut pada dokter dan sampaikan niat berpuasa tersebut,“ saran dr. Fridolin.

Selain medical checkup, dr.Fridolin juga menyarankan agar mengubah beberapa pola hidup, seperti jam tidur, makan, olahraga untuk meminimalkan keluhan kelelahan dan gangguan sakit lainnya saat berpuasa. “Pola hidup sehat harus dilatih dan dibiasakan karena tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi. Menjalankan pola hidup sehat sesungguhnya baik untuk memaksimalkan imun tubuh.

Jika selama ini Anda jarang atau belum menjalankannya, masih ada kesempatan sebelum sampai ke bulan puasa. Nantinya, jika tubuh sudah terlatih, tetaplah menjalankan pola hidup sehat bahkan setelah tidak lagi bulan puasa,” imbuh dr. Fridolin.

Beberapa tips hidup sehat jelang puasa dari dr. Fridolin, dimulai dengan mengatur pola tidur, yaitu membiasakan tidur jam 9 atau 10 malam dan bangun subuh. Jika Anda berkesempatan dapat tidur siang maka beristirahatlah sekitar 30 menit. Atur ritme kerja dan aktivitas saat pagi dan siang agar tubuh dapat beristirahat tepat waktu saat malam hari sehingga saat bangun subuh pun tidak merasa lelah. Kebiasaan ini tentu sangat baik agar nanti saat berpuasa, umat muslim tidak terlewat untuk sahur dan menjalankan sholat subuh.

Saran dr. Fridolin selanjutnya adalah memperhatikan asupan. Mulai dengan mengurangi konsumsi daging olahan dan makanan siap saji. Membiasakan diri untuk sarapan dan tidak terlambat makan siang juga baik dilakukan. Rutin mengonsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung serat untuk melancarkan metabolisme tubuh agar tidak mengalami sembelit.

Ada baiknya juga mengurangi kebiasaan ngemil karena tubuh dapat merasa kenyang sesaat hingga mengganggu pola makan. Kebiasaan ngemil juga dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh yang berhubungan dengan resistensi insulin yang dapat mengganggu metabolisme gula. Dengan asupan sehat dan membiasakan tubuh tidak sering ngemil maka saat buka puasa, tubuh sudah terbiasa tidak harus mengonsumsi cemilan manis dan lezat.

Tips berikutnya dari dr. Fridolin adalah membiasakan tubuh sering bergerak. Lakukan olahraga secara rutin dengan intensitas ringan hingga sedang, seperti jogging, jalan cepat, yoga. Mereka yang rutin berolahraga akan mendapat bonus tubuh lebih bugar, dapat berpikir lebih jernih, dan mudah beristirahat. Jika nanti bulan puasa, lakukan olahraga jelang berbuka atau beberapa saat setelah berbuka.

Tips terakhir adalah persiapkan jaring pengaman finansial jika terjadi serangan sakit. Jaring pengaman finansial tersebut adalah asuransi kesehatan karena dengan memiliki asuransi kesehatan maka pasien leluasa mengakses layanan kesehatan yang berkualitas tanpa terkendala biaya pengobatan.

“Puasa memang memberi banyak manfaat sehat, seperti membakar lemak jahat, detoksifikasi tubuh, hingga meningkatkan kinerja otak. Tetapi, bagi sebagian orang bisa lebih mudah sakit karena kurang cairan dan tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi. Menjalankan puasa pada musim pancaroba dalam masa pandemi, tubuh rentan terserang penyakit.

Saat sakit datang jangan dibiarkan, segera konsultasikan ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat. Jika dokter menyarankan untuk rawat inap berarti diperlukan pemantauan khusus dan pengobatan yang tidak cukup hanya dengan obat-obatan oral. Saat dinyatakan boleh pulang pun, biasanya pasien tetap dipantau melalui rawat jalan pascarawat inap agar kesehatan benar-benar pulih.” sebut dr. Fridolin.

Siapapun tidak ingin sakit tapi sakit tidak dapat dihindarkan. Membiarkan penyakit tanpa diobati berpotensi membuat penyakit menyebar dan memperburuk kondisi pasien. Pengobatannya pun akan semakin lama dan mahal. Dengan memiliki asuransi kesehatan maka pasien dapat segera mendapatkan pengobatan medis dan bisa mendapatkan kamar rawat yang nyaman sesuai plan asuransi yang dipilih nasabah.

Namun, sayangnya masih banyak masyarakat menunda melindungi dirinya dengan asuransi kesehatan karena kurang memiliki pengetahuan bahwa asuransi kesehatan berperan penting dalam memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian finansial karena harus membayar biaya pengobatan.

Head of Digital Channel Sequis Antonius Tan mengatakan kebanyakan masyarakat menunda memiliki asuransi kesehatan karena merasa jarang sakit dan tubuh masih sehat, merasa repot jika harus melakukan pemeriksaan kesehatan tapi malah berujung ditolak sebagai nasabah, merasa rumit memahami penjelasan asuransi, atau tidak mampu membayar premi secara rutin karena keterbatasan finansial, juga khawatir saat mengajukan klaim malah ditolak oleh perusahaan asuransi.

“Saat mempersiapkan pengelolaan keuangan baik menabung atau berinvestasi tentu diperuntukkan untuk keperluan masa depan, seperti dana pendidikan, meningkatkan kesejahteraan hingga persiapan pensiun. Sangat sayang jika dana tersebut harus habis seketika karena harus dialihkan untuk biaya pengobatan. Kita tahu bahwa mengakses layanan kesehatan yang baik memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biasanya saat butuh dana pengobatan barulah kita menyesal tidak berasuransi sedari dulu. Sayangnya, saat sudah divonis sakit apalagi penyakit kritis akan sulit untuk mengajukan asuransi,” ujar Anton. (r/er)

 

Dalil menunda memiliki asuransi kesehatan dijawab Anton dengan menyarankan sebaiknya masyarakat mencari alternatif perlindungan kesehatan melalui asuransi online. “Asuransi kesehatan online dapat diakses pada website Super You by Sequis, Anda hanya butuh beberapa menit untuk mengisi data dan menjawab pernyataan kesehatan yang sederhana. Anda pun dapat menentukan sendiri pilihan produk serta manfaatnya sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial Anda,” sebut Anton.

 

Anton juga menepis soal pengajuan klaim yang diyakini oleh sebagian orang sering ditolak oleh perusahaan asuransi. “Selama nasabah mengisi pernyataan kesehatan dengan jujur dan pengajuan klaim sesuai dengan ketentuan polis maka Sequis akan menjalankan pembayaran klaim sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku,” sebut Anton. Katanya, agar tidak terjadi kesalahpahaman maka saat diterima sebagai nasabah, pelajari dulu isi polis dengan teliti sebab di mata hukum nasabah yang sudah menerima polis asuransi dianggap telah mengetahui manfaat, limit perlindungan, serta pengecualian yang terdapat dalam polis.

 

Kemudahan pengajuan asuransi secara online juga diikuti dengan premi yang relatif murah bahkan dengan pendapatan UMR seharusnya masyarakat sudah bisa mengakses asuransi kesehatan ini. ”Berasuransi lah selagi masih muda, produktif, dan sehat sebab premi akan lebih murah dan tidak sulit mengajukan asuransi. Tidak rugi memiliki asuransi kesehatan sebab berguna sebagai jaring pengaman finansial Anda di masa depan,“ tambah Anton

 

Menutup penjelasannya, Anton mengatakan bahwa pada Super You by Sequis, tersedia asuransi kesehatan dengan premi murah bahkan nilai premi dan manfaatnya dapat ditentukan sendiri oleh nasabah. “Dengan premi yang murah, nasabah tidak hanya mendapat manfaat kamar perawatan, namun Super You sudah menanggung biaya lainnya, seperti biaya perawatan menyeluruh, perawatan pascarawat inap hingga berbagai terapi medis, seperti fisioterapi, terapi wicara, dan terapi okupasi per kunjungan. Nasabah dan keluarga juga tidak terbebani dengan kewajiban menyediakan uang tunai dahulu sebelum opname karena sistem tagihan rumah sakit sudah bisa dilakukan dengan cara cashless,” tutup Anton.

Artikulli paraprakLaga Terakhir Bali United, Gubernur Bali Izinkan Suporter Hadir
Artikulli tjetërWabup: Juru Dakwah Harus Miliki Karakter Etika Berdakwah