Penyebab Deflasi di Kota Medan, Salah Satunya Minyak Goreng

419

MEDAN ketikberita.com | Walau masih di atas harga eceran tertinggi (HET), selama bulan Februari 2022 harga semua jenis minyak goreng (migor) di Kota Medan mengalami penurunan dibanding sebelumnya. Penurunan harga migor dan sejumlah komoditas lainnya ini dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut sebagai salah satu penyebab deflasi di Kota Medan.

“Komoditas utama penyumbang deflasi selama Februari 2022 di Medan antara lain minyak goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, cabai rawit, ikan dencis, dan ikan tongkol atau disebut ikan ambu-ambu,” kata Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin M.Stat (foto), dalam paparannya secara daring, Selasa (1/2/2022).

Nurul mengatakan, dari 24 kota yang dicatat dalam indeks harga konsumen (IHK) oleh BPS untuk Pulau Sumatera, ada 18 kota yang tercatat mengalami deflasi.

Deflasi tertinggi, sebutnya, terjadi di Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung (Babel) sebesar 2,08 persen dengan IHK sebesar 109,20 dan terendah di Kota Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 107,54.

Hasanudin mengungkapkan, deflasi yang dialami kota Medan terjadi karena adanya penurunan harga dari lima kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,82 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, kelompok transportasi sebesar 1,09 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen.

“Kota lain di Sumatera Utara yang mengalami deflasi selain kota Medan adalah Kota Sibolga, yakni sebesar 0,21 persen,” ujar Hasanudin.

Sekadar informasi, Nurul Hasanudin adalah pimpinan baru BPS Sumut menggantikan Dr.H Syech Suhaimi yang telah memasuki masa pensiun dan kini aktif menjadi akademisi di Universitas Sumatera Utara (USU). (r/red)