Pentingnya Peran Semua Pihak Terkait Antisipasi Cuaca Dinamis dan Ekstrem di Sumut

180

MEDAN ketikberita.com | Mengantisipasi cuaca dinamis dan ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera Utara (Sumut), instansi terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan lainnya sangat diharapkan perannya. Mulai dari perkiraan, kesiapsiagaan hingga penanggulangan terkait bencana.

Hal itu terungkap dalam Dialog Publik TVRI Stasiun Medan Bertama Antisipasi Dalam Menghadapi Cuaca Ekstrem di Sumut yang terselenggara atas kerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut. Siaran yang dipandu pembawa acara Keriawan Sembiring itu, menghadirkan narasumber Yosi Sukmono selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logsitik BPBD Sumut dan Budi Prasetyo, Fungsional Ahli Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda, Balai BMKG Wilayah Medan, di Studio TVRI Sumut Jalan Putri Hijau Medan, Jumat (5/5).

Dalam dialog tersebut, pembawa acara membuka pertanyaan seputar kondisi cuaca panas yang melanda sebagian besar wilayah Sumut dalam dua bulan terakhir, tetapi juga sempat berubah secara cepat dalam tempo beberapa jam. Seperti yang baru saja terjadi di kawasan Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang pada akhir pekan lalu, dimana curah hujan tinggi di wilayah hulu sungai, menyebabkan bencana banjir bandang di pemandian alam Sembahe dan sekitarnya.

Dalam kondisi itu, Yosi Sukmono menyebutkan pentingnya langkah antisipasi yang diawali dengan kesiapsiagaan dalam hal penanganan cepat kebencanaan. Sebab bencana cenderung berulang di lokasi yang berdekatan. Karenanya diperlukan atensi serta peringatan dari lembaga terkait, termasuk dalam rangka pencegahan.

“Perlu kita tingkatkan kewaspadaan, sehingga peran itu tidak hanya dilakukan pada saat terjadi bencana. Kita melakukan evakuasi, bantuan logistik, atau informasi sebelum terjadi bencana itu (biasanya) bisa diperkirakan. Tentu ini harus diantisipasi,” kata Yosi.

Yosi kemudian mengaitkan antisiapsi tersebut dengan bencana banjir bandang yang terjadi di kawasan pemandian Sembahe akhir pekan lalu. Justru kejadian itu berlangsung saat cuaca pada pagi hingga siang hari tergolong cerah.

“Saya ambil contoh di Sembahe itu, informasi BMKG memang ada intensitas hujan meningkat. Tetapi ini agak unik, di ujung dan pangkal dari wilayah itu intensitas hujan tidak tinggi. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” sebutnya lagi.

Sebagai lembaga yang selalu dituntut kesiapsiagaaannya, Yosi menyebutkan bahwa BPBD senantiasa mengkondisikan seluruh perangkat seperti peralatan kebencanaan terutama petugas dalam kondisi siap. Sebab bencana bukan sesuatu yang diprogramkan atau sudah diketahui kapan dan dimana akan terjadi.

“Kita memastikan semua peralatan dalam kondisi baik, karena dilakukan pemeliharaan secara berkala. Ketika tidak ada bencana, kita lakukan simulasi berkala. Begitu juga yang kami sampaikan kepada BPBD kabupaten kota. Jadi ketika ada bencana, kita sudah siap. Sebagaimana yang dilakukan BPBD Deliserdang saat banjir bandang terjadi di Sembahe, tim dari Deliserdang langsung turun ke lokasi,” jelasnya.

Selain itu, Yosi juga mengingatkan kepada masyarkat untuk menjaga alam, dimana perusakan lingkungan menjadi satu pemicu terjadinya bencana. Sebab, jika keseimbangan terganggu, maka biasanya menimbulkan dampak buruk sejalan dengan pengrusakan yang terjadi.

Sementara dari sisi prakiraan cuaca dan antisipasi, Budi Prasetyo dari BMKG Wilayah Medan mengatakan bahwa suhu panas memang melanda Sumut, namun apa yang dirasakan dalam dua bulan terakhir, bukan termasuk suhu ekstrem. Karena kenaikannya tidak lebih dari 3’C, dari suhu rata-rata dalam lima tahun belakangan.

Adapun suhu panas dan kering yang melanda, merupakan siklus cuaca di wilayah tropis dua musim. Saat ini katanya, tutupan awan di Sumut, khususnya Kota Medan sangat kecil, dimana terpantau udara yang stabil dan kelembaban udara di wilayah lapisan atas cenderung kering, berkisar antara 28-60%.

“Proses pertumbuhan awan di wilayah Sumatera Utara, sangat tipis. Jadi cahaya matahari yang sampai kita rasakan, tidak ada penghalang, sehingga kita rasakan panas dan gerah. Apalagi kemarin kita rasakan saat puasa, terutama yang beraktifitas di luar ruangan,” jelasnya.

Sedangkan terkait perubahan kondisi cuaca yang cepat terjadi, dimana dalam beberapa hari, bahkan di hari yang sama, dari panas kemudian hujan, Budi menyebutkan itu sering terjadi. Sebagaimana yang telah dirasakan beberapa hari terakhir di Kota Medan dan sekitarnya, suhu cenderung dinamis.

“Kalau kita pantau hari ini suhu udara mulai normal. Karena dalam beberapa hari ini sudah terjadi hujan di sejumlah wilayah. Jadi tidak sepanas bulan lalu,” sebutnya.

Untuk perkiraan cuaca, Budi menjelaskan peran BMKG yang terus memperbaharui informasi melalui rilis prakiraan cuaca yang dirilis pada pagi hari untuk periode satu hari. Termasuk juga prediksi kondisi cuaca dalam sepekan, juga akan disampaikan, baik melalui situs, aplikasi BMKG maupun media sosial yang bisa diakses masyarakat.

“Biasanya kita rilis dari group whatsapp, insagram dan lainnya. Untuk masyarakat yang menginginkan hal tersebut, bisa melihat dari media info BMKG, atau aplikasi info BMKG,” katanya.

Dengan begitu katanya, masyarakat bisa lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem atau bahkan antisipasi bencana banjir atau longsor, terutama yang disebabkan intensitas hujan tinggi, seperti di wilayah dataran tinggi. Sehingga masyarakat yang cepat mengetahui informasi, atau prakiraan, bisa lebih antisipatif. (er)

 

Artikulli paraprakKodim 1416/Muna Bersama Polres Muna Silaturahmi dan shalat Jumat Berjamaah Serta Doa Bersama Untuk TNI-POLRI Bertugas Ops di Papua
Artikulli tjetërPererat Hubungan Mitra, Rekan Media Lakukan Silaturahmi