MEDAN ketikberita.com | Sebanyak 16 mesin pengolah sampah yang terbagi menjadi 9 jenis mesin diberikan Pemerintah Jepang ke bank sampah New Normal dibawah Yayasan Nuansa Alam Indonesia. Atas bantuannya ini Pemko Medan mengapresiasi Pemerintah Jepang karena telah peduli dan memberikan dukungannya terhadap penggiat sampah di kota Medan untuk mengolah sampah sehingga bernilai ekonomis.
Apresiasi ini disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution diwakili Kadis Lingkungan Hidup, Muhammad Husni, saat menghadiri serah terima mesin pengolah sampah dari Pemerintah Jepang kepada bank sampah di yayasan Nuansa Alam, jalan Ringroad pasar I, Gang Mekar Mulyo, Medan Selayang, Kamis (7/3/2024).
“Pemko Medan mengpresiasi dan berterima kasih kepada Pemerintah Jepang atas kepedulian terhadap mengatasi permasalahan sampah di Kota Medan dengan memberi sejumlah mesin daur ulang sampah untuk bank sampah New Normal yang nantinya akan menjadikan sampah bernilai ekonomis” kata Husni.
Menurut Husni, bantuan yang diberikan ini merupakan kepedulian masyarakat Jepang kepada Indonesia khususnya Kota Medan Sumatera Utara. Semoga mesin daur ulang sampah ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh bank sampah Yayasan Nuansa Alam Indonesia.
“Semoga bantuan mesin ini dapat dimanfaatkan bank sampah New Normal dan bank sampah lainnya. Mari kita jalankan amanah ini dengan baik dan buktikan bahwa kita mampu membangun tata kelola persampahan melalui para penggiat persampahan”, jelas Husni.
Dijelaskan Husni, keberhasilan Pemko Medan dibawah kepemimpinan Wali Kota Medan Bobby Nasution mendapatkan penghargaan Adipura tahun 2023, salah satunya karena bank sampah. Sebab berdasarkan aturan tiga puluh persen sampah yang dihasilkan dari suatu kota harus dikelola, tentunya pengelolaan sampah yang ada di kota Medan ini dilakukan oleh para penggiat melalui bank sampah.
“Oleh karena itu, pak Bobby Nasution terus mendorong penggiat bank sampah yang ada di kota Medan untuk dapat mengurus izin usahanya. Kami DLH Medan akan membantu dan memfasilitasi Bank sampah untuk mendapatkan perizinan agar legitimasi bank sampah lebih jelas. Dengan adanya izin tentunya bank sampah akan lebih mudah untuk mendapat bantuan dari pemerintah maupun pihak lainnya “, ujar Husni.
Husni menambahkan program prioritas pak Bobby Nasution diantaranya Medan Bersih, tentunya untuk mewujudkan diperlukan peran kita semua terkhusus penggiat persampahan yang ada di kota Medan melalui bank sampah. Artinya keberadaan penggiat persampahan ini dapat mengurangi sampah di hulu menjadi sampah yang produktif setelah menjalani proses daur ulang.
“Ayo kita bersama-sama fokus dalam mengolah sampah melalui bank sampah masing-masing. Sebab apapun jenis sampahnya kini sudah dapat diolah dengan spesifikasinya. Untuk bahan baku, DLH Medan memiliki sampah di TPA Terjun dan Namobintang. Tinggal kita memilih sampah apa untuk diolah dan didaur ulang”, sebut Husni.
Sebelumnya Konjen Jepang di Medan, Takonai Susumu mengungkapkan bantuan ini diberikan berlandaskan hubungan baik yang sudah terjalin antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia. Selain itu saat ini Pemerintah Jepang berfokus dalam penanganan sampah yang dapat didaur ulang, oleh karena itu kami Konjen Jelang di Medan harus mengikuti kebijakan yang dibuat di Tokyo.
“Fokus kami adalah lingkungan hidup , di Medan tentunya kami ingin berkolaborasi dengan Pemerintah Kota dan yayasan yang bergiat di bidang lingkungan hidup. Kami lihat bank sampah New Normal dibawah Yayasan Nuansa Alam Indonesia sangat antusias dan bersemangat dalam mengatasi permasalahan sampah di kota Medan, jadi kami nilai cocok diberikan bantuan Mesin Daur ulang ini”, jelas Konjen Jepang di Medan Takonai Susumu.
Sementara itu Yasra Afarizal, selaku Ketua Yayasan Nuansa Alam Indonesia yang mengelola bank sampah New Normal mengungkapkan dengan bantuan mesin daur ulang sampah dari Pemerintah Jepang ini, pihaknya menargetkan untuk pengembangan bisnisnya.
“Kita berharap dengan bantuan mesin pengolah sampah ini dapat meningkatkan tonase kolekting sampah di masyarakat untuk di daur ulang menjadi barang yang bernilai ekonomis. Selain itu mesin- mesin ini dapat digunakan oleh kawan- kawan dari bank sampah lainnya”, jelasnya.
Yasra menambahkan terdapat 16 mesin pengolah sampah dengan 9 jenis yang diberikan Pemerintah Jepang, diantaranya mesin pencacah plastik, mesin paving blok, mesin pencacah kompos, mesin penepung, mesin softbot, mesin mengayak sampah organik dan mesin pelet serta mesin pres.
“Selain dari Pemerintah Jepang, kami juga telah mendapatkan bantuan dari Pemko Medan sebanyak 2 unit mesin paving blok dan mesin pencacah plastik. Kami menilai Pemko Medan sangat serius dalam pengelohan sampah dengan membina bank sampah yang ada di Kota Medan”, pungkasnya.