Kursi Modal Sendiri, Ujian Bayar, Potret Dunia Pendidikan Di Lebak Wangi

607

SERANG (Banten) ketikberita.com | Sekolah merupakan salah satu sarana belajar yang dapat menentukan keberhasilan seorang anak dalam meraih cita-citanya, sekaligus keberhasilan kualitas pendidikannya. Namun bila tidak ditunjang dengan infrastruktur yang memadai di khawatirkan guru dan murid tidak dapat maksimal mengeluarkan potensinya dalam kegiatan belajar-mengajar.

Miris, mungkin kata itu yang pantas untuk mewakili suasana belajar mengajar di SDN LEBAK KEPUH 1, kecamatan Lebak Wangi kabupaten Serang,demi membela hak anaknya untuk turut serta dalam kegiatan belajar, orang tua murid rela membawa kursi sendiri untuk duduk anaknya dari kelas 1 sampai lulus.

Kesaksian ini datang dari orang tua murid yang enggan ditulis namanya, saat awak media sambangi kediamannya. Dirinya mengiyakan perihal harus beli kursi sendiri untuk duduk anaknya di ruang kelas, Rabu (26/01/2022).

“Benar pak,saya beli itu kursi di material untuk duduk anak saya, karena anak saya tidak kebagian kursi sekolah. Saya pesan di material seharga 300 ribu rupiah dua dengan tetangga saya,setiap kenaikan sekolah pasti rebutan kursi,makanya kursi anak saya di kasih nama,biar gak ada yang ngerebut lagi sampai kelas 6,” Jelasnya.

Lanjutnya,”Setiap kenaikan kelas saya pindahkan,dan kalau lulus juga saya bawa lagi pulang,itu kan dapat beli saya”.

“Ujian juga bayar 150 ribu pak,itu emang hasil musyawarah wali murid bersama ketua komite sekolah. Pagar juga ada sebagian sumbangan dari siswa,waktu kepala sekolah yang sebelumnya,”Jelasnya.

“Memang benar pak kalau kenaikan kelas, kursi itu selalu rebutan dan masing-masing di namain itu kursinya, Tutur Safei.S,Pd Kepala Sekolah SDN Lebak Kepuh 1 saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.

“Saya juga lagi pesan, sebelum jadi semuanya kursi dan meja saya tahan dulu sebagian di ruang guru dan sebagian lagi di ruangan perpustakaan,”Ungkapnya.

Untuk uang ujian sebesar 150 ribu, Safei menjelaskan begini,”Saya sudah sepakat sama ketua komite pak Haji Sukenda, karna kami udah satu kesepakatan. Kata ketua komite iya, ya saya juga harus iya karena kami sudah jadi satu gitu pak, terkait masalah pagar itu mah kepala sekolah yang dulu”.

“Uang ujian itu kenapa bayar 150 ribu, karena satu untuk beli sampul ijazah, dua untuk beli map gede, tiga untuk foto dan laminating ijazah, dulu mah pak ada kali kurang lebih 2 tahunan ada yang bawa tiker segala disini untuk duduk siswa,”Imbuhnya.

Beberapa kali awak media mendatangi kediaman ketua komite, namun selalu tidak ada, sepertinya enggan untuk dikonfirmasi.

Kondisi secara umum ruang kelas di SDN 1 Lebak Kepuh, tampak plafon (langit-langit) tidak ada, meja dan kursi selain jumlahnya minim, kondisnya juga sangat memprihatinkan, entah sudah berapa tahun sekolah ini tidak tersentuh bantuan meja dan kursi belajar. (Tis/Hin)