MEDAN ketikberita.com | Acara India Lover Comunity merayakan Ulang Tahun pertama, dalam perayaan Ulang Tahun pertamanya mengangkat tema Festival Budaya India, dengan maksud tujuan untuk mengangkat dan memperkenalkan Budaya India yang lebih luas, selain masyarakat orang India sendiri maupun masyarakat umum keseluruhan. Karena terus terang masyarakat India sendiri tidak tahu Kebudayaan mereka sendiri.
Makanya kita memperkenalkan sejarah India dengan masyarakat pada Abad 18, pada saat itu Melalui Perniagaan, ada yang namanya Serikat Dagang India, khususnya masyarakat India Suku Tamil. Jadi pertama kali yang masyarakat India yang masuk sekitar 50 orang untuk berdagang ke Medan. Tapi kalau Tenaga Kerja dari Masyarakat India bernegara India maupun masyarakat India bernegara Malaysia. Ada ratusan orang bekerja di Medan untuk bekerja di Perkebunan Tembakau. Makanya sampai sekarang masyarakat India orangnya mandiri dalam kehidupannya, kami di Medan bekerja keras untuk hidup berkelanjutan pada esok hari.
Walaupun ada hal-hal Negativ tentang kami masyarakat Tamil India ini, itu tidak benar semua. Karena banyak juga yang datang ketempat Kampung Madras ini yang dari daerah lain, untuk mencicipi yang namanya barang haram. Coba kita survei di LP Tanjung Gusta bahwa tidak banyak anak Kampung Keleng atau sekarang Kampung Madras yang masuk dalam sel. Tapi begitu pun kami tetap di Branding bahwa Kamilah tempat Bandar besar.
Makanya sekarang inilah kami mencoba membawa anak-anak Milenial di Kampung Madras ini untuk berbuat yang baiklah, karena kita pasti bisa kok hidup dengan kehidupan yang baru dan hidup bersih dalam hal mencari Nafkah. Dan Alhamdulillah kegiatan ini sudah ada yang mengapresiasi kegiatan India Lover Comunity. Salah satunya adalah dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumut Pak Juneidi datang menghadiri acara.
Bahkan dia bilang katanya tahun depan akan kita buat lebih meriah lagi. Dan tolong buat Proposal ke Pemprovsu, biar tahun depan kita buat lagi yang meriah. Kita dari Pemprovsu mendukung kegiatan yang menyangkut tentang Budaya, salah satunya Budaya India. Karena dengan kegiatan ini akan memunculkan para UMKM yang kreatif.
Hal tersebut diungkapkan YouTuber India-Indonesia yang sudah puluhan tahun tinggal di Medan Ibrahim Umar yang sering disebut Bram Bin Ketua Limpol usai acara Sabtu (14/1/2023) di Jalan K.H Zainul Arifin.
Lanjut Bram Bin Ketua Limpol bahwa kami di Kampung Madras ini sudah bangkit dari “Lingkaran Haram”. Kami bisa kok hidup mandiri dan berbuat yang terbaik untuk masyarakat Medan. Kami masyarakat India khususnya di Medan sudah masyarakat Heterogen, kami akan terus berbaur dengan semua masyarakat Kota Medan dan seluruh suku dan sekaligus seluruh Agama.
Dan itu kami buktikan dengan mendirikan satu Gapura atau Tugu yang disebut Little India (Negara Kecil), mengingat kalau hanya sebatas kami buat Kampung Madras aja, tidak mungkinh,karena ada juga di Kampung Madras ini suku lain seperti Suku Punjabi, ada Suku Bamen, ada juga Suku Sikh, ada juga Suku Pakistan, sehingga diambil kesimpulan oleh Dr A.S Cobalen untuk membuat Little India tahun 2018 berdiri Gapura atau Tugu ini. Dan Tugu Little India ini namanya aja Tugu Little India (India Kecil), tapi hakikatnya Tugu ini merupakan Tugu Bhineka Tunggal Ika, artinya Tugu Mempersatukan Suku dan Agama.
Ditanya wartawan kenapa di bilang Kampung Madras, padahal dulunya namanya Daerah Kampung Keleng. Awalnya dulu kenapa di Bilang Kampung Madras yaitu dari bahasa Inggris adalah Mad And Resk artinya Suku Gila. Kami di masyarakat Tamil India yang domisili di Medan tidak tahu Konotasi Negara Inggris kami Gila itu apa. Apakah kami macam orang gila. Atau mereka orang Inggris tidak sanggup menerobos Negara-negara kecil untuk bisa masuk ke Ibukota India.
Jadi pada zaman perang dahulu, negara-negara Penjajah ingin menguasai India, tapi tidak bisa masuk karena mereka harus menerobos kerajaan-kerajaan kecil yang jumlahnya ribuan, sehingga Negara Inggris sulit untuk bisa tembus ke Ibukota India, dan tidak sembarangan bisa masuk ke Kotanya. Makanya kami di bilang “Suku Gila”.
Ditanya lagi kenapa dibilang Keleng. Karena kata Keleng itu bagi Versi India Malaysia itu “Kotor”, atau disebut “Kaliang”, karena masyarakat Tamil India di Malaysia jarang Mandi, sehingga terlihat Kotor. coba jelaskan. Bram atau Ketua Limpol mengatakan bahwa ada beberapa Versi mengatakan bahwa dari Malaysia ada nama jalan namanya Kapten Kaliang, dan dari Versi Malaysia Singapura dari kata Kelenteng Lembu, dan ada versi yang bilang Lonceng Kuil, dan ada juga versi dari bapak angkat marga Nasution bahwa Keleng itu dari bahasa “Killing” yaitu Pembunuh, jadi ada Kepala Polisi Kulit Putih dibunuh sama dengan orang Kulit Hitam.
Dan saya pernah bertemu dengan salah satu tokoh masyarakat Karo yang merupakan peranakan Jerman-Karo namanya Bolang Barata, beliau mengatakan bahwa arti “Keleng” itu merupakan dari kerajaan Kalingga, dan di Medan pernah menetap orang-orang dari kerajaan Kalingga, kemudian kerajaan Kalingga itu bergeser dari Tanah Karo. Sehingga di Tanah Karo ada namanya Sembing Keling, jadi katanya Bolang Barata bahwa sebutan Keling itu ada sama kami (Sembiring Keling Red-), kalau kalian dari Indianya dari Suku Cola dan kami datang dari garis keturunan Kerajaan Cola.
Jadi sampai sekarang inilah kami dibilang Kampung Keling, makanya sekarang ini para Tokoh Masyarakat kami mencoba merubah Mindset bahwa kata Keling itu dirubah menjadi Kampung Madras dan sekarang Kampung Sejahtera dan sekarang Little India. Jadi sebenarnya kalimat Keling itu rancu. Banyak Multi Tafsir dan bahasanya tidak baku.
Dan sampai sekarang tidak tahu kata Asal Usul kata Keling dari mana. Tapi yang jelas itu bahasa Keling itu dari Kerajaan Kalingga. Tapi bagi kami itu hanya Sebutan aja, tapi bagaimana kita memikirkan bersama hidup di Medan ini bisa terus berdampingan, Bergandengan tangan dan Saling Harga Menghargai. (SAID KAMAL AL-HABSY S.SOS /DEWA)