DPRD Medan Minta Pemko Medan Dirikan Panti Rehabilitasi

155

MEDAN ketikberita.com | Peredaran narkoba seakan tak terbendung. Saat ini banyak masyarakat Medan mengeluhkan anaknya korban terjerumus pecandu narkoba. Dampaknya, tindak kejahatan pencurian meningkat mulai dari rumah sendiri hingga ke lingkungan.

Konon saja para orang tua semakin resah melihat tingkah anaknya bertindak jahat mencuri segala isi rumah untuk membeli narkoba. Aparat kepolisian seakan tutup mata melihat persoalan itu apalagi untuk memberantas narkoba.

Masyarakat seakan putus asa, dan hanya bisa mengobati anaknya masuk panti rehabilitasi Narkoba. Ternyata untuk biaya rehabilitasi narkoba milik swasta cukup mahal, sehingga banyak warga yang tidak sanggup biaya rehabilitasi dan akhirnya membatalkan anaknya masuk panti rehab.

Menyikapi banyaknya keluhan masyarakat Medan terkait mahalnya biaya rehab narkoba menjadi sorotan anggota DPRD Medan Johannes Haratua Hutagalung S Sos.

Politisi muda asal PDI Perjuangan ini, Senin sore (8/5/2023) mengaku prihatin dengan maraknya peredaran Narkoba di tengah masyarakat saat ini yang kesannya tidak terbendung. Bahkan lebih disayangkan lagi panti rehabilitasi pecandu narkoba milik Pemerintah yang minim.

Untuk melindungi dan menyelamatkan warga Medan dari pecandu narkoba, Johannes minta Pemko Medan supaya mendirikan panti rehabilitasi narkoba. “Ini perlu, dan suatu tanggungjawab pemerintah terhadap warganya,” sebut Johannes.

Dikatakan Johannes, dengan adanya tempat rehabilitasi pecandu narkoba. Orang tua dapat menitipkan anaknya di panti guna mendapat bimbingan arahan sekaligus pemulihan. “Mungkin anggaran ke sana cukup besar, tetapi sangat penting menyahuti keluhan warga prasejahterah yang anaknya terjerumus narkoba. Generasi muda penerus bangsa ke depan harus kita selamatkan,” imbuh Johannes.

Dari penelusuran di salah satu tempat rehabilitasi narkoba milik swasta kawasan kota Medan. Adapun rincian biaya rehabilitasi yakni biaya pembangunan, biaya urine test,rapid test, dan 1 pcs baju seragam wajib dibayar saat registrasi berkisar Rp 1.000.000.

Biaya rawat inap, kamar, makan Rp 4.000.000 perbulan. Biaya penjemputan Rp.1.000.000 untuk daerah Medan sekitarnya. Residen wajib mengikuti program rehabilitasi minimal 9 bulan. (red)

Artikulli paraprakSosialisasi Opini Kebijakan Analisis Strategis Kebijakan Pengadilan HAM di Indonesia
Artikulli tjetërBupati Buka Secara Resmi Open Turnamen Sepak Bola Bupati Nias Barat Cup Tahun 2023