BPS Sumut : Gabungan Lima Kota IHK Sumut Sebabkan Inflasi 6,12%

192

MEDAN ketikberita.com | Perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2022 di lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Utara secara umum menunjukkan adanya kenaikan dan menyebabkan inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 6,12 persen.

“Pada Desember 2022, seluruh kota IHK di Sumatera Utara yang berjumlah lima kota mengalami inflasi yoy. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 6,43 persen dengan IHK sebesar 115,10 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 5,74 persen dengan IHK sebesar 114,65 persen,” ungkap Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, Senin (2/1/2023).

Berdasarkan hasil pemantauan BPS (Badan Pusat Statistik), kata Nurul Hasanudin, pada Desember 2022 terjadi inflasi yoy sebesar 6,12 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,26 pada Desember 2021 menjadi 112,77 pada Desember 2022. Tingkat inflasi mtm sebesar 1,50 persen dan tingkat inflasi ytd sebesar 6,12 persen.

Nurul Hasanudin menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,35 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 4,66 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,49.

Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,91 persen; kelompok transportasi sebesar 18,73 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 8,05 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,56 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,09 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,12 persen.

“Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yoy pada Desember 2022, antara lain bensin, angkutan udara, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, ikan dencis, tomat, sawi hijau, telur ayam ras, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, sewa rumah, shampo, daging ayam ras, sabun mandi, upah asisten rumah tangga, dan jeruk. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yoy, antara lain minyak goreng, bawang putih, daging babi, cumi-cumi, tauge/kecambah, cabai rawit, jahe, kepiting/rajungan, biaya administrasi transfer uang, dan hand body lotion,” rincinya.

Adapun beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi mtm pada Desember 2022, lanjutnya, antara lain tomat, cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, telur ayam ras, sawi hijau, beras, cabai rawit, ikan tongkol/ambu-ambu, kacang panjang, bayam, jeruk dan angkutan udara. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi mtm, antara lain bawang merah, buah naga, sabun cair/cuci piring, daging babi, dan pengharum cucian/pelembut.

“Pada Desember 2022, seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi yoy, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 2,37 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,27 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,29 persen; kelompok kesehatan 0,04 persen; kelompok transportasi 2,13 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,14 persen; kelompok pendidikan 0,03 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,31 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,49 persen,” jelas Nurul Hasanudin. (Red)