MEDAN ketikberita.com | Malam Temu Ramah Rapat Kerja (Raker) Komisariat Wilayah I (Komwil) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Kamis (30/6) malam di halaman depan Kantor Wali Kota Medan, ditandai dengan peluncuran Mobil Mural Medan dan pelelangan karya perupa ibu kota Sumatra Utara ini. Puncak perhelatan ini juga diwarnai oleh manortor-nya Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Ketua TP PKK Kahiyang Ayu Bobby Nasution bersama seluruh Wali Kota peserta Raker dan istri.
Peluncuran mobil mural yang dilakukan setelah pertunjukan kolaborasi tari dan musik ini menarik perhatian. Pasalnya, mobil yang menjadi medium mural berjalan itu adalah mobil dinas Bobby Nasution. Selain itu, mobil dinas Wakil Wali Kota H Aulia Rachman, dan mobil dinas Sekda Wiriya Alrahman juga dijadikan “kanvas”.
Tiga komunitas perupa yakni Komunitas Mural Medan, Medan Art Famili, dan Digidoy, selama hampir sebulan berproses kreatif untuk mengekspresikan seni muralnya pada ketiga mobil dinas itu. Selain berisikan branding produk lokal, mural berjalan berisikan pesan-pesan komunikatif yang membangkitkan rasa cinta pada Medan.
Fedricho Salomo Purba, perupa dari Komunitas Mural Medan, mengungkapkan kegembiraan atas keterbukaan dan perhatian Bobby Nasution terhadap seniman di Medan.
“Kami sungguh tidak menyangka, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menyerahkan mobil dinasnya untuk kami ‘coret-coret’, untuk kami jadikan medium mural. Ini sungguh melebihi ekspetasi kami,” ungkapnya.
Menurut Fedricho, hal ini mencerminkan Pemko Medan di bawah kepemimpinan Bobby Nasution memperhatikan dan memberi ruang ekspresi yang luas bagi para seniman.
“Kami belum pernah mencoba melukis mural di mobil dinas, apalagi mobil dinas seorang Bobby Nasution,” ujarnya seraya mengaku, pada awalnya mereka sempat juga grogi berkarya di mobil dinas tersebut.
Seniman ini berharap, Pemko Medan tetap, bahkan lebih menyediakan ruang ekspresi bagi seniman. Dia menginginkan agar Medan dapat menghelat festival seni berskala dunia.
“Seniman-seniman Medan ini tidak kalah dengan seniman dari daerah maupun negara lain. Sangat layak kita mempunyai festival berskala dunia,” sebut Federico.
Secara terpisah, pegiat seni Bobi Septian yang turut berperan dalam merealisasikan mobil mural ini mengatakan, Bobby Nasution membawa angin segar bagi dunia kesenian Medan.
“Masalah ruang berekspresi yang sebelumnya dihadapi kawan-kawan seniman mural mendapat jawaban kongkrit dari Pak Bobby Nasution. Dia menawarkan mobil dinasnya sebagai medium mural. Dan tawaran ini mendapat sambutan semangat dari para seniman mural,” ungkapnya seraya menambahkan, proses pengerjaan ini dimulai dengan diskusi yang langsung diikuti oleh Bobby Nasution.
Malam Ramah Tamah ini juga diwarnai dengan pelelangan empat karya seni rupa. Dua lukisan, dua ekor harimau dan wajah seekor harimau masing-masing mendapat penawaran tertinggi sebesar Rp15 juta dan Rp 25 juta. Sebuah lukisan berbentuk poster yang bergambar wajah seluruh Wali Kota yang tergabung dalam Komwil I Apeksi mendapat penawaran tertinggi dari Wali Kota Pekanbaru sebesar Rp125 juta. Sebuah guci yang dilelang juga mendapat penawaran tertinggi sebesar Rp25 juta dari Ketua TP PKK Medan, Kahiyang Ayu Bobby Nasution. Sebagian pendapatan dari lelang ini akan disumbangkan untuk membantu pelestarian lingkungan dan penanganan stunting.
Bobby Nasution sama sekali tidak menyampaikan sambutan dalam perhelatan ini. Pertunjukan demi pertunjukan kesenian mengalir dan memukau hingga tak terasa acara yang dimulai setelah Isya ini berakhir menjelang pukul 23.00 WIB. Pertunjukan musik yang memadukan unsur tradisi dan modern, magician, juga tarian multi etnik pun mendapatkan klimaks pas dengan turunnya seluruh Wali Kota beserta Istri manortor bersama puluhan penari Medan. (er)