MEDAN ketikberita.com | Syukur Alhamdulillah dan Selamat kepada anak Bang Ojol (Shopee Food) yang bisa mencapai masuk Politeknik Medan dari Jalur SBMPN ( Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri Red -) untuk Jenjang Diploma 3 untuk Program Studi Perbankan Akutansi.
Mantan Siswi SMU Panca Budi ini berhasil menembus Politeknik Medan, dari ribuan orang yang mengikuti ujian, yang diterima hanya 1000 Mahasiswa untuk jalur SBMPN.Dia adalah Syarifah Najwa Kamal yang sangat bahagia bisa masuk Politeknik Medan, begitu juga sang ayah (Abahnya Red-) juga bangga anaknya bisa masuk ke Universitas Politeknik Medan. Yaitu satu Univeristas Negeri kebanggaan Kota Medan.
Dan ini memang harapan dari Sang Ayah agar anaknya bisa bekerja di Perbankan atau menjadi seorang Reporter. Terus terang tidaklah gampang untuk menembus Masuk ke Politeknik Medan,kalau kita tidak belajar sungguh-sungguh dan doa, baik doa si anak tersebut, maupun doa Orang Tua. Hal tersebut diungkapkan salah satu Driver Ojek On Line (Shopee Food Red-) Said M Kamal S.Sos.
Satu kebanggaan semua orang tua ketika anaknya bisa masuk bangku Kuliah Negeri. Disamping Kuliah bagus, uang Kuliah tidak sebesar di Universitas Swasta. Tapi memang Profesi Ojol dengan pendapatan pas-pasan dengan harga Komoditi yang mahal dan pengeluaran Kehidupan yang besar, membuat kami orang tua yang berprofesi sebagai Ojek On Line masih pusing 7 keliling.
Tapi dibalik kebahagian anaknya lulus di Universitas Negeri, masih ada kecemasan dan kebingungan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT Red-) Karena sistem yang baru bisa dibilang masih membingungkan hampir semua Orang tua, bahkan membuat Pusing orang tua. Tapi untunglah Pemerintah Pusat yakni Mendikbudristek Nadiem Makarim mengeluarkan Kebijakan dengan mengalokasikan Rp 745 Miliar dengan batas Maksimal 2,4 juta per Mahasiswa.
Itu sudah termaktub dalam Permendikbud Nomor 55 tahun 2013 Pasal 1 Ayat 3 yang isinya ” Setiap Mahasiswa hanya membayar satu Komponen saja dalam Per Semester. Karena dalam Peraturan baru UKT (Uang Kuliah Tunggal Red-). Siswa tersebut mengisi sendiri berapa besar gaji Orang Tuanya. Karena semakin kecil pendapatan orang tua, maka UKT tersebut semakin rendah bahkan bisa Gratis, ataupun sebaliknya, jika besar pendapatan orang tuanya, maka besar pula UKT anak tersebut.
Lanjut Said Kamal S.Sos, bahwa disini letak kebingungan kami sebagai Orang Tua. Karena pendapatan sebagai Ojol tidaklah seperti pendapatan gaji Pegawai Negeri atau Pegawai Swasta, pendapatan Ojol bisa saja mendapat 1 hari Rp 100 ribu, bisa juga mendapat 1 hari hanya Rp 50 ribu, bisa saja mendapat Rp 30.000, bisa juga tidak mendapat Orderan sama sekali sehari.
Karena Profesi Ojol ini sifatnya menunggu Orderan masuk, justru Pendapatan Ojol besar karena ada Pandemi Covid 19. Ketika semua Negara termasuk Bangsa Indonesia dilanda Pandemi Covid 19, maka terjadilah Lockdown dimana-mana, maka masyarakat pun gak bisa keluar rumah, disinilah Orderan para Ojek On Line ramai pembeli.
Nah…. Menjadi pertanyaan besar, apakah Kami semua Ojol mendoakan kembali agar Pandemi Covid 19 datang. Justru kita semua pusing jika Indonesia dilanda kembali Pandemi Covid 19. Negara ikut pusing, Presiden juga ikut pusing, masyarakat juga pusing bahkan pihak Kampus Universitas pun juga ikut pusing jika kembali muncul Covid 19.
Lanjut Said dengan peraturan baru tersebut, menjadi persimpangan bagi kami sebagai Orang Tua yang hanya berpendapatan yang Fluktuasi (Naik-Turun Red-). Apakah kami sebagai Orang Tua harus bohong pendapatannya rendah untuk bisa mendapatkan Uang Kuliah Tunggal murah bisa menembus 2,4 juta per semester. Karena kategorinya 1.Rp 250.000 – Rp 500.000.2. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000. 3. Rp 2.000.000 – 5.000.000 dan seterusnya nya.
Kami sebagai Orang Tua serba salah, dibuat Pendapatan orang tua rendah hanya Rp 250.000 – Rp 500.000 ribu, untuk mendapatkan UKT yang ringan, kami orang tua berdosa dan masuk Neraka dan takut anak kami tidaklah di panggil di Politeknik Medan. Sementara kami sebagai orang tua buat pendapatan tinggi, justru takut UKT (Uang Kuliah Tunggal Red-) anak kami besar. Sebenarnya harus dipanggil dan di diskusi kan antara pihak Universitas dengan Orang Tua yang mempunyai keuangan yang ” Membutuhkan Dorongan Ekonomi”.
Karena terus terang Profesi seperti Ojol, Buruh Kasar, Pedagang UMKM, yang tergolong ” Membutuhkan Dorongan Ekonomi” harus dibantu meringankan UKT untuk anaknya, karena pendapatan tidak menentu. Terkadang 1 hari bisa besar dan bisa juga dalam 1 haru bisa kecil.
Lanjut Said Kepada Pemerintah Pusat yakni Mendikbudristek Nadiem Makarim, Pemerintah Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Walikota Medan Bobby Nasution memohon untuk lebih memprioritaskan anak-anak berprofesi Ojek On Line, supaya tidak menjadi bahan pikiran bagi orang tua yang berprofesi Ojol, ketika mengkuliahkan anaknya. Karena terus terang, berprofesi sebagai Ojol tidaklah gampang, pulang larut malam, kena hujan, kena terik matahari,belum lagi mengendara Motor ngantuk-ngantuk matanya, jangan sampai anak yang mempunyai semangat tinggi dalam belajar untuk meraih cita-cita, anaknya yang cerdas berprestasi, bisa gagal gara-gara tidak sanggup bayar Uang Kuliah.
Bahkan sampai mematikan masa depan si anak. Biar muncul lagi anak Indonesia berprofesi Ojol selanjutnya masuk Universitas Negeri seperti Universitas Politeknik Medan, Universitas USU, Universitas ITB,Universitas IPB dan Universitas UI.
Harapan saya bagi orang tua yang berprofesi Ojol, janganlah patah semangat dalam bekerja, walaupun Panas Terik Matahari dan Hujan serta mata ngantuk-ngantuk bawa kendaraan,Allah selalu menyertai kita. Karena Allah akan memberikan Jalan keluar bagi kita. Hidup ini kuncinya Langkah kanan dan mengucapkan “Lillahita’ala”. Kalau sudah kita lakukan, maka hidup ini akan ringan. Dan bagi anak-anak yang sudah lulus di Politeknik Medan, untuk jangan sombong ketika sudah bekerja di Perusahaan besar. (DW)