JEMBRANA (Bali) ketikberita.com | Cuaca ekstrem dan gelombang besar yang melanda kawasan Selat Bali dalam beberapa hari terakhir akhirnya memakan korban. Rabu malam (2/7/2025) sekitar pukul 23.00 WIB, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di titik tengah jalur pelayaran Ketapang – Gilimanuk.
Informasi awal dari lapangan menyebutkan kapal feri tersebut diduga mengalami kebocoran pada bagian kamar mesin. Hal ini telah dibenarkan oleh pihak Satpolairud Banyuwangi. Kapal naas itu diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB dengan tujuan Pelabuhan Gilimanuk, membawa 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 unit kendaraan.
Kepala Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, menjelaskan bahwa sekitar pukul 23.20 WIB kapal mengalami insiden, dan hanya berselang 15 menit kemudian, tepatnya pukul 23.35 WIB, KMP Tunu Pratama Jaya telah tenggelam. Hingga saat ini, tercatat 29 orang ditemukan selamat, sementara 4 orang meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pencarian.
Menanggapi musibah ini, Komandan Kodim 1617/Jembrana Letkol Inf. M. Adriansyah, S.I.P., M.I.P., langsung bergerak cepat. Beliau turun langsung ke lokasi kejadian dan mengerahkan personel Kodim untuk bersinergi dengan Basarnas dan Satpolairud Jembrana guna mempercepat proses evakuasi korban.
“Saya sudah perintahkan para Babinsa untuk menyisir sepanjang garis pantai, khususnya di wilayah-wilayah yang diperkirakan menjadi lokasi korban terbawa arus,” ujar Letkol Inf. M. Adriansyah di lokasi evakuasi.
Dalam upaya tanggap darurat ini, Kodim 1617/Jembrana menurunkan sebanyak 80 prajurit yang tersebar di sejumlah titik pesisir. Dengan semangat kemanusiaan dan sinergitas lintas sektor, seluruh tim bekerja mulai kemarin malam sampai siang ini untuk mempercepat pencarian.
“Kami berharap korban lainnya segera ditemukan dalam keadaan selamat. Semua stakeholder sudah berjuang maksimal, dan Kodim 1617/Jembrana akan terus siap mendukung hingga operasi SAR dinyatakan selesai,” pungkas Dandim.
Menanggapi musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025, Kodam IX/Udayana menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga yang terdampak. Peristiwa ini merupakan bencana kemanusiaan yang menjadi perhatian serius bagi kami semua.
Sementara itu Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana Kolonel Inf Candra dalam siaran persnya menyampaikan bahwa, Kodam IX/Udayana melalui Kodim 1617/Jembrana, telah mengambil langkah cepat dengan menerjunkan sebanyak 80 personel untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban. Komandan Kodim 1617/Jembrana Letkol Inf M. Adriansyah, memimpin langsung di lapangan dan berkoordinasi erat bersama Basarnas, Satpolairud, serta unsur Forkopimda setempat.
“Kami mengapresiasi sinergi dan kekompakan seluruh pihak, baik dari TNI, Polri, instansi pemerintah daerah, maupun relawan yang telah bekerja tanpa kenal lelah. Operasi SAR masih terus berlangsung dan kami berkomitmen akan terus mendukung penuh upaya penyelamatan hingga seluruh korban ditemukan”,ujar kolonel Candra.
Musibah ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem di jalur pelayaran padat seperti Selat Bali. Sinergi antara TNI, Basarnas, Polri, dan unsur lainnya menjadi ujung tombak dalam penyelamatan nyawa manusia di tengah bencana. (red/Udy)