Camat Tanjung Morawa Panik, Warganya Makan Nasi Campur Jagung

241

DELI SERDANG (Sumut) ketikberita.com | Viral vidio pemberitaan, salah satu Warga yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara makan nasi jagung ditengah melambungnya harga Beras, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang panik dan langsung mengeluarkan Steatmen melaluli kiriman email menerangkan bahwa pemberitaan tersebut adalah setingan. Jum’at (08/09/2023).

Didalam steatmen yang dikirim melalui email Pemkab Deli serdang, Camat Tanjung Morawa Rio Lakadewa menerangkan, pemberitaan tersebut adalah setingan dan menjelaskan kronologis awalnya, ada wartawan yang hendak mewawancarai warga terkait kenaikan harga beras.

Namun kemudian, Jumirah diarahkan untuk beradegan sedang memasak nasi dicampur jagung. Alhasil, settingan tersebut dijalankan dan akhirnya diupload ke kanal Youtube, Begitulah Asumsi Camat kecamatan Tanjung Morawa

Sementara pada saat diwawancara oleh awak media Televisi, Ibu Jumirah mengatakan dan menerangkan yang sebenarnya lewat berupa video bukan hanya sekedar mendengar ia berkata-kata lalu dirilis (tulis.red).

“saya masak nasi di campur jagung untuk menghemat biaya pengeluaran, dikarenakan saat ini harga beras terlalu mahal. Harga beras saat ini 14 ribu sekilonya, sementara harga jagung 8 ribu sekilo, “Ucap Jumirah.

“Dalam seharinya, jika tidak di campur jagung saya bisa menghabiskan 1 Kg beras dalam seharinya, namun kalau di campur jagung, tidak sampai 1 kilo lah, masih ada sisa berasnya, karena saya tak memiliki kompor gas, saya masak menggunakan kayu bakar bang”Tambah Jumirah.

Jumirah tinggal dirumah yang kondisinya sangat memprihatinkan, dikarenakan ia tak memiliki Kartu Tanda Penduduk sehingga ia tak mendapatkan bantuan dari Pemerintah setempat, namun dari steatment Pemerintah Kabupaten Deli Serdang akan membantu dalam pengurusan Kartu Kependudukannya Baik KTP dan Kartu Keluarga, agar kedepan Jumirah mendapatkan bantuan tersebut.

Jumirah sangat ingin sekali tinggal di rumah yang layak dan masak menggunakan kompor Gas, namun apalah daya tangan tak sampai, sang suami bekerja serabutan dan sang istri sebagai buruh cuci yang penghasilannya hanya dapat untuk makan dan menyekolahkan anaknya.

Seharusnya Pemerintah tak perlu panik dan berusaha menepis berita di televisi maupun kanal berita YouTube itu adalah setingan, hal ini adalah koreksi terhadap roda Kepemerintahan yang harus ditindak lanjuti dan harus lebih peka terhadap warga yang kurang mampu, itulah tugas Pemerintah Desa dan perangkatnya yang di gaji menggunakan uang rakyat untuk mendata Warga yang tinggal di Desa tersebut.

Prihal harga beras yang saat ini kian melambung, pemerintah juga harus menyikapinya dan menstabilkan harga beras tersebut. (As)

Artikulli paraprakBupati Nias Sambut Kedatangan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., P.hd
Artikulli tjetërPajak Medan Petisah Sita Aset Penunggak Rp1,73 Miliar Pajak