TANGERANG (Banten) ketikberita.com | Parni Hadi jurnalis senior yang kini berusia (75) menjadi contoh keteladanan bagi pewarta maupun masyarakat dalam mengilhami perjalanan hidupnya. Berbagai gagasan, ide dan kematangannya dalam menciptakan ide-ide yang muncul demi kebermanfaatan masyarakat. Salah satu gagasannya mengilhami lahirnya Dompet Dhuafa dari rahim media Republika kala itu.
Pada momen peluncuran buku itu, Parni Hadi melakukan penandatanganan Giant Book Cover ‘Reportase Puitis’ di hari (Rabu, 23/08/2023), serta memberikan hadiah buku kepada Andi Makmur Makka selaku Anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Izzuddin Abdul Manaf selaku selaku Anggota Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Yuniarko selaku Bendahara Pengurus Yayasan RST Dompet Dhuafa, dan Puji Astuti selaku GM Governance Corporate Affairs Dompet Dhuafa.
Perenungan-perenungan yang dalam dari Parni Hadi inilah yang membuatnya menulis buku berjudul ‘Reportase Puitis’ yang diluncurkan pada (Rabu, 23 Agustus 2023). Sebagai seorang Jurnalis Profetik, Parni Hadi berusaha memadukan antara 5W+1H pada jurnalistik dengan Olah Rasa. Pengantar Peluncuran Buku ‘Reportase Puitis’ itu dilakukan oleh Yayat Supriyatna selaku Sekretaris Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa.
Menyampaikan Untaian Hikmah, Parni Hadi mengungkapkan kepada segenap hadirin, bahwa kita menua dan menerima konsekuensinya. Karena fungsi organ berkurang, sejak usia 35 tahun keatas. Beliau berpesan agar senantiasa berdamai, syukuri apa yang sudah, sedang, dan apa yang akan terjadi.
“Saya adalah Jurnalis Senior. Jiwa wartawan itu bebas, namun bebas untuk keadilan. Keadilan untuk kedamaian. Independent, freedom, for justice, for peace, for all beings. Rahmatan lil alamin,” seru Parni Hadi.
“Ya, terutama kepada para Jurnalis. Kerja cepat, cermat, tepat, hemat, manfaat, martabat. Itu etika, budaya, dan agama. Rumus ini saya kembangkan atas pengalaman saya, di Kantor Berita Antara, Republika, RRI, di Jerman, juga saat ini. 5W+1H, siapa, melakukan apa, kapan, di mana, mengapa serta bagaimana?” ucapnya, lugas.
“Media Sosial kini sangat berjasa, cepat dan mengangkat kerja Jurnalis. Namun ada keresahan saya dalam olah rasa. Maka menulis buku itu penting, buku mewarnai medsos. Peduli dampaknya hingga jangka panjang,” jelas Parni Hadi.
Di usia ke-30 tahun, Dompet Dhuafa terus berkomitmen dalam mensyiarkan segala manfaat kebaikan yang dilakukan sejak awal berdirinya. Begitu pun dengan apa yang dilakukan Parni Hadi, yang pada bulan Agustus ini telah menginjak usia ke-75 tahun. Bertambahnya usia membuat perenungan semakin dalam dan kesadaran bahwa kebahagiaan tidak terletak pada hal-hal yang kita miliki. Tetapi, pada apa yang kita berikan dan bagikan kepada orang lain.
“Lakukan dengan rasa ketuhanan. Menyatukan sifat dari nama ‘Rahsa’. Olah rasa, olah karsa, olah karya. Kenali rasa sendiri dan orang lain. Pesan Sayyidina Ali, siapa kenal dirinya, maka mengenal Tuhan-nya,” pesan Parni Hadi. (r/red)