KPw BI Sumut Perkirakan Laju Inflasi di Tahun 2023 Lebih Rendah dari Tahun 2022

221

MEDAN ketikberita.com | Bank Indonesia (BI) mempekirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat dan cenderung bias ke atas dalam kisaran 4,5% -5,3%. “Sedangkan untuk laju inflasi Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang didukung oleh peningkatan produksi bahan pangan strategis,”

Hal tersebut diungkapkan Doddy Zulverd, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw -BI ) Provinsi Sumatera Utara (Sumut),kepada para awak media, saat menggelar Bincang Bareng Media (BBM) Bulanan Bulan Februari 2023, secara offline dan online.di Kantor Perwakilan BI Sumut, Jalan Balai Kota, No.4, Selasa (28/01/2023).

Doddy menjelaskan, kinerja ekspor berpotensi akan lebih tinggi dari prakiraan semula didorong pengaruh positif perbaikan ekonomi Tiongkok. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat dan kenaikan mobilitas masyarakat pasca pencabutan PPKM. Investasi membaik didorong perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk PMA, serta penyelesaian PSN yang berlanjut.

“Sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia, antara lain melalui penguatan implementasi GNPIP dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, juga diprakirakan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasaran inflasi nasional 3%±1% di sepanjang tahun 2023,” sebutnya.

Diungkap Doddy Zulverdi lagi, ada 8 faktor penahan inflasi Sumatera Utara di Tahun 2023 yakni di antaranya Penurunan harga BBM Pertamina produk Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex pada awal tahun 2023. Kemudian Kenaikan suku bunga acuan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga.

Kemudian, lanjutnya, penerapan kebijakan subsidi domestik yang lebih stabil sepanjang tahun 2023, Peningkatan produksi pangan strategis melalui optimalisasi KAD, pemanfaatan SRG, CAS, food estate, dan perluasan pengembangan produk olahan hortikultura yang lebih tahan lama serta komunikasi efektif melalui iklan layanan masyarakat belanja bijak dan sidak pasar/pasar murah menjelang HBKN yang diprakirakan mampu menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi. (red)

Artikulli paraprakBobby Nasution Apresiasi Pemuda Muhammadiyah Ikut Gerakkan Sektor Perekonomian
Artikulli tjetërPenerimaan Pajak Sumut Januari 2023 Capai Rp 3,43 Triliun