MEDAN ketikberita.com | Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis melepas keberangkatan 306 Relawan Pengajar Muda Gerakan Sumut Mengajar di Halaman Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Jumat (13/1). Mereka adalah para kaum muda pilihan yang merasa terpanggil untuk mengabdikan diri untuk peningkatan pendidikan dan literasi di Sumut.
Para Relawan Pengajar Muda Batch 13 tersebut akan mengabdi selama 18 hari, di empat daerah kabupaten, yakni Kabupaten Karo sebanyak 51 relawan, Kabupaten Simalungun 120 relawan, Kabupaten Pakpak Bharat 75 relawan, dan Kabupaten Deliserdang 60 relawan
Dalam sambutannya Nawal Lubis mengatakan, Gerakan Sumut Mengajar sebagai ruang bagi kaum muda untuk ikut terlibat belajar mengambil bagian dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah, salah satunya rendahnya literasi di kalangan masyarakat.
“Saya sangat terharu dan merasa bangga, masih banyak kaum muda yang peduli kondisi pendidikan di Sumut, bahkan saya mendengar semua anak-anak muda ini asli Sumut, walau kuliah di luar Sumut, tetapi libur semesternya mengabdi untuk Sumut. Saya apresiasi kepada kalian semua anak-anaku, kalian pahlawan-pahlawan literasi, kalian ini luar biasa, sungguh ini langkah cerdas yang patut dicontoh orang muda lainnya, “ujar Nawal Lubis.
Menurut Nawal Lubis, literasi Sumut yang begitu rendah karena masih banyak ditemukan masyarakat di Kabupaten/Kota di Sumut yang masih buta membaca. Untuk itu, diharapkan gerak langkah kaum muda yang tergabung di Relawan Sumut Mengajar tersebut, mejadikan Sumut semakin optimis untuk melangkah menuju provinsi yang lebih baik lagi, sehingga ke depan akan hadir generasi-generasi unggul.
Nawal juga berpesan kepada relawan, agar menjadi teladan bagi mereka yang belum bisa membaca, mengajak anak-anak maupun orang-orang tua yang belum bisa membaca dengan telaten, dengan kasih sayang, sehingga menjadi teladan bagi orang-orang yang mereka datangi. Kepada orang tua yang hadir, Nawal juga menyampaikan apresiasinya sudah mengizinkan, sudah percaya kepada Gerakan Sumut Megajar, untuk mengawal anak-anak muda belajar mengabdi bagi kemajuan pendidikan di pelosok desa di Sumut.
“Terima kasih, ternyata masih banyak yang peduli kondisi pendidikan di Sumut, keiklasan dan ketulus kalian bersinergi dengan Pemprov Sumut menghilangkan buta baca di Sumut, semoga menjadi ladang ibadah, semoga Allah yang membalas kemulian hati kalian semua, “ ujar Nawal.
Pembina Gerakan Sumut Mengajar Dwi Endah Purwati menjelaskan, Gerakan Sumut Mengajar ini adalah gerakan yang memanggil anak –anak muda Sumut untuk terjun dan melihat langsung, berperan langsung dan belajar mengabdi untuk Sumut.
“Awalnya tahun 2015 gerakan ini berdiri, waktu itu ada 30 orang kumpulan anak muda yang ingin dimbimbing menjadi relawan, pertama kali di daerah Pancurbatu. Seiring karena tugas yang begitu padat sehingga tidak bisa mendampingi mereka terus, saya pikir sudah mati, ternyata malah makin membesar sehingga tercatat sudah 1.500 relawan yang pernah bergabung di Gerakan Sumut Mengajar,” kenang Dwi.
Lebih lanjut dijelaskan Dwi, sebelum menjadi relawan mereka terlebih dahulu diberikan berbagai perbekalan. Pekerjaan yang wajib dilaksanakan relawan selama pengabdian yakni, membantu pihak sekolah yang membutuhkan dan membuka rumah literasi /rumah pintar dimana mereka ditempatkan untuk memberi pembelajaran tambahan bagi anak-anak didik yang berkunjung ke rumah pintar.
“Usai membantu pihak sekolah, di rumah pintar meraka membuka pembelajaran apa yang menjadi kendala tentang pelajaran di sekolah kemudian keterampilan-keterampilan lainya. Karena di akhir pengabdian itu ada festival Relawan Sumut Mengajar, di sana ada lomba-lomba dan penghargaan yang diberikan, sehingga nanti saling berlomba bagaimana masing-masing di tiap daerah mempersiapkan anak-anak setempat untuk memenangkan lomba menggambar, lomba membaca puisi,” katanya.
Sebagai Dewan Pembina Dwi juga mengingatkan kepada relawan untuk menjadi teladan bagi anak didik, karena mereka akan melihat dari diri relawan bagaimana gaya bicara, bertingkah laku, jaga sikap, jangan nodai kemulian relawan dengan perbuatan tercela dan motivasi mereka untuk optimis memandang masa depan,”ujar Dwi, yang juga Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut.
“Anda sekalian nanti terjun bukan ke taman bunga, tapi anda terjun ibaratnya ke hutan belantara , setiap kesulitan yang anda jumpai di lapangan jadikan itu sebagai kebanggaan dan catatan masa muda anda sebagai cerita indah perjuangan bagi anda semuanya,“ jelasnya.
Direktur Eksekutif Sumut Mengajar Fauziah Qadriah menyampaikan, proses seleksi calon relawan dilaksanakan pada Oktober 2022 dengan jumlah terdaftar seluruh calon pengajar muda 988 relawan, terdiri dari berbagai kampus di Indonesia ada yang dari Universitas Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Islam Negeri Bandung, Universitas Islam Negeri Jogyakarta , Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Universitas Samudra Langsa, Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Universites Negeri Medan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan banyak lagi kampus swasta yang terlibat bergabung ikut ambil peran menjadi penggerak dan pengajar muda di Gerakan Sumut Mengajar.
Lebih lanjut dikatakannya, dari 988 yang mendaftar, kemudian terseleksi akhirnya meluluskan 306 pengajar muda Gerakan Sumut Mengajar Batch 13, yang dibagi ke emoat titik yakni Kabupaten Karo Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Deliserdang.
Salah satu relawan Gerakan Sumut Mengajar mahasiswa asal Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Pratama Lubis mengatakan, motivasi terbesar untuk mengikuti Gerakan Sumut Mengajar adalah untuk meningkatkan rasa simpati dan empati terhadap masalah pendidikan di Indonesia khususnya di Sumut. Sedangkan Ijal, relawan lainnya dari Unimed, mengikuti gerakan ini atas prinsip yang ditanamkan kedua orang tuanya, bahwa apa yang akan didapat adalah hasil dari apa yang diberikan. (er)