MEDAN ketikberita.com | Wali Kota Medan, Bobby Nasution tengah berupaya mewujudkan Medan Medical Tourism (MMT). Program ini akan menjadikan Medan sebagai tujuan wisatawan yang ingin mendapat pelayanan dan perawatan kesehatan yang maksimal sambil berwisata. Diharapkan, selain menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, MMT sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di ibu kota Sumatra Utara ini.
Langkah-langkah terarah dan terukur pun diayunkan. Salah satunya adalah menjalin kolaborasi dengan pihak-pihak berkompeten. Kolaborasi ini diharapkan menumbuhsuburkan faktor-faktor pendukung medical tourism di Medan, antara lain infrastruktur pelayanan kesehatan, jejak rekam inovasi dan pencapaian dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan yang terlatih dan berpengalaman di level internasional, kemurahan biaya, dan kemudahan akses infrastruktur wisata.
Maka, untuk mewujudkan kolaborasi yang sinergis itu pada awal Februari lalu Bobby Nasution menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemko Medan dengan Universitas Sumatera Utara (USU), Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sumut, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Sumut, dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut di Heritage City Hall Medan. Turut menandatangani MoU tentang Penyelenggaraan Layanan Wisata Medis (Medical Tourism) di Medan ini yakni
Rektor USU, Muryanto Amin, Ketua Persi Sumut, dr. Syaiful M Sitompul, Ketua Asita Sumut, Solahuddin Nasution, serta Ketua PHRI Sumut, Denny Wardhana.
Saat itu, Bobby Nasution mengungkapkan, MMT erat kaitannya dengan kolaborasi guna memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Tujuan program ini, tambahnya, tidak hanya menyehatkan, tapi juga harus dilihat dari sisi pelaku dunia usahanya. Dengan demikian, semakin banyak warga yang berobat dan sadar akan kesehatan.
“Program MMT yang berjalan dengan baik akan menimbulkan pergerakan ekonomi, khususnya di rumah sakit maupun wisata lainnya” lanjutnya.
Pada naskah MoU yang diperoleh dari Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah Kota Medan, kemarin, tertulis bahwa kesepakatan bersama ini merupakan landasan penyelenggaraan kerjasama untuk menyinergikan sumber daya Pemko Medan, USU, Persi Sumut, Asita Sumut, dan PHRI Sumut untuk mewujudkan program wisata medis (medical tourism) di Kota Medan.
Disebutkan pula, tujuan kesepakatan bersama ini untuk melakukan kolaborasi antara pemangku kepentingan (stakeholders) dalam inisiasi dan pengembangan wisata medis serta peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui inovasi layanan sesuai kebutuhan pasar. Selain itu, kesepakatan ini juga ditujukan untuk penguatan UMKM guna mendukung wisata medis, penyelenggaraan layanan wisata medis yang berdaya saing, dan peningkatan perekonomian daerah melalui evaluasi keberhasilan wisata medis yang berkesinambungan menuju wisata kesehatan yang unggul dan berdaya saing.
Sedangkan ruang lingkup kesepakatan bersama ini adalah koordinasi antar pihak-pihak terkait, termasuk pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan wisata medis, pemenuhan standar kualitas layanan (prasarana, sarana, dan sumber daya manusia), dan pengembangan melalui inovasi layanan (kajian dan aplikasi) yang keseluruhannya dilandasi oleh data kebutuhan pasar, serta pemetaan kebutuhan dukungan dari UMKM untuk penyelenggaraan pelayanan medis yang berkualitas dan inovatif, di samping memberi manfaat ekonomi yang maksimal bagi UMKM tersebut.
Kesepakatan bersama ini juga melingkupi pembinaan dan pengawasan yang berdaya saing melalui advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis; pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; serta monitoring dan evaluasi yang terjadwal, berkelanjutan, dan komprehensif untuk peningkatan perekonomian daerah.
Dalam pelaksanaannya, Wali Kota Medan dapat menunjuk Perangkat Daerah di lingkungan Pemko Medan sebagai pelaksana kerja sama ini sesuai tugas dan fungsinya masing-masing, pihak USU membuat pusat kajian khusus mengenai wisata kesehatan untuk keperluan Medan Medical Tourism Board, dan pihak Persi Sumut, Asita Sumut, serta PHRI Sumut mendukung kerja sama sesuai peran dan bentuk organisasi masing-masing.
Ketua Persi Sumut, dr. Syaiful M. Sitompul mengaku sangat senang dengan penandatanganan nota kesepahaman ini. Dia mengungkapkan, keinginan mewujudkan MMT sudah dinyatakan Bobby Nasution pada 6 Desember 2021. Menindaklanjuti itu, bebernya, telah pula dilakukan penandatanganan kerja sama antara tujuh rumah sakit yakni RSUP H. Adam Malik, RSUD Dr. Pirngadi, RS Putri Hijau, RS Murni Teguh, RS Siloam, RS Columbia Asia dan RS Royal Prima dengan tujuh biro perjalanan pemandu wisata.
Syaiful pun mengatakan, pihaknya tengah berproses dan mendatangi tiga rumah sakit yaitu RS Murni Teguh, RS Putri Hijau dan RSUP H. Adam Malik. Kemudian menyusul mendatangi RS Siloam, RSUD Dr. Pirngadi Medan, RS Columbia Asia, dan RS Royal Prima.
“Masing-masing rumah sakit tentu punya keunggulan, makanya kami akan melihat keunggulan tersebut,” jelas Sitompul.
Hasil pengamatan ini, lanjutnya, akan dikirim ke Dinas Kesehatan. Selanjutnya, Kementerian Kesehatan akan datang untuk melakukan verifikasi.
“Mudah-mudahan ketujuh rumah sakit ini dapat berpartisipasi untuk mewujudkan program MMT seperti yang diinginkan Bapak Wali Kota,” harapnya.
Terobosan yang dilakukan Bobby Nasution ini mendapat apresiasi dari Ketua Asita Sumut, Solahuddin Nasution. Dia menilai, berbagai terobosan telah dilakukan Bobby Nasution, mulai dari revitalisasi Kawasan Kota Lama Kesawan serta Beranda Kreatif Kota Medan hingga progran MMT.
“Sekarang Pak Wali menghadirkan program MMT. Saya kira ini pantas untuk diapresiasi, sebab Kota Medan tidak memiliki destinasi wisata alam yang dapat diandalkan seperti pantai yang indah, laut maupun alam pegunungan yang memiliki udara segar. Untunglah pemimpin kita, Wali Kota Medan memiliki ide-ide yang brilian dan gagasan besar untuk mengembangkan Kota Medan sebagai perdagangan dan pariwisata,” nilainya. (er)