TEBINGTINGGI merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dengan luas wilayah hanya sekitar 38,438 km2 yang terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan, yaitu Padang Hilir, Padang Hulu, Rambutan, Tebingtinggi Kota dan Bajenis.
Luas wilayah Tebingtinggi relatif cukup kecil, yaitu hanya 0,05% dari total luas wilayah provinsi Sumatera Utara dan keseluruhan dari wilayahnya dikelilingi Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), sehingga Tebingtinggi menjadi kota yang sangat strategis dan berjarak sekitar 80 kilometer dari kota Medan Ibu kota provinsi Sumatera Utara.
Selain letaknya strategis, Tebingtinggi juga berada di jalur perlintasan jalan Nasional yang menjadi jalur penghubung antar provinsi, sebab Tebingtinggi mempunyai dua jalur penghubung yakni antara lintas barat dan lintas timur pulau sumatera.
Tidak hanya menghubungkan antar provinsi, Tebingtinggi juga menghubungkan beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Utara, seperti dengan Kota Pematangsiantar, Kabupaten Tapanuli Utara dijalur lintas barat dan Kabupaten Asahan dan Rantauprapat dijalur lintas timur.
*Menjadi Kota Jasa dan Perdagangan Dengan Sumber Daya Manusia Berkualitas
Tebing Tinggi memiliki potensi besar sebagai kota jasa dan perdagangan di Sumatera Utara. Mengapa demikian, karena perkembangan ekonomi Tebingtinggi terpacu karena letak strategis kota yang berada di jalur lintas Sumatera. Kondisi ini mendorong perkembangan Tebingtinggi sebagai kota jasa dan perdagangan, tercermin dari aktivitas yang menonjol di sektor perdagangan.
Dimana Tebingtinggi adalah kota yang minim sumber daya alamnya, sehingga pemerintah dan masyarakat berusaha memanfaatkan jalur perlintasan jalan penghubung sebagai sektor perdagangan untuk memicu ekonomi di kota ini.
Semenjak adanya Mega Proyek Nasional yang bersentuhan langsung dengan kota Tebingtinggi, seperti pembangunan Jalan Tol Tebingtinggi Medan, Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung, Kawasan Industri Sei Mangkei dan Tebingtinggi Parapat, telah membuat kota ini memiliki keunggulan dari kota dan kabupaten lain di Sumatera Utara.
Saat dipimpin Walikota Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, M.M, beliau sering menyebutkan bahwa Tebingtinggi merupakan ‘Segi Tiga Emas’, sebab berada pada letak yang sangat strategis dan bersentuhan langsung dengan Mega Proyek Nasional tersebut dan sampai saat ini dibawah kepemimpinan Penjabat (Pj) Walikota yakni Muhammad Dhimiyati, S.Sos, M.TP, Tebingtinggi tetap optimis menjadi kota jasa dan perdagangan.
Hal ini sesuai dengan visi pemerintah Tebingtinggi itu sendiri yaitu ”Menjadikan Kota Tebingtinggi sebagai kota jasa dan perdagangan yang cerdas, layak, mandiri dan sejahtera dengan sumber daya manusia yang beriman dan berkualitas”.
Diperkuat dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) No. 04 Tahun 2006, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tebingtinggi. Dimana dalam jangka panjang kurun waktu sekitar 20 tahun, sejak 2006 hingga 2025, kota Tebingtinggi akan menjadi kota jasa dan perdagangan dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, pemerintah Tebingtinggi terus berupaya menggali potensi yang ada dengan meningkatkan inovasi, kreativitas dan produktivitas masyarakat lewat pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan ini terus dilakukan melalui kerjasama antar instansi yang berkaitan.
Salah satunya pemerintah Tebingtinggi telah melakukan pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada secara terpadu, berkesinambungan dan menyeluruh guna mensejahterakan masyarakatnya dan terus melakukan pendataan usaha – usaha yang memiliki prospek agar Tebingtinggi menjadi kota maju dan berkembang khususnya di Sumatera Utara maupun sampai ke tingkat Nasional.
Diusia yang tidak muda lagi, tepatnya ditanggal 1 Juli tahun 2022, Tebingtinggi telah berusia 105 tahun. Namun dengan semangat yang kuat semua program perencanaan menuju kota jasa dan perdagangan terus dilakukan meskipun semuanya tidak mudah, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjadikan Tebingtinggi menjadi kota jasa dan perdagangan dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
”Untuk itu diperlukan kesungguhan baik dari pemerintah itu sendiri maupun dari masyarakatnya, serta memberikan pendidikan yang terbaik buat masyarakat agar kedepannya Tebingtinggi memiliki sumber daya manusia yang cerdas, profesional di bidangnya dan mampu berinovasi serta kreatif untuk memajukan kotanya dari setiap program yang ada”.
Semboyan ’Esa Hilang Dua Terbilang’ juga perlu diterapkan bagi pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Tebingtinggi sebagai kota jasa dan perdagangan. Mengapa demikian, karena semboyan esa hilang dua terbilang memiliki arti dan makna berjuang/berusaha dengan sungguh – sungguh (gigih) sampai tercapai segala tujuan/cita-cita.
Jadi dengan semboyan itu, hendaknya menjadi penyemangat buat pemerintah kota Tebingtinggi tanpa ada rasa ragu dan takut dalam berusaha mewujudkan kota ini sebagai kota jasa dan perdagangan.
Untuk itu, diperlukan juga perencanaan matang dari pemerintah serta niat dan tekad yang kuat agar semua program berjalan dengan baik dan benar, serta dibutuhkan keprofesionalan, kemandirian dari semua kalangan untuk menjadikan kota ini sebagai kota yang unggul terutama disektor jasa dan perdagangan.
Semboyan ‘Esa Hilang Dua Terbilang’ juga menjadi motivasi dalam membangun dan mengembangkan visi kota Tebingtinggi yang dapat meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dan mandiri sehingga niat menjadikan kota ini menjadi kota jasa dan perdagangan dapat berjalan dengan sepenuhnya.
Oleh karena itu, pemerintah juga harus mengambil langkah bijak dan berusaha memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat untuk dapat mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan daya beli masyarakat agar pertumbuhan ekonomi masyarakat terus meningkat agar seiring sejalan dengan tujuan menjadikan kota jasa dan perdagangan tersebut.
Sebagai masyarakat Tebingtinggi, penulis juga memiliki harapan yang sama dengan pemerintah Tebingtinggi, yaitu ingin melihat perubahan besar pada kota ini kedepannya, apakah mampu bersaing dengan kota – kota lain dari sisi jasa dan perdagangan.
Akan tetapi semua itu memiliki proses untuk mencapai sebuah keberhasilan, dimana dengan potensi sumber daya alam minim dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kecil, penulis menilai bahwa pemerintah Kota Tebingtinggi tetap berusaha mencoba bangkit untuk dikenal ke seluruh pelosok negeri.
”Ini dapat dilihat dari adanya beberapa karya asli dari Tebingtinggi yang dipromosikan pemerintah dibeberapa kegiatan seperti Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) maupun kegiatan lainnya”.
Selain itu, pemanfaatan sumber daya manusia yang kreatif menjadi faktor utama menjadikan kota ini sebagai kota jasa dan perdagangan dengan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dimana peran penting pemerintah sangat dibutuhkan, dengan memberikan pelatihan dan pembinaan untuk mengasah kualitas masyarakat yang ingin berwirausaha bahkan menyediakan tempat berusaha bagi para usahawan asli Tebingtinggi yang telah memiliki usaha mikro kecil menengah (UMKM), dengan melakukan penataan lokasi berjualan yang tepat dan layak, juga membantu memasarkan produk UMKM yang baru muncul agar dapat berkembang dan diminati konsumen sehingga produk asli kota Tebingtinggi dapat dikenal bukan hanya di Sumatera Utara, bahkan sampai ke tingkat Nasional.
Namun, semua itu tidak terlepas dari sikap optimis dari para pemangku kebijakan di Kota Tebingtinggi serta sambutan yang ramah dari masyarakat untuk ikut serta dan mendukung setiap program yang ada serta bekerjasama deni mewujudkan program, visi misi pemerintah sehingga menjadi simpul utama terwujudnya Tebingtinggi menjadi kota jasa dan perdagangan.
Ide dan gagasan serta keinginan untuk mewujudkan Kota Tebingtinggi sebagai kota jasa dan perdagangan seperti yang di cita-citakan dalam program jangka panjang yang telah tertuang dalam Perda No. 04 Tahun 2006, menurut penulis sudah sangat tepat, namun harus di dukung oleh semua pemangku kebijakan baik eksekutif maupun legislatif serta lapisan masyarakat agar program Tebingtinggi sebagai kota jasa dan perdagangan dengan sumberdaya manusia yang berkualitas di bawah kepemimpinan Pj. Walikota Muhammad Dhimiyati, S.Sos. M.TP dengan mudah dicapai dan ekonomi masyarakat juga dapat meningkat secara menyeluruh. (Oleh : Reta P. Hasibuan)