JAKARTA ketikberita.com | Rangkaian program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang digagas oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil, dan Menengah Jawa Tengah akhirnya sampai pada kota Pati 17 Maret 2022 lalu dan hal ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak Januari hingga Maret di 14 kota di provinsi tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi keterlibatan BukuWarung dalam kegiatan ini, mengingat sebagai salah satu perusahaan startup yang fokus pada UMKM, perannya sangat signifikan untuk mendorong digitalisasi pelaku usaha agar mereka lebih adaptif dan tangguh dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di masa depan. Apalagi saat ini dari 4,1 juta UMKM di Jawa Tengah, baru 1,6 juta diantaranya yang memanfaatkan pasar digital,” Ema Rachmawati, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Jawa Tengah mengatakan.
Perusahaan startup BukuWarung sebagai penyedia platform pembukuan untuk UMKM yang memfasilitasi berbagai fitur antara lain, pembayaran, layanan keuangan, dan commerce, diundang dan terlibat dalam rangkaian acara yang diikuti oleh kurang lebih 500 pelaku UMKM tersebut, memberikan pelatihan mengenai digitalisasi kepada pelaku UMKM di Jawa Tengah. Salah satunya, lewat materi, “Pengenalan Aplikasi Digital Pengelolaan Usaha bagi UMKM”.
“BukuWarung sebagai penyedia ekosistem finansial yang fokus pada peningkatan kesejahteraan UMKM di Indonesia, merasa berkewajiban untuk berperan aktif dalam kegiatan pengembangan literasi digital semacam ini. Mengingat UMKM sebagai tulang punggung pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi, memiliki peran yang sangat signifikan sehingga perlu upaya nyata untuk mengakselerasi bisnis mereka utamanya melalui pemanfaatan teknologi digital,” Irwansyah Fansury, Head of Product Marketing BukuWarung mengatakan.
Selama rangkaian kegiatan tersebut, BukuWarung menemukan bahwa hampir seluruh peserta program literasi keuangan, digital, dan studi kelayakan usaha tersebut belum pernah mendengar apalagi menggunakan aplikasi pembukuan.
Studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultansi merek dan analisis data Kantar mengungkapkan bahwa 72% pelaku UMKM yang ada di kota besar sudah mengetahui soal aplikasi pembukuan dalam hal ini BukuWarung. Sementara mayoritas pedagang di daerah, belum familiar dengan aplikasi tersebut.
Upaya digitalisasi UMKM memang menghadapi banyak tantangan. Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang berkembang paling cepat di Asia Tenggara, tidak otomatis membuat penduduk Indonesia menjadi melek teknologi dan digital. Pada kenyataannya, 49% penduduk dewasa di Indonesia bahkan belum memiliki akses internet.
Dengan kesenjangan akses digital yang begitu signifikan, tidak heran jika belum semua masyarakat menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi digital, termasuk UMKM. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat jumlah UMKM yang sudah onboarding di ekosistem digital baru mencapai 19 persen atau sekitar 12 juta UMKM. Jumlah ini relatif lebih besar jika dibanding tahun 2020 lalu yang masih di angka 13 persen atau sekitar 8 juta UMKM.
Padahal pemanfaatan teknologi digital membuka peluang bagi diversifikasi pendapatan mengingat aktivitas jual beli online makin meningkat utamanya selama pandemi COVID-19 yang telah berlangsung sejak 2020. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat peningkatan jumlah transaksi secara online sebesar 26 persen atau 3,1 juta transaksi per hari serta kenaikan 35 persen pengiriman barang selama pandemi.
“Ini memang tantangan yang tidak mudah. Kami tentu tidak akan berhenti sampai di sini. Oleh karena itu, kami selalu terbuka untuk bisa bekerjasama dengan stakeholder lainnya untuk mengakselerasi digitalisasi UMKM, karena BukuWarung merupakan mitra strategis untuk menjadikan digitalisasi UMKM sebagai pilar utama ekonomi dan pembangunan,”tutup Irwansyah.
Sebagai tambahan, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo dan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi D.I Yogyakarta juga mengundang BukuWarung untuk menjadi bagian dari program pemberdayaan di daerah tersebut pada tanggal 22 dan 28-29 Maret. Dalam kegiatan tersebut, BukuWarung akan memberikan pelatihan literasi keuangan digital kepada 200 pelaku UMKM.
BukuWarung yang berdiri pada 2019, melalui aplikasinya menawarkan pencatatan keuangan digital yang mudah diakses dan digunakan oleh para pelaku UMKM. Fitur BukuWarung terus diperkuat sehingga memungkinkan pelaku UMKM melakukan pembayaran digital, serta membantu mereka melakukan peralihan dari offline ke online – untuk go digital. Kini BukuWarung telah digunakan oleh lebih dari 7 juta pelaku usaha. (r/er)