MEDAN ketikberita.com | Perumda Tirtanadi berkomitmen membenahi diri untuk memberikan pelayanan terbaik, apa lagi pasca longsor yang terjadi Sibolangit kemari, Plt Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirtanadi Ewin Putra menegaskan hal itu pada Rapat Kerja (Raker) Forum Wartawan Tirtanadi yang digelar di lantai IV Kantor Perumda Tirtanadi Pusat di Jalan SM Raja Medan Senin (23/12/2024).
Ewin membuka Raker Forwadi bersama Kepala Sekretaris Perusahaan Nurlin dan
Kepala Divisi Pengolahan Air Minum Relli Sinulingga. Hadir Ketua Forwadi Ahmad Rivai Parinduri, Sekretaris Adi Wasgo, Bendahara Hj Laswiyati Wakid dan seluruh anggota Forwadi yang berjumlah 50 orang.
Pembenahan yang dibuat Tirtanadi dengan menambah debit air seperti pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Mebidang dari Binjai dengan debit total 750 liter/detik untuk alokasi Medan Utara, Medan Timur dan Medan Helvetia.
Kemudian SPAM Brayan tahun depan untuk dicadangkan ke Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar. Sekarang di sana banyak yang ambil air bawah tanah dengan cukup besar sehingga ini melanggar aturan.
“Kalau KIM yang ambil air bawah tanah mungkin bisa ditolerir, tapi ini perusahaan yang ada di sana. Maka itu melanggar aturan. Oleh sebab itu kita fokuskan untuk menambah debit air ke KIM dan menambah ke pelanggan komersil,” jelas Ewin.
Selain itu SPAM Johor dengan kapasitas 500 liter/detik untuk perumahan – perumahan seperti di Padang Bulan sekitarnya. Untuk SPAM Johor ini semua pipa Tirtanadi udah ditanam. Yang paling besar di Eka Rasmi dan Karya Wisata. “Semua penambahan itu sebagai komitmen kita untuk memberikan pelayanan terbaik,” katanya.
“Kita buat lingkungan kondusif supaya para pegawai bekerja dengan aman dan nyaman,” jelas Ewin lagi.
Pada kesempatan itu Ewin menyatakan debit Tirtanadi masih defisit 2-3 persen pertumbuhan penduduk Medan tiap tahun, termasuk pembangunan rumah-rumah besar sehingga kebutuhan air makin banyak. “Untuk itu kami mohon maaf kepada pelanggan karena kurangnya debit air,” ungkap Ewin.
Dia mengakui defisit itu bertambah setelah adanya bencana longsor di Sibolangit sehingga berdampak debit dan distribusi masih belum normal untuk beberapa kawasan. Kalau di Sibolangit banyak mata air antara lain di Desa Rumah Sumbul, Puang Aja, Lau Kaban dan Laubengklewang.
“Mata air itu kita tampung dan dialirkan ke pemancar. Tapi akibat bencana itu, semuanya hancur. Bahkan dari rumah pemancar ke tangki bulan juga banyak yang hanyut. Inilah yang terus kita perbaiki,” katanya.
Ewin menyebut H+7 setelah bencana udah bisa dimasukkan ke tangki bulan dan
udah bisa hasilkan 80 liter/detik dari Sibolangit.
“Per pagi hari ini, Senin 23 Desember 2024, kita udah bisa hasilkan 350 liter per detik dari total 550 liter per detik. Jadi 65 persen udah bisa dihasilkan,” kata Ewin. (red)