Mungkinkah Kita Raih Kemerdekaan Finansial? Lakukan Perencanaan Keuangan Sejak Anda masih Pekerja Pemula

192

JAKARTA ketikberita.com | Pengalaman pertama mendapat gaji bagi pekerja pemula tentu sangat menyenangkan. Terbayang segala kebutuhan dan keinginan bisa segera diwujudkan. Sayangnya, begitu pertengahan bulan, kondisi gaji mulai menipis. Ketika ada kebutuhan mendadak, jalan pintas yang sering ditempuh adalah berutang karena tabungan tidak mencukupi. Itu sebabnya, kemerdekaan finansial penting untuk diketahui dan dijalankan oleh para pekerja pemula.

Mewujudkan kemerdekaan finansial apakah bisa? Seringkali banyak pekerja pemula atau anak muda merasa skeptis dapat mewujudkannya. Bagaimana tidak, dengan gaji seadanya harus memenuhi kebutuhan membayar kost, transportasi kost ke kantor, makan, membeli baju kerja. Belum termasuk ngopi, hangout setelah pulang kerja, atau gym bersama teman. Beda halnya dengan mereka yang bekerja di perusahaan besar atau memang berasal dari keluarga berada, banyak yang menilai mereka relatif mudah mewujudkan kemerdekaan finansial.

Sebenarnya, mewujudkan kemerdekaan finansial bukan sesuatu yang tidak mungkin bagi yang gajinya pun belum mencapai belasan atau puluhan juta. Siapapun bisa mencapainya asalkan mau bekerja keras dan mengatur keuangan dengan disiplin. Jika kita bijak menggunakan uang sejak menerima gaji pertama maka seiring waktu akan menjadi kebiasaan dan akan memengaruhi gaya hidup, akan terbiasa hidup sederhana dan tidak berfoya-foya.

Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan, bermaksud berbagi pengalamannya bagaimana ia mengatur keuangan saat masih menjadi pekerja pemula hingga kini sukses pada usia muda sudah memiliki karir yang mapan dan membangun keluarga kecil yang bahagia.

◢ Rutin menabung

Saat masih muda dan sudah berkarir yang memiliki prospek masa depan tentu menerima gaji pertama adalah kebanggaan. Antonius pun demikian, sebagaimana anak kuliah pada umumnya mendapatkan uang saku dari orang tua sehingga harus irit. Ada juga yang sudah memiliki penghasilan tambahan sejak usia muda dari pekerjaan menjadi asisten dosen atau bekerja part time di luar jam kuliah, tetapi dengan hasil seadanya.

“Pada akhirnya bekerja dan menerima gaji pertama, tentu sangat menyenangkan, tidak perlu seirit dulu dan ingin sekali mewujudkan semua mimpi yang ditahan sejak kuliah karena keterbatasan dana. Namun demikian, saya tidak ingin terlena karena apapun bisa terjadi saat kita berkarir. Kejadian tidak terduga itu tidak hanya berupa hal negatif, tetapi kesempatan baik juga memerlukan dana sehingga kita harus mempersiapkan kondisi finansial dengan baik. Saya belajar memprioritaskan menabung dan memilah kebutuhan barulah pelan-pelan mewujudkan keinginan yang tertunda seiring kenaikan gaji,” sebut Antonius.

Kunci pertama dari perencanaan keuangan pribadi adalah menabung. Berapapun gaji yang Anda miliki pastikan tetap memprioritaskan menabung. Jika melakukannya secara rutin, nantinya, Anda pun akan sayang menghabiskan uang dengan cepat hanya demi membeli barang yang bukan kebutuhan.

“Perhitungan yang mudah adalah menentukan rasio tabungan. Setidaknya lebih dari 20% per bulan saya sisihkan untuk menabung. Jika ternyata ada sisa dari gaji dalam bulan tersebut atau mendapatkan bonus dan THR maka saya niatkan meningkatkan rasio tabungan lebih lagi. Jika bagi Anda rasio tersebut masih tinggi, tidak masalah dikecilkan lagi, tetapi tambahkan waktunya misalnya per hari atau per minggu. Seiring naiknya gaji dan keuangan lebih stabil maka bisa tingkatkan rasio tabungan tersebut, ” saran Antonius.

◢ Mempunyai passive income

Selain berhemat dan menabung, saat usia masih muda dan produktif sangat baik jika Anda menambah ilmu, pengalaman, dan jejaring pertemanan. Salah satu hal baik yang dapat dilakukan anak muda atau pekerja pemula adalah mulai memikirkan cara mendapatkan pendapatan pasif (passive income).

“Pada masa saya menjadi mahasiswa atau pekerja pemula, mendapatkan passive income tidak banyak jenisnya. Biasanya ada yang menjadi asisten dosen, guru les, bekerja tambahan di malam hari, dan lainnya. Namun, pada zaman modern ini, banyak cara mendapatkan passive income, seperti membuat & memonetisasi blog, menjadi YouTuber/influencer, menulis eBook, melakukan investasi, beli properti kemudian disewakan, dan lainnya. Jadi, tidak ada alasan untuk kita tidak bekerja giat membangun masa depan,” sebut Anton.

◢ Sanggup mengelola utang

Berutang seringkali menjadi solusi untuk menyelesaikan kebutuhan pembiayaan mendadak. Namun, jika terlalu banyak utang dapat membuat hidup tidak tenang. Apalagi, jika bunganya floating.

Sebaiknya pertimbangkan dengan matang jika akan berutang, yakni apakah akan mampu konsisten melunasi utang tepat waktu, apakah jika melunasi utang dapat berdampak pada kebutuhan lain, dan mampukah tidak menambah utang baru sebelum utang lama terselesaikan.

Jadikan utang sebagai solusi alternatif terakhir. Jika sanggup membayar tunai akan lebih baik. Jika harus mengajukan pinjaman sebaiknya untuk keperluan utang produktif dan ajukan pinjaman hanya ke lembaga resmi seperti bank, koperasi resmi, atau pegadaian.

Utang produktif salah satunya adalah mengajukan KPR karena harga rumah akan terus naik atau meminjam kredit usaha dari bank untuk mengembangkan bisnis atau yang dapat menambah aset atau pendapatan di masa depan. Sedangkan utang konsumtif dan perlu dihindari adalah utang untuk membeli ponsel mahal, pakaian bermerek, atau mobil mewah sebab akan ada penurunan nilai.

Sebagai catatan tambahan, ada kemungkinan pekerja pemula memutuskan berhenti dari tempat kerjanya saat ini atau tidak diteruskan kontrak kerjanya, jika memiliki utang dengan nilai tinggi maka dapat mengalami risiko bangkrut dan akan semakin skeptis meraih kemerdekaan finansial.

“Pekerja pemula memiliki kesempatan memiliki aset jika disiplin menabung, berhemat, dan mengusahakan tidak memiliki utang konsumtif serta memiliki penghasilan pasif. Selanjutnya, jika sudah memiliki aset, kita perlu juga memikirkan cara mengamankan aset agar tidak tergerus oleh biaya tidak terduga yang dapat menyebabkan risiko kebangkrutan dengan mengasuransikan diri kita dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan,” imbau Antonius.

◢ Menyimpan dana darurat

Dana darurat adalah dasar dalam perencanaan keuangan yang bertujuan menjadi jaring pengaman saat darurat.

“Selain menabung, hal lain yang saya lakukan sejak pekerja pemula adalah belajar menyiapkan dana darurat. Dana darurat ini idealnya sejumlah 6 kali pengeluaran bulanan kita saat ini. Namun bisa pergunakan target awal 2-3 bulan pengeluaran bulanan dahulu sebagai awalan. Jika dana darurat tidak terpakai bukan berarti bisa dipakai, saya tetap tingkatkan jumlahnya karena kita tidak pernah tahu kapan kondisi darurat terjadi,” sebut Antonius.

◢ Berasuransi sejak muda dan sehat

Selain dana darurat, para pekerja pemula juga dianjurkan Antonius untuk melengkapi diri dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan untuk melindungi finansial dari risiko kesulitan ekonomi yang mungkin harus ditanggung diri sendiri dan keluarga jika terjadi sakit kritis, cacat tetap dan total hingga meninggal dunia. Anda dapat mulai menyisihkan 10% dari seluruh pendapatan bulanan untuk melindungi diri dengan asuransi jiwa dan kesehatan.

“Mengeluhkan tidak cukup uang untuk membeli asuransi karena pendapatan bulanan yang kecil sehingga menunda untuk berasuransi sampai waktu yang belum bisa dipastikan sama saja meningkatkan risiko kerugian karena umur terus bertambah dan ada risiko terserang penyakit kritis yang menyebabkan ditolaknya pengajuan asuransi oleh perusahaan asuransi. Para pekerja pemula pada zaman ini lebih mudah memilih asuransi karena sudah banyak tersedia asuransi secara digital,” sebut Antonius.

Kehadiran asuransi digital dalam industri asuransi tidak hanya mempermudah calon nasabah mencari informasi, tetapi juga merasa bertransaksi karena dapat memilih produk asuransi yang sesuai kebutuhan, proses pengajuan asuransinya cepat dan mudah, jangkauannya luas, serta premi asuransinya relatif lebih murah.

“Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika nilai gaji masih kecil, tidak perlu khawatir, bisa mulai berasuransi dengan produk asuransi digital dari superyou.id karena Super You menyediakan beragam produk asuransi jiwa dan kesehatan dengan premi terjangkau mulai dari Rp30.000-an per bulan tetapi sudah memberikan perlindungan finansial hingga Rp1,5 Miliar per tahun. Ini sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan para pekerja pemula, “ kata Antonius menutup penjelasannya.

Ragam produk asuransi jiwa yang disediakan oleh Super You di superyou.id antara lain Super Life Protection dan Super Safe Protection sedangkan asuransi kesehatan antara lain Asuransi Super Easy Health dan Super Care Protection .

Literasi kesehatan ini merupakan dukungan terhadap program Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi tercapainya keuangan inklusif hingga 90% pada tahun 2024. Salah satunya adalah masyarakat dapat mengakses produk dan layanan asuransi jiwa dan kesehatan yang berkualitas serta terjangkau dengan cara yang mudah dan dapat diakses secara luas. (r/red)