Home / Ketik Berita / Ekonomi & Bisnis / Meski Melambat, OJK Optimis Keuangan Sumut Tetap Positif 

Meski Melambat, OJK Optimis Keuangan Sumut Tetap Positif 

MEDAN ketikberita.com | Stabilitas sektor keuangan di Sumatera Utara (Sumut) masih terjaga dengan baik meski tantangan ekonomi global dan nasional terus terjadi. Hal  disampaikan Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumatera, Khoirul Muttaqien dalam pertemuan bersama insan media di Medan, Selasa (4/12/2025).

Khoirul menjelaskan, OJK sebagai regulator akan terus memantau kondisi industri keuangan, memastikan informasi tersampaikan secara akurat kepada publik, serta menjaga agar aktivitas keuangan tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Kami akan terus menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan inklusif agar masyarakat luas tetap merasakan manfaat sektor jasa keuangan,” ujarnya.

Ia memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumut pada kuartal III masih ditopang konsumsi rumah tangga dan aktivitas ekspor, terutama dari sektor pengolahan berbasis komoditas. Meski terjadi perlambatan dibanding periode sebelumnya, fondasi ekonomi daerah masih cukup kuat dengan aktivitas konsumsi yang tinggi. Sektor makanan-minuman dan tembakau menjadi kontributor terbesar pertumbuhan, sejalan dengan tingginya mobilitas dan potensi kuliner di Medan.

Kinerja perbankan juga menunjukkan perkembangan positif dengan penyaluran kredit yang tumbuh 9,8 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Total kredit di Sumut mencapai Rp333 triliun atau berkontribusi 3,8 persen terhadap total kredit nasional. Medan menjadi wilayah dengan penyaluran kredit terbesar karena menjadi pusat aktivitas ekonomi dan tenaga kerja. Pertumbuhan pembiayaan di sektor pengolahan serta ketenagalistrikan juga menunjukkan peningkatan seiring berkembangnya kebutuhan industri dan energi.

Khoirul menegaskan bahwa UMKM tetap menjadi fokus utama pembiayaan. Sekitar 60 persen portofolio kredit diarahkan ke pelaku usaha kecil dan menengah melalui perbankan dan BPR, sejalan dengan fungsi lembaga tersebut sebagai penggerak ekonomi rakyat. “BPR hadir untuk mendorong sektor UMKM agar semakin kuat dan naik kelas,” ungkapnya.

Pada industri asuransi, nilai premi di Sumut tercatat Rp43 triliun dengan tren klaim yang menurun. Meskipun demikian, OJK terus memperketat pengawasan karena industri ini masih dalam proses pemulihan dan membutuhkan tata kelola yang lebih baik.

Sementara itu di pasar modal, jumlah investor individu di Sumut meningkat signifikan hingga 82 persen dari total investor, mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap produk investasi dan peningkatan literasi keuangan.

OJK juga menerima peningkatan pengaduan layanan keuangan, terutama terkait asuransi, perbankan, hingga layanan digital seperti pemblokiran rekening. Berbagai kanal perlindungan konsumen terus dioptimalkan untuk memastikan setiap pengaduan memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat. Selain itu, program edukasi dan literasi keuangan di sekolah, kampus, serta komunitas terus diperluas sepanjang 2024 dan akan ditingkatkan lagi pada 2025.

Menutup paparannya, Khoirul menegaskan bahwa sektor jasa keuangan Sumut masih menunjukkan tren yang positif dan tetap mampu menopang pertumbuhan ekonomi daerah. “Intinya, stabilitas sistem keuangan terjaga, pertumbuhan masih positif, dan kami akan memastikan manfaatnya semakin dirasakan masyarakat,” tutupnya. (red)