Mengenang H. Rosihan Anwar: Tokoh Pers, Sejarawan dan Budayawan Indonesia

556

MEDAN ketikberita.com | Dalam momen memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day (WPFD) tanggal 3 Mei, mari sejenak layangkan seluruh ingatan dan kenangan kita kepada salah seorang tokoh Pers, Sejarawan, Sastrawan, dan Budayawan Indonesia, H. Rosihan Anwar.

Rosihan Anwar merupakan salah seorang yang produktif menulis, lahir pada 10 Mei 1922 di Sirukam, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

Rosihan Anwar merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara dari pasangan Anwar Maharaja Sutan dan Siti Saifah.

Dia menyelesaikan Sekolah Rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang, kemudian melanjutkan ke AMS di Yogyakarta.

Dalam menapaki karir jurnalistiknya Rosihan memulai sebagai Reporter Asia Raya pada masa pendudukan Jepang, tahun 1943 hingga menjadi Pemimpin Redaksi Siasat dari 1947 hingga tahun 1957 dan Pedoman (1948 – 1961).

Pada masa Orde Baru, ia menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia dari 1968 sampai 1974.

Dalam bidang perfileman Rosihan Anwar bersama Usmar Ismail mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini).

Berbagai kegiatan dan prestasi yang telah digeluti sepanjang hidup Rosihan Anwar antara lain, mulai dari menjadi reporter Asia Raya, Redaktur Harian Merdeka, Kolumnis Business News, Kolumnis Asiaweek, Hongkong dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat dari 1983 hingga akhir hayatnya.

Pada tahun 2007 ia bersama Herawati Diah yang ikut mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta 1946 mendapatkan penghargaan
‘Life Time Achievement ‘ atau ‘Prestasi Sepanjang Hayat’ dari PWI Pusat.

H. Rosihan Anwar meninggal dunia kamis, 14 April 2011 di RS. Metropolitan Medika Center dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Penghargaan yang diterima Rosihan Anwar.

1.Bintang Mahaputra III tahun 1974 yang dianugerahkan Presiden Republik Indonesia Soeharto.
2. Anugerah Kesetiaan Berkarya sebagai wartawan 2005
3. Life Time Achievement 2007.
Seorang Rosihan telah meninggalkan jejak sejarah melalui karya-karyanya pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan kita??.

Penulis: Abdul Aziz, ST
Pengamat sosial dan lingkungan.

Artikulli paraprakBerat Badan Naik usai Lebaran? Waspada Penyakit Mengintai
Artikulli tjetërHindari kecelakaan, Kakorlantas : Sehat dan Tidak Lelah Jadi Syarat Mutlak Saat Berkendara