Kepala KPw BI Sumut: Didukung Berbagai Kebijakan dan Program, Pemulihan Ekonomi Nasional dan Sumut Tetap Berlanjut

605

MEDAN ketikberita.com | Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Doddy Zulverdi menyebutkan perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun berisiko lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, implementasi kebijakan zero Covid-19 di Tiongkok, dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara berdampak pada deselerasi pertumbuhan ekonomi global.

Percepatan normalisasi kebijakan moneter oleh berbagai negara maju dan berkembang juga berdampak pada peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Harga komoditas global yang masih meningkat juga turut memberikan tekanan pada inflasi global.

Perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut ditopang oleh menguatnya permintaan domestik dan tetap kuatnya ekspor. Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I-2022 tetap kuat yakni 5,01% (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%, lebih tinggi dari tahun 2021, sebutnya saat menggelar Bincang Bareng Media (BBM) dengan sejumlah wartawan di Lantai 9 Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Provinsi Sumut Jalan Balaikota Medan, Selasa (31/05/2022).

Berbagai indikator terkini seperti pertumbuhan penjualan eceran dan mobilitas masyarakat mencerminkan aktivitas konsumsi dan perekonomian yang terus membaik. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan masih berlanjut sejalan dengan meningkatnya harga energy dan komoditas global, sehingga koordinasi dengan Pemerintah melalui TPIP dan TPID perlu terus diperkuat.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional, perekonomian Sumatera Utara juga tetap tumbuh positif. Pada triwulan I-2022, ekonomi Sumatera Utara tumbuh 3,90% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Pulihnya ekonomi masyarakat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I-2022, selain low based effect pada tahun sebelumnya.

Dari sisi pengeluaran, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi, dan secara net tumbuh mencapai 4,07% (yoy). Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor perdagangan mengalami pertumbuhan tertinggi dan terdapat dua sumber pertumbuhan baru ekonomi yaitu sektor transportasi dan jasa keuangan.

Beberapa indikator ekonomi di Sumatera Utara seperti hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Penjualan Eceran (SPE), hingga hasil liaison Bank Indonesia terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang akan tetap tumbuh. Optimisme berlanjutnya pemulihan ekonomi juga terlihat dari perkembangan penyaluran kredit yang meningkat didukung dengan risiko kredit yang membaik.

Perekonomian Sumatera Utara Tahun 2022 diprakirakan lebih tinggi dari Tahun 2021. Perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dengan kisaran 3,5-4,3%. Konflik geopolitik yang masih terus belanjut dan koreksi Purchasing Manager’s Index (PMI) negara mitra dagang utama seperti Tiongkok, USA, dan Uni Eropa menjadi hal yang perlu diwaspadai.

Namun demikian, kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat. Tetap tingginya harga komoditas utama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Inflasi Sumatera Utara pada bulan April 2022 meningkat sebesar 3,63% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 3,26% (yoy) namun masih dalam rentang target inflasi nasional 3±1%. Komoditas minyak goreng menjadi faktor utama pembentukan inflasi di Sumatera Utara pada bulan April 2022 disebabkan oleh masih berlanjutnya dampak pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dan harga minyak goreng curah yang belum sesuai dengan HET. Pasca Idul Fitri, harga beberapa komoditas pangan seperti telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan bawang merah mengalami kenaikan meskipun untuk komoditas lainnya relatif stabil didukung ketersediaan pasokan yang tetap terjaga.

Pada Mei 2022, inflasi bulanan Sumatera Utara diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya meskipun secara tahunan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi masyarakat pasca HBKN Idul Fitri. Di sisi lain, komponen volatile food diprakirakan akan menjadi pendorong inflasi disebabkan adanya potensi gangguan cuaca yang dapat menghambat produksi dan distribusi, serta masih tingginya harga pakan ternak yang menaikkan biaya produksi.

Untuk itu, TPID di Sumatera Utara terus berkoordinasi dalam rangka mengantisipasi peningkatan tekanan inflasi yang diprakirakan terus berlanjut. Upaya menjaga kestabilan harga, baik jangka pendek hingga jangka panjang, senantiasa dilakukan melalui strategi 4K.

Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diprakirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya perekonomian, penanganan pandemi COVID-19 yang semakin baik dan mendorong mobilitas masyarakat, serta permintaan yang meningkat. Potensi risiko kenaikan inflasi di Tahun 2022 sudah menjadi perhatian bersama. Seluruh TPID, baik Provinsi maupun Kab/Kota, di Sumatera Utara akan terus berupaya menjaga tingkat inflasi di Sumatera Utara tetap berada dalam rentang sasaran.

Pasca Idul Fitri, arus kas Bank Indonesia di Sumatera Utara mencatatkan net-inflow sebagaimana pola setiap tahunnya. Perkembangan tersebut juga menandakan kembalinya uang yang beredar di masyarakat ke sistem perbankan pasca Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Di tengah upaya Bank Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Uang Rupiah di masyarakat, risiko peredaran Uang Palsu tetap perlu diwaspadai oleh masyarakat. Upaya antisipasi dengan menerapkan 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) juga diharapkan untuk terus dilakukan oleh masyarakat guna terhindar dari risiko peredaran Uang Palsu.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara juga terus melakukan berbagai upaya koordinasi serta peningkatan literasi terkait transaksi keuangan digital. Upaya perluasan QRIS dilakukan dengan penguatan koordinasi bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), mendorong perluasan pada berbagai komunitas serta mendorong peningkatan jumlah pengguna baru QRIS.

Implementasi dan akseptasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) juga terus diakselerasi, diantaranya melalui fasilitasi koordinasi penyusunan roadmap dan pelaksanaan capacity building TP2DD. Melalui berbagai upaya tersebut, diharapkan dapat mengakselerasi terciptanya ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Sumatera Utara yang mumpuni.

Bank Indonesia juga senantiasa mendorong pengembangan UMKM dan Ekonomi Syariah. Sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, pengembangan UMKM juga menjadi perhatian Bank Indonesia. Melalui berbagai upaya pengembangan usaha dan fasilitasi promosi, para pelaku UMKM diharapkan dapat semakin tumbuh dan dapat turut mendorong pemulihan ekonomi.

Berbagai kegiatan secara rutin dilaksanakan guna mendukung para pelaku UMKM dan Ekonomi Syariah seperti penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di tingkat nasional dan daerah, serta program Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara melalui Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) dan Road to FESyar tahun 2022. (r/red)

Artikulli paraprakPemko Medan Terus Berupaya Percepat Realisasi APBD, Bobby Nasution : Masyarakat Dapat Rasakan Hasil Pembangunan yang Dilakukan
Artikulli tjetërProgres Pembangunan Jembatan Sicanang 30 Persen, Bobby Nasution Targetkan akan Selesai Akhir Tahun 2022