PENULIS : Hairul Amren1, Anastasia Lubis2, Kanya Rugaya Kamil3, Roseptarina Sinaga4, Tri Anggri5, hairulamren123@gmail.com, lubistasya3@gmail.com, rugayakamil@gmail.com, roseptasinaga@gmail.com, trianggrisembiring@gmail.com
Abstract
The position of Pancasila, as the foundation of Indonesia’s state and national ideology, has an important role in shaping an education system that aims to produce a generation with character.
At Politeknik Penerbangan Medan, the implementation of Pancasila values in the curriculum and educational activities aims to develop students who are not only technically competent, but also have integrity, work ethic, and a high sense of responsibility. This research explores the place of Pancasila in the education system of Medan Aviation Polytechnic, highlighting how Pancasila values are integrated in the education process to shape students’ character.
The methods used include curriculum document analysis, observation, and lecturer and student interviews. The results showed that the strengthening of Pancasila values in the education of Medan Aviation Polytechnic helps students to not only become professionals in the field of aviation, but also become individuals who have national insight and are able to face the challenges of globalisation while upholding human and national values.
The implementation of Pancasila in this education system is expected to produce graduates who are ready to work, have strong character, and contribute positively to the nation and state so that this implementation can be applied in the world of work.
Keywords: Pancasila, Education, Character, Students, Medan Aviation Polytechnic
Abstrak
Kedudukan Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia, memiliki peran penting dalam membentuk sistem pendidikan yang bertujuan mencetak generasi berkarakter.
Di Politeknik Penerbangan Medan, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pendidikan dan pola pengasuhan bertujuan untuk mengembangkan mahasiswa yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas, etos kerja, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Penelitian ini mengeksplorasi kedudukan Pancasila dalam sistem pendidikan dan pola pengasuhan di Politeknik Penerbangan Medan, menyoroti bagaimana nilai-nilai Pancasila diintegrasikan dalam proses pendidikan untuk membentuk karakter mahasiswa.
Metode yang digunakan adalah sistem observasi yaitu dengan mengamati, sehingga data atau informasi yang di perlukan didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila di dalam pendidikan Politeknik Penerbangan Medan ini membantu mahasiswa untuk tidak hanya menjadi profesional di bidang penerbangan, tetapi juga menjadi individu yang berwawasan kebangsaan dan mampu menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Implementasi Pancasila dalam sistem pendidikan dan pola pengasuhan ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja, berkarakter kuat, dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara sehingga implementasi ini dapat diterapkan di dunia kerja
Kata Kunci: Pancasila, Pendidikan, Karakter, Mahasiswa, Politeknik Penerbangan Medan
A. Pendahuluan
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya.
Pancasila, sebagai ideologi bangsa, memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan menjadikan Pancasila sebagai landasan filosofis, kurikulum, dan pembentukan karakter. pendidikan diharapkan mampu menghasilkan generasi penerus yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga bermoral dan berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan adalah upaya strategis untuk menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
Perlu diketahui bahwa sekarang ini banyak peserta didik dan generasi muda yang karakternya rusak karena berbagai hal yang mempengaruhi diantaranya karena dampak buruk globalisasi, teman bergaul, media elektronik yang semakin canggih, narkoba, minuman keras, dan hal-hal negatif lainnya.
Keadaan ini sangat memprihatinkan dan perlu perhatian khusus karena generasi penerus bangsalah yang akan meneruskan perjuangan-perjuangan generasi para Pejuang kemerdekaan. Tentu tidak akan maju Negara ini jika dibangun oleh generasi yang tidak bermoral. Untuk itu perlu pembenahan-pembenahan agar generasi penerus yang mendatang memiliki akhlak dan moral yang baik.
Politeknik Penerbangan Medan adalah perguruan tinggi dibawah naungan kementerian perhubungan yang memiliki tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang berfokus pada keahlian teknis dan profesionalisme di sektor penerbangan, Politeknik Penerbangan Medan tidak hanya bertujuan untuk mencetak tenaga ahli yang kompeten secara teknis, tetapi juga membentuk individu yang memiliki karakter dan nilai-nilai yang berlandaskan Pancasila.
Di Politeknik Penerbangan Medan menjadi wadah untuk Mahasiswa/i untuk meningkatkan karakter melalui pengasuhan yang unggul. Begitu juga di bidang pendidikan Mahasiswa Politeknik Penerbangan Medan juga dibekali dengan pembelajaran pancasila yang bertujuan sebagai pondasi bagi Mahasiswa/I untuk memahami dan melaksanakan kegiatan sehari-hari yang berlandaskan Pancasila.
Politeknik penerbangan medan menjamin setiap Mahasiswa/i untuk tetap bersikap dan bertingkah laku layaknya manusia yang berkarakter pancasila dimana dalam pengimplementasiannya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari setiap individu mahasiswa/i.
Dengan menginternalisasi dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Mahasiswa/i dapat berkontribusi secara positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan di Politeknik Penerbangan Medan adalah langkah strategis untuk mencetak generasi penerus yang berkompeten, bermoral, dan berjiwa nasionalis dan diharapkan bahwa setiap pembelajaran dan kehidupan yang berlandaskan pancasila ini dapat di realisasi dalam dunia kerja terkhususnya sebagai pelayan masyarakat sehingga setiap pengetahuan tentang pancasila tidak hanya diamalkan dan dilakukan sendiri setiap individu Mahasiswa/i namun dapat disalurkan kepada orang banyak sebagai pelayanan terhadap masyarakat dan bukti bahwa Mahasiswa/i Politeknik Penerbangan Medan benar-benar menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil yang berkarakter Pancasila.
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pembuatan jurnal ini adalah untuk menegaskan serta memberi pemahaman mengenai:
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dapat diimplementasikan di dunia Pendidikan.
2. Kedudukan Pancasila Sebagai acuan dalam sistem Pendidikan
3. Tantangan yang dihadapi generasi muda mengenai kedudukan Pancasila di era globalisasi
4. Gerakan yang dilakukan untuk menciptakan generasi penerus yang berkarakter Pancasila.
C. KAJIAN TEORI
Pancasila adalah suatu Ideologi yang pada dasarnya menjadi titik acuan masyarakat Indonesia dalam menjalankan segala sesuatu baik dalam bertindak dan bertingkah laku. Pancasila juga dijadikan sebagai sumber dan dasar dalam mendidik warga negara Indonesia.
Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter warga negara Indonesia, memberikan wawasan pengetahuan kepada warga negara Indonesia tentang pentingnya hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Peran Pancasila juga tidak kalah penting di dalam dunia pendidikan.
Pancasila menjadi sumber nilai dan acuan dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai contoh, Pancasila memegang hal penting dalam pembentukan kurikulum di sistem pendidikan, metode pengajaran dalam lingkungan pendidikan, serta nilai-nilai apa yang ditanamkan kepada mahasiswa/mahasiswi. Sehingga dengan pengetahuan yang cukup mengenai pentingnya Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, menjadikan kehidupan masyarakat yang tertib, teratur, dan nyaman.
D. PERMASALAHAN
Apa saja nilai-nilai karakter yang diutamakan dalam pendidikan dan Pola pengasuhan di Politeknik Penerbangan Medan?
E. PEMBAHASAN
Implementasi program pengembangan karakter di Politeknik Penerbangan Medan bisa menghadapi beberapa tantangan utama:
1. Kesadaran dan Komitmen : Tantangan pertama adalah membangun kesadaran dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait, termasuk pimpinan kampus, dosen, staf, mahasiswa, dan pihak eksternal seperti industri dan komunitas. Tanpa dukungan yang kuat ini, implementasi program dapat menjadi tidak konsisten atau tidak efektif.
Penyelesaian: Pimpinan kampus perlu memastikan bahwa nilai-nilai karakter diintegrasikan secara konsisten dalam pendidikan dan kegiatan kampus. Kampanye kesadaran dan pelatihan untuk semua aspek tentang pentingnya pengembangan karakter dapat meningkatkan komitmen mereka.
2. Integrasi : Menyelaraskan pembelajaran akademik dengan pengembangan karakter dapat menjadi tantangan, terutama jika kurikulum sudah padat dengan materi teknis sehingga waktu untuk kegiatan pengembangkan karakter Mahasiswa/i kurang.
Penyelesaian: Politeknik penerbangan Medan menyeimbangkan waktu antara Pendidikan dengan Pola Asuh. Selain itu dapat juaga dilakukan rancangan mata kuliah atau modul khusus yang fokus pada pengembangan karakter atau memasukkan aspek-aspek karakter ke dalam mata kuliah yang sudah ada contohnya materi dasar Pancasila dimana keberadaan mata kuliah tersebut memberi kesadaran kepada Mahasiswa/i bahwasannya segala sesuatu harus berdasarkan Pancasila dan untuk poin ini Politeknik Penerbangan Medan sudah melaksanakannya. Dosen juga perlu dilibatkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sehari-hari.
3. Evaluasi dan Pengukuran : Mengukur efektivitas program pengembangan karakter dapat sulit, karena karakter bersifat abstrak dan sulit diukur secara kuantitatif.
Penyelesaian: Politeknik Penerbangan Medan dapat mengembangkan indikator kualitatif untuk mengukur perkembangan karakter mahasiswa,seperti observasi perilaku, penilaian dosen, atau survei untuk mahasiswa dan alumni. Evaluasi berkala dan penyesuaian program berdasarkan hasil evaluasi akan membantu memperbaiki dan mengoptimalkan efektivitas program.
4. Tantangan Budaya dan Nilai : Politeknik Penerbangan Medan menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan budaya yang khas dalam program pengembangan karakter.
Penyelesaian: Melibatkan komunitas lokal, stakeholder budaya, dan para ahli dalam pengembangan kurikulum karakter dapat membantu memastikan bahwa nilai-nilai lokal dihormati dan diperkuat dalam program tersebut. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan eksternal dan mengadakan kegiatan yang mendukung budaya lokal juga dapat meningkatkan efektivitas program. Di Politeknik Penerbangan Medan hal ini sudah terlaksana dengan adanya ekstrakulikuler yang sifatnya mendukung kebudayaan setempat seperti ekstrakulikuler AMT (Alat Musik Tradisional) dan ekstrakulikuler Tari.
Beberapa nilai-nilai karakter yang ditekankan dalam pendidikan di Politeknik Penerbangan Medan:
1. Integritas
Mahasiswa diajarkan untuk selalu berprinsip teguh pada nilai-nilai moral dan etika, serta konsisten dalam menjalankan tugas-tugas akademik dan profesional mereka. Integritas ini mencakup kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang diemban. Sebagai contoh integritas dari seorang Mahasiswa di Politeknik Penerbangan Medan, Contohnya:
Seorang Mahasiswa yang sedang menjalani pelatihan On The Job Training (OJT) di lingkungan dunia penerbangan mendapat tugas untuk melakukan inspeksi rutin pada sebuah pesawat yang akan digunakan untuk penerbangan komersial dalam beberapa jam ke depan. Tugas ini penting karena keselamatan penumpang bergantung pada keakuratan inspeksi dan laporan yang disampaikan. Namun, saat melakukan inspeksi, Mahasiswa tersebut menemukan bahwa ada beberapa kekurangan dalam pemeriksaan beberapa komponen kunci yang bisa mengancam keselamatan penerbangan. Misalnya, ada beberapa baut yang tidak terpasang dengan benar atau ada indikasi keausan yang perlu segera diperbaiki.
Integritas yang Ditunjukkan:
Kejujuran: Meskipun mengetahui bahwa laporan yang lengkap dan positif dapat membuatnya terlihat baik di mata atasan dan dosen, taruna tersebut memilih untuk jujur dan akurat dalam melaporkan temuan inspeksinya. Dia tidak menyembunyikan atau mengurangi keparahan masalah yang ditemukan. Sehingga, permasalahan yang ditemukan dapat terselesaikan dengan baik.
Transparansi: Taruna tersebut menyampaikan hasil inspeksi dengan jelas dan transparan kepada atasan dan instruktur yang bertanggung jawab. Dia menguraikan setiap temuan secara rinci, termasuk implikasinya terhadap keselamatan penerbangan dan langkah-langkah yang direkomendasikan untuk memperbaikinya.
Tanggung Jawab: Mengingat urgensi situasi, taruna segera melaporkan masalah kepada atasan dan meminta bantuan untuk mengatasi masalah tersebut sebelum pesawat dijadwalkan untuk penerbangan. Dia siap bertanggung jawab atas temuan inspeksi dan memastikan bahwa masalah diperbaiki dengan segera demi keselamatan penumpang.
Konsistensi: Selama seluruh proses inspeksi dan pelaporan, taruna menunjukkan konsistensi dalam prinsip-prinsip integritasnya. Dia tidak hanya bertindak sesuai dengan kode etik dan standar profesional yang ditetapkan, tetapi juga mempertahankan komitmen untuk bertindak dengan jujur dan bertanggung jawab dalam setiap situasi.
2. Disiplin:
Disiplin merupakan nilai yang sangat penting dalam lingkungan pendidikan teknis seperti di Politeknik Penerbangan Medan. Mahasiswa diajarkan untuk memiliki keteraturan, ketepatan waktu, serta ketelitian dalam menjalankan setiap tugas dan prosedur. Selain keteraturan, mahasiswa juga diajarkan mengenai kepatuhan terhadap norma dan aturan yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh Integritas Yang Ditunjukkan:
Ketepatan Waktu: Mahasiswa ini selalu tiba tepat waktu untuk setiap sesi pelatihan dan praktikum. Dia menghargai waktu orang lain dan memahami pentingnya mematuhi jadwal yang telah ditetapkan, baik untuk latihan di simulator maupun untuk pertemuan akademik lainnya.
Keteraturan: Mahasiswa tersebut memiliki jadwal harian yang terorganisir dengan baik. Dia telah menetapkan waktu untuk belajar, berlatih di simulator, melakukan tugas-tugas akademik, dan juga waktu untuk istirahat dan rekreasi. Ini membantu dia untuk tetap fokus dan efisien dalam menjalani aktivitas sehari-hari di kampus.
Keseriusan dalam Tugas: Saat berlatih di simulator, taruna ini menunjukkan keseriusan yang tinggi dalam mempersiapkan setiap sesi latihan. Dia mempelajari panduan operasional dengan teliti, mengikuti prosedur yang ditetapkan, dan berkomunikasi secara efektif dengan instruktur dan rekan timnya.
Penghormatan terhadap Aturan dan Prosedur: Dalam setiap kegiatan praktikum atau simulasi, taruna ini selalu mematuhi aturan keselamatan, prosedur operasional standar, dan etika profesi yang berlaku di industri penerbangan. Dia menyadari bahwa kepatuhan terhadap aturan ini adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan efisien dalam setiap operasi penerbangan.
3. Kerjasama (Teamwork):
Keterampilan bekerja sama dan kolaborasi dalam tim sangat ditekankan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti proyek bersama, praktik lapangan, atau klub dan organisasi mahasiswa, mahasiswa belajar untuk berkontribusi dalam tim, menghargai perbedaan, dan mencapai tujuan bersama. Contoh Kerjasama yang di Tunjukkan:
Keterbukaan dan Komunikasi: Taruna ini aktif berkomunikasi dengan anggota tim lainnya. Dia tidak hanya mendengarkan ide-ide rekan-rekannya dengan terbuka, tetapi juga menyampaikan ide-ide dan masukan secara jelas dan konstruktif. Keterbukaan ini membantu membangun kepercayaan dan kolaborasi yang efektif di antara anggota tim.
Pembagian Tugas yang Adil: Taruna ini bersedia untuk mengambil bagian dalam pembagian tugas yang adil dan seimbang sesuai dengan keahlian dan minat masing-masing anggota tim. Dia tidak mengambil alih semua tanggung jawab atau mengabaikan kontribusi dari rekan timnya, melainkan berusaha untuk memastikan bahwa setiap anggota tim dapat memberikan kontribusi maksimal.
Kesediaan untuk Belajar dari Rekan Tim: Meskipun memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang kuat, taruna ini menghargai dan menghormati pengetahuan serta pengalaman dari rekan timnya. Dia siap untuk belajar hal-hal baru dan terbuka terhadap sudut pandang serta pendekatan yang berbeda dari anggota tim lainnya.
Komitmen terhadap Tujuan Bersama: Taruna ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap mencapai tujuan bersama tim. Dia mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi, dan bersedia untuk bekerja keras dalam mencapai hasil yang terbaik untuk proyek kolaboratif tersebut.
Respek terhadap Perbedaan Pendapat: Dalam diskusi dan pengambilan keputusan, taruna ini menunjukkan sikap menghormati perbedaan pendapat. Dia mampu berdiskusi secara terbuka dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum mencapai kesepakatan bersama dengan timnya.
4. Kreativitas:
Kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah teknis dan manajerial sangat didorong. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan ide-ide baru, menciptakan solusi yang efektif, dan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan lingkungan kerja. Contoh Kreativitas yang di tunjukkan:
Penemuan Ide-ide Baru: Taruna ini menggunakan waktu untuk melakukan riset yang mendalam dan kreatif dalam teknologi navigasi udara yang ada saat ini. Dia tidak hanya memahami prinsip-prinsip dasar, tetapi juga mencari cara-cara baru untuk memperbaiki atau mengembangkan teknologi yang sudah ada.
Penggunaan Teknologi Modern: Dalam penelitiannya, taruna ini mengusulkan penggunaan teknologi modern seperti machine learning atau artificial intelligence untuk meningkatkan presisi dan efisiensi navigasi udara. Ide ini tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dengan tren teknologi terkini dalam industri penerbangan.
Kolaborasi dengan Rekan Tim: Taruna ini mengajak rekan timnya untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ide-ide baru. Dia mendorong brainstorming dan diskusi terbuka untuk menggali lebih dalam potensi solusi kreatif dari berbagai sudut pandang.
Prototipe atau Model Percobaan: Untuk mendemonstrasikan ide-ide kreatifnya, taruna ini merancang dan membangun prototipe atau model percobaan. Dia menggunakan fasilitas dan peralatan di laboratorium Politeknik Penerbangan Medan untuk menguji ide-ide tersebut secara praktis.
Solusi yang Berkelanjutan: Selain menciptakan solusi inovatif, taruna ini juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan implementasi dalam skala yang lebih luas. Dia mengajukan rencana yang jelas untuk mengintegrasikan solusi yang dikembangkannya ke dalam konteks penerbangan komersial atau pemeliharaan armada udara.
5. Kemandirian:
Selain keterampilan kolaboratif, kemandirian juga ditekankan dalam pendidikan di Politeknik Penerbangan Medan. Mahasiswa didorong untuk menjadi individu yang mandiri dalam belajar, mengambil inisiatif, dan mengelola waktu serta sumber daya secara efisien. Contoh kemandirian yang di tunjukkan:
Belajar mandiri: Selain dari pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum, taruna yang mandiri akan mengambil inisiatif untuk membaca buku, mencari informasi tambahan, atau bahkan meminta bimbingan dari sesama taruna yang lebih berpengalaman.
Menjadi contoh dalam kepemimpinan: Taruna yang mandiri tidak hanya akan mematuhi perintah, tetapi juga mengambil inisiatif untuk memimpin dengan memberikan contoh yang baik kepada rekan-rekannya, seperti mengambil tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan.
Mengelola waktu dengan efisien: Seorang taruna yang mandiri akan mengatur jadwal harian dan mingguannya dengan baik, termasuk waktu untuk istirahat, belajar, latihan fisik, dan kegiatan sosial, sehingga dapat memaksimalkan potensi dirinya.
6. Kepemimpinan:
Meskipun lebih berfokus pada keterampilan teknis, Politeknik Penerbangan Medan juga mengembangkan keterampilan kepemimpinan di antara mahasiswa. Kepemimpinan yang efektif meliputi kemampuan untuk memotivasi, menginspirasi, dan memimpin tim dengan tujuan mencapai hasil yang optimal. Contoh Kepemimpinan yang di tunjukkan:
Memberikan contoh yang baik: Seorang taruna yang memiliki sikap kepemimpinan akan selalu menjadi teladan bagi rekan-rekannya dalam mematuhi aturan, disiplin, dan integritas. Mereka akan memperlihatkan sikap profesionalisme yang konsisten dalam segala tindakan mereka.
Mengambil inisiatif: Taruna yang memiliki sikap kepemimpinan tidak menunggu perintah untuk bertindak. Mereka akan proaktif dalam mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memajukan kepentingan tim atau unit mereka.
7. Kepedulian Sosial dan Lingkungan:
Politeknik Penerbangan Medan menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Melalui kegiatan sosial, mahasiswa diajak untuk memahami dan mengatasi tantangan sosial serta lingkungan, serta berpartisipasi dalam berbagai program kepedulian masyarakat. Contoh Kepedulian Sosial dan Lingkungan:
Partisipasi dalam kegiatan sosial atau amal: Taruna yang peduli sosial akan aktif terlibat dalam kegiatan amal, seperti penggalangan dana untuk korban bencana alam, mengunjungi panti jompo, atau mendukung program kesejahteraan masyarakat setempat.
Membantu sesama taruna atau anggota masyarakat: Seorang taruna yang peduli akan memberikan bantuan kepada rekan-rekan mereka yang membutuhkan, baik itu dalam bentuk bimbingan akademik, dukungan emosional, atau bantuan dalam tugas-tugas sehari-hari.
8. Kebanggaan Nasional:
Sebagai bagian dari pembentukan karakter, nilai-nilai kebangsaan seperti cinta tanah air, keberagaman budaya, dan penghargaan terhadap sejarah dan nilai-nilai Indonesia juga ditekankan di Politeknik Penerbangan Medan. Mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang menyumbang positif bagi kemajuan bangsa. Contoh Kebanggan Nasional yang ditunjukkan:
Partisipasi dalam upacara dan perayaan nasional: Taruna aktif mengambil bagian dalam upacara-upacara militer dan perayaan-perayaan nasional seperti Hari Kemerdekaan atau Hari Pahlawan, sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan nilai-nilai nasional.
Penghargaan terhadap warisan budaya dan sejarah: Mereka menunjukkan kebanggaan dengan mempelajari dan memahami warisan budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional negara mereka, serta berusaha untuk melestarikannya.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia, memiliki peran sentral dalam membentuk sistem pendidikan yang bertujuan mencetak generasi berkarakter. Di Politeknik Penerbangan Medan, nilai-nilai Pancasila diintegrasikan dalam kegiatan pendidikan, dengan tujuan mengembangkan mahasiswa yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga berintegritas, memiliki etos kerja, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Implementasi nilai-nilai Pancasila di Politeknik Penerbangan Medan membantu mahasiswa tidak hanya menjadi profesional di bidang penerbangan, tetapi juga menjadi individu yang berwawasan kebangsaan dan mampu menghadapi tantangan globalisasi sambil menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup observasi, Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan di Politeknik Penerbangan Medan berhasil membantu mahasiswa mengembangkan karakter yang kuat.
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam sistem pendidikan ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja, berkarakter kuat, dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Nilai-nilai seperti integritas, disiplin, kerjasama, kreativitas, kemandirian, kepemimpinan, kepedulian sosial dan lingkungan, serta kebanggaan nasional ditekankan dalam pendidikan di Politeknik Penerbangan Medan.
2. SARAN
Penting untuk membangun kesadaran dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait, termasuk pimpinan kampus, dosen, staff, mahasiswa, dan pihak eksternal seperti industri dan komunitas. Kampanye kesadaran dan pelatihan tentang pentingnya pengembangan karakter dapat meningkatkan komitmen mereka.
Politeknik Penerbangan Medan perlu merancang mata kuliah atau modul khusus yang fokus pada pengembangan karakter atau memasukkan aspek-aspek karakter ke dalam mata kuliah yang sudah ada. Dosen juga perlu dilibatkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sehari-hari.
Politeknik Penerbangan Medan dapat mengembangkan indikator kualitatif untuk mengukur perkembangan karakter mahasiswa, seperti observasi perilaku, penilaian dosen, atau survei untuk mahasiswa dan alumni. Melibatkan komunitas lokal, pemangku budaya, dan para ahli dalam pengembangan kurikulum karakter dapat membantu memastikan bahwa nilai-nilai lokal dihormati dan diperkuat dalam program tersebut.
Kolaborasi dengan pemangku kepentingan eksternal dan mengadakan kegiatan yang mendukung budaya lokal juga dapat meningkatkan efektivitas program. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam kegiatan yang mengembangkan karakter, baik melalui kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler. Keterlibatan ini akan membantu mereka memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila lebih baik.
Dengan penerapan strategi-strategi ini, diharapkan bahwa Politeknik Penerbangan Medan dapat terus mencetak generasi penerus yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
G. DAFTAR PUSTAKA
Effendi, A. (2020). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila: Telaah Teoretis dan Praktis. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(2), 123-135.
Suparno, P. (2018). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Karakter, 7(1), 45-60.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2021). Rencana Strategis Pengembangan Pendidikan Berbasis Pancasila. Jakarta: Kemendikbud.
Darmono, S. (2020). Tantangan Implementasi Pendidikan Karakter di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Nasional, 15(3), 200-212.
Sugiyanto, S. (2019). Integrasi Nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan Tinggi. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 8(1), 89-104.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. (2023). Panduan Pendidikan dan Pelatihan Politeknik Penerbangan Medan. Medan: Kementerian Perhubungan.