Dibandingkan Dengan Nasional Inflasi Sumut Lebih Stabil

342

MEDAN ketikberita.com | Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hasanudin mengatakan angka inflasi ini relatif lebih stabil dibandingkan angka nasional yang mencapai 5,71%. Inflasi Sumut pada Oktober 2022 year on year (yoy) atau tahun ke tahun tercatat sebesar 5,66%.

“Tentu ini menjadi sebuah perhatian kita. Mengingat memang target kita di dalam capaian inflasi kita adalah 3% plus minus 1,artinya berada pada range antara 2% sampai dengan 4%. Tentunya dengan dinamika global ekonomi global dan juga berbagai hal terkait dengan perbatasan support bahan pangan ataupun juga energi secara nasional maupun global, angka 5,66% ini adalah angka yang sangat baik sekali,” tuturnya dalam paparan Rilis Berita Resmi Statistik secara virtual, Selasa (1/11/2022).

Data BPS memperlihatkan, inflasi berdasarkan kelompok, sambungnya, tampak bahwa transportasi memiliki inflasi yang tertinggi mencapai 20,12% dengan adil 2,01%.

“Kita maklum bahwa di tahun 2022 ini ada kebijakan terkait dengan kenaikan BBM yang tentu yang paling terdampak adalah berkaitan dengan kelompok pengeluaran transportasi secara langsung,” jelasnya.

Untuk kelompok makanan minuman dan tembakau, sambungnya, berada pada tingkat inflasi 5,4% dengan andil 1,68%. Tentu kelompok pengeluaran yang pertama ini menjadi perhatian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, maupun dari Mendagri dan juga berbagai stakeholder. Mengingat bahwa dinamika harga pada kebutuhan bahan pokok sehari-hari penduduk menjadi sangat strategis untuk menjadi perhatian.

“Kalau kita lihat trennya bahwa series dari tahun ke tahunnya, bahwa dengan 2 bulan tersisa di November dan Desember menjadi krusial, besok itu juga menjadi kecil karena secara series jadi periode November Desember itu biasanya memang juga terjadi inflasi. Mengingat terjadi fix seasson di akhir tahun, selain juga adanya perubahan cuaca,” pungkasnya.

Nurul menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Oktober 2022, antara lain bensin, angkutan udara, beras, angkutan dalam kota, rokok kretek filter, ikan dencis, dan bawang merah. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran.

Dari lima kota IHK di Sumatera Utara, inflasi yoy tertinggi terjadi di Padangsidimpuan sebesar 6,85 persen dengan IHK sebesar 115,22. Sedangkan yang terendah terjadi di Medan sebesar 5,56 persen dengan IHK sebesar 110,82,” tandasnya. (red)

Artikulli paraprakPangdam Tinjau 252 Unit Kendaraan Listrik dari Mabes TNI untuk Mendukung G20
Artikulli tjetërRozi : Fokus Konsentrasi Pemkab Tangerang Merehabilitasi Sejumlah Ruas Jalan Kami Apresiasi