MEDAN ketikberita.com | Meningkatan ekonomi masyarakat, terutama para nelayan menjadi fokus perhatian Wali Kota Medan Bobby Nasution. Orang nomor satu di Pemko Medan ini terus berupaya keras untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan beserta keluarganya di Kawasan Medan Utara. Sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan keinginan tersebut, Pemko Medan melalui OPD terkait memberikan pembinaan, pelatihan, pendampingan serta bantuan kepada para istri nelayan sehingga mereka dapat berwirausaha.
Menurut Bobby Nasution, nelayan itu bukan hanya seseorang yang pergi ke laut, tetapi orang-orang yang menunggu di rumah juga merupakan bagian dari nelayan. Oleh karenanya untuk membantu kehidupan para nelayan tersebut, menantu Presiden Joko Widodo ini mendorong para istri nelayan untuk berusaha sehingga nantinya mampu membantu perekonomian keluarga.
Keinginan untuk meningkatkan kehidupan para nelayan sudah disampaikan Bobby Nasution saat menghadiri acara rembug nelayan di Jalan Sembilang Pajak Baru, Kelurahan Belawan Bahagia, Kecamatan Medan Belawan, Rabu (23/2) lalu. Dalam dialog itu, Bobby Nasution berjanji untuk membantu istri nelayan berwirausaha.
”Kemarin kita sudah janji, satu persatu janji itu coba kita penuhi. Mudah-mudahan istri nelayan bisa terbantu dan mereka semakin bersemangat lagi dalam berwirausaha,” kata Bobby Nasution ketika menyerahkan sejumlah bantuan bagi istri nelayan yang berusaha olahan hasil laut di Kelurahan Bagan Deli, Medan Belawan, Kamis (31/3) lalu.
Ada 5 klaster usaha olahan laut yang diberi bantuan hasil kerjasama Pemko Medan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bantuan itu diberikan sebagai bentuk komitmen untuk mendukung para pelaku UMKM, terutama masyarakat nelayan sehingga perekonomian mereka menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Selain memberikan bantuan untuk klaster usaha olahan hasil laut berupa peralatan senilai Rp 125.000.000, Bobby Nasution juga memberikan bantuan berupa 100 paket pendidikan yang terdiri dari peralatan sekolah untuk anak-anak masyarakat nelayan. Kemudian suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu ini juga menyerahkan sertifikat pendamping UMKM, penyerahan kartu Kusuka dan menyerahkan secara simbolik kepada penerima kredit usaha rakyat (KUR).
Bagi istri nelayan yang sudah berwirausaha, Bobby Nasution minta agar mereka membuat kelompok usaha guna memudahkan untuk mendapatkan bantuan. “Apabila sudah dibuat kelompok, nanti kalau ada yang mau pesan, bisa dipesan secara berkelompok. Bantuan dan modalnya juga bisa secara berkelompok. Biar apa? Agar tidak ada iri-irian lagi di antara kita yang sama-sama mencari rezeki. Jadi, bisa dibagi dan dimanfaatkan bersama,” ungkapnya.
Selain memberikan bantuan untuk klaster usaha olahan hasil laut berupa peralatan senilai Rp 125.000.000, Bobby Nasution juga memberikan bantuan berupa 100 paket pendidikan yang terdiri dari peralatan sekolah untuk anak-anak masyarakat nelayan. Dalam kesempatan tersebut, Bobby juga menyerahkan sertifikat pendamping UMKM, penyerahan Kartu Kusuka dan menyerahkan secara simbolik kepada penerima kredit usaha rakyat (KUR).
Cara Bobby Nasution meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan mendapat dukungan Dekan IV Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area (UMA) Dr Wan Suryani SE MSi. Dia menilai upaya yang dilakukan Wali Kota merupakan langkah yang sangat tepat.
Meski demikian Wan Suryani mengingatkan, bantuan yang diberikan bukan hanya dalam bentuk uang. “Masyarakat nelayan juga harus didampingi dan diberikan pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan usaha mereka, menyusun manajemen usaha, penggunaan media digital sebagai media untuk memasarkan hasil usaha. Dalam melakukan pendampingan, Pemko Medan dapat berkolaborasi dengan pihak akademisi,” kata Wan Suryani Ketika dihubungi, Rabu (6/4).
Dikatakan Wan Suryani, bantuan dan KUR yang diberikan kepada masyarakat nelayan merupakan langkah yang sangat bagus. Sebab, sektor UMKM sangat potensial dalam menyerap tenaga kerja. Terkait itu, Wan Suryani sangat mendukung effort yang dilakukan Bobby Nasution dengan fokus membantu istri nelayan mengembangkan usaha maupun memulai usaha.
“Ibu-ibu (perempuan) merupakan pasar yang logis untuk diburu. Bukan hanya perempuan ukuran populasinya besar, namun karena profit segmen perempuan juga istimewa. Secara inheren, perempuan adalah manajer yang baik bila menyangkut tugas yang rumit di antaranya tugas di rumah maupun tugas dalam pekerjaannya,” ungkapnya.
Dengan adanya bantuan KUR yang diberikan, Wan Suryani menilai sangat membantu para istri dalam mengembangkan usaha maupun sebagai modal usaha mereka. “Saya berharap dalam menyerahkan bantuan KUR dan Kartu Kusuka, sebaiknya dilakukan pendataan yang kompleks agar tidak terjadi penyalahgunaan manfaat dan tujuan diberikannya kredit usaha rakyat ini,” harapnya.
Di samping itu Wan Suryani juga berpesan, agar dilakukan pendampingan kepada para istri nelayan sehingga KUR yang diberikan benar-benar digunakan sebagai modal untuk mengembangkan usaha maupun modal dalam memulai usaha. “Jangan sampai bantuan KUR yang diberikan dicampuradukkan dengan kebutuhan konsumsi para istri nelayan tersebut,” pesannya.
Terakhir, Wan Suryani juga berpesan agar Pemko Medan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait dalam memberikan pelatihan bagi para istri nelayan. Termasuk, bagaimana menghadapi sekaligus menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan dan mengembangkan usaha tersebut. Serta membantu menciptakan ide usaha dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar tempat tinggal para nelayan tersebut. (er)