TANGERANG (Banten) ketikberita.com | Pembangunan pemasangan bronjong untuk penahan tanah di bantaran sungai Desa Koper,Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten dinilai banyak kejanggalan.
Ketua umum LSM Geram Banten indonesia, H. Alamsyah melalui sambungan telepon, mengatakan pembangunan pemasangan bronjong itu diduga asal-asalan atau asal jadi saja, Rabu (07/12/2022).
“Saya katakan itu pemasangan bronjong dikerjakan asal-asalan, asal jadi.Setahu saya pekerjaan swakelola yang menelan dua anggaran dalam satu titik lokasi itu belum lama di kerjakan, yang mana pekerjaan pertama sekitar bulan Juni atau Juli dikerjakan dan belum lama selesai di kerjakan langsung bergeser, dan sekitar bulan September 2022 pekerjaan tersebut kembali di lanjutkan pada bagian atasnya (pekerjaan kedua),”jelasnya.
Menurut pria yang akrab dengan panggilan Bos Alam ini, hasil pekerjaan lanjutan pada bulan September lebih memprihatinkan.
“Prihatin saya melihat hasil pekerjaannya, belum lama selesai di kerjakan sudah bergeser,bahkan saat ini sudah ambrol pada miring tidak karuan. Padahal sudah jelas kondisi di sana awalnya terjadi longsor sehingga UPTD PJJ Serang Cilegon (Seragon) melakukan pekerjaan bronjongisasi untuk memperbaiki longsor di lokasi tersebut,” ungkapnya.
Alamsyah berikan apresiasi terhadap langkah penanggulangan darurat yang di tangani oleh PUPR Provinsi Banten melalui PPJ UPTD Wilayah Serang-Cilegon (seragon).
“Langkah penanggulangan darurat yang dilakukan oleh PPJ UPTD wilayah Seragon sangat di apresiasi sekali,walaupun lokasinya ada di kabupaten Tangerang yang seharusnya menjadi kewenangan UPTD PPJ Wilayah Tangerang,”ujar Alamsyah.
Lebih dalam Alamsyah menyoroti dua persoalan dalam kegiatan swakelola yang dilaksanakan PPJ UPTD Wilayah Serang-Cilegon (seragon).
“Dalam kegiatan swakelola tersebut ada dua hal yang menarik,menjadi catatan bagi saya, Pertama di kerjakan sebanyak dua kali pada tahun yang sama dan pada titik yang sama, sehingga ada dugaan penggunaan anggaran dua kali yang digelontorkan dalam 1 lokasi itu,” jelasnya.
Lanjut Alamsyah, “Kedua,pekerjaan itu sendiri diduga asal jadi dan tidak menggunakan trucuk dolken atau bambu pada sisi bangunan sebagai penunjang , sehingga hasilnya dapat kita lihat,mudah longsor kembali,” jelasnya.
Diakhir obrolan, Alamsyah mempertanyakan pelaksanaan kegiatan proyek Swakelola itu yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR UPTD PJJ Wilayah Serang-Cilegon.
“Apakah UPTD PJJ Tangerang tak punya anggaran? Bahkan Infonya tidak tahu sama sekali terkait kegiatan tersebut dan tidak ada koordinasi, ini ada apa,?” tanya Alamsyah.
Sampai berita ini tayang, pihak UPTD jalan dan jembatan wilayah Tangerang belum memberikan keterangan secara resmi. (Ys)