ACEH SINGKIL (Aceh) ketikberita.com | Rencana pendirian sekolah rakyat di Kabupaten Aceh Singkil tidak jadi menggunakan gedung eks Islamic Center di Lae Petal, Kecamatan Suro Makmur. Hal ini karena lokasi tersebut dinilai tidak memenuhi ketentuan setelah dilakukan survei oleh tim dari Banda Aceh.
Meski begitu, sekolah rakyat tetap akan dibangun di Aceh Singkil, namun lokasinya dipindah ke Trans 26, Desa Bukit Harapan, Kecamatan Gunung Meriah. Demikian disampaikan Bupati Aceh Singkil, Safriadi, saat konferensi pers di Pendopo Bupati Pulo Sarok, Singkil, Kamis (26/6/2025).
Menurut Safriadi, awalnya pemerintah daerah setuju menggunakan gedung Islamic Center. Namun setelah tim survei turun langsung ke lapangan, lokasi tersebut tidak memenuhi syarat.
“Awalnya setuju, tapi setelah tim turun, ternyata tidak sesuai,” ujar Safriadi.
Pembangunan sekolah rakyat membutuhkan lahan minimal 10 hektare dengan sertifikat resmi, yang harus disediakan dalam waktu singkat, yakni hanya satu hari. Selain itu, lokasi harus dekat jalan raya dan mudah diakses jaringan internet.
Di tengah kesulitan tersebut, muncul usulan agar Bupati Safriadi (yang akrab disapa Oyon) menggunakan tanah pribadinya untuk lokasi sekolah. Namun Oyon menjelaskan bahwa tanah pribadinya sudah diberikan kepada anak-anaknya.
“Waktu itu ada yang bilang, Pak Oyon kan banyak tanahnya, saya jawab sudah diberikan ke anak,” ungkap Safriadi.
Setelah berdiskusi dengan anak-anaknya, akhirnya tanah di Trans 26 diputuskan menjadi lokasi sekolah rakyat.
“Ini bagian dari amal jariah, bukan soal nilai uang. Tidak ada unsur paksaan atau menaikkan harga. Jadi sekolah rakyat di Trans 26 ini,” terang Safriadi.
Untuk transparansi harga tanah, penilaian akan dilakukan oleh tim profesional dan independen dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
Setelah lokasi ditetapkan, Safriadi juga menghubungi PLN untuk pemasangan jaringan listrik ke lokasi sekolah. Menurutnya, PLN memberikan bantuan dengan memasang tiang dan kabel listrik secara gratis.
Sekolah rakyat ini ditujukan untuk masyarakat miskin dengan sistem pendidikan gratis. Khusus di Aceh Singkil, Safriadi mengusulkan agar seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA bebas biaya.
Bahkan setelah lulus, pemerintah daerah berupaya membantu biaya kuliah bagi para siswa sekolah rakyat.
“Saya sudah bicara dengan perusahaan tambang yang beroperasi di sini, mereka siap membiayai pendidikan lima anak kita,” tutup Safriadi. (R84)