Bambang Mukti Riyadi, Desa Wisata Pematang Johar Menjadi Desa Wisata Ekosistem Keuangan Inklusif 

207

DELI SERDANG (Sumut) ketikberita.com | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memantapkan Pematang Johar di Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang menjadi desa wisata Ekosistem Keuangan Inklusif yang literasi dan Inklusi keuangannya diharapkan terus mengalami peningkatan.

Kepala OJK Regional 5 Sumbagut Bambang Mukti Riyadi menegaskan hal itu pada acara “Program inkubasi ekosistem keuangan inklusif di Desa Wisata Sawah Pematang Johar” Rabu (9/8). Acara itu dibuka Sekda Deliserdang H Timur Tumanggor dihadiri Regional CEO BRI Medan Aris Hartanto dan Kades Pematang Johar Sudarman.

Bambang menyebut Pematang Johar ditetapkan menjadi salah satu desa wisata yang masuk Ekosistem Keuangan Inklusif.

Selama triwulan I 2023, OJK dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sumut telah melakukan focus group discussion (FGD) ke tujuh desa tersebut bersama pemerintah setempat dalam melakukan profiling demografi, kondisi keuangan, potensi wisata, fasilitas dan UMKM di lingkungan wisata.

Tujuh desa wisata tersebut, selain Pematang Johar ada Desa Timbang Jaya Langkat, Desa Lolo Golu Nias Barat, Desa Sisarahili Nias Utara, Desa Budaya Lingga Kabupaten Karo, Desa Karang Anyar Kabupaten Simalungun dan Desa Sidodadi Ramunia Deliserdang.

Ketujuh desa wisata itu mempunyai spesifikasi wisata tersendiri yang patut dikembangkan ekonominya. Pematang Johar sendiri unggul dari sisi persawahan sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk datang ke sini. “Sawah merupakan kedekatan emosional dengan saya. Dulu saya mencari keong di sawah untuk makanan protein. Rasanya enak sekali,” ungkapnya.

Khusus Pematang Johar dikembangkan oleh BRI membangun keuangan inklusif. Tidak hanya CSR, tapi membangun struktural keuangan inklusif. Ada desa unggul, agen Laku Pandai yang sekaligus menjadi andalan OJK untuk menjangkau daerah 3 T. “Intinya, UMKM naik kelas, klaster unggul,” tegas Bambang

Untuk itu, OJK menginginkan lembaga keuangan seperti bank, asuransi, pinjaman online (Pinjol) yang resmi dan lembaga jasa keuangan lainnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama di desa wisata ini.
“Banyak program untuk desa, tapi dari kami di industri keuangan itu konteksnya kolaborasi,” terangnya.

OJK ingin lembaga keuangan di desa wisata sawah ini bermanfaat. Banyak program untuk dikembangkan di desa tersebut. OJK dan BRI berkolaborasi meningkatkan literasi dan Inklusi keuangan masyarakat. “Kami ingin masyarakat desa tahu tentang lembaga keuangan. Literasi keuangannya baik sehingga tidak terjerat investasi atau inklusi keuangan yang ilegal,” terang Bambang.

“Kalau pinjaman online ya harus hati- hati. Untuk Pematang Johar kita bantu bersama BRI, BI dan Asuransi serta lembaga jasa keuangan lainnya. Tapi harus tahu cara menggunakannya. Kalau tidak hati-hati ya bahaya,” jelas Bambang lagi.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat hati-hati dalam berinvestasi. Sekarang banyak warga yang punya diiming-imingi untuk menyimpan di lembaga keuangan tertentu. “Hati-hati, banyak sekali sekarang penipuan. Itulah pentingnya masyarakat memahami tentang sektor keuangan,” kata Bambang.

Kerjasama OJK dengan BRI ada tiga yakni komitmen, kolaborasi dan berkelanjutan. BRI ditunjuk membina sektor keuangan di Pematang Johar sehingga diharapkan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI bisa naik kelas. “Ini desa relatif maju. Cuma tantangannya bagaimana bisa berkelanjutan,” Bambang. (red)

Artikulli paraprakKetua SMSI Sergai Zuhari Ajak Semua Pengurus Tingkatkan Kekompakan
Artikulli tjetërTantangan Penguatan Governansi Di Industri Jasa Keuangan, OJK Gelar Kuliah Umum di Medan