ACEH TAMIANG ketikberita.com | Kamis (20/01/22), Tiga kampung di Kabupaten Aceh Tamiang terpilih menjadi Kampung Model dalam Konservasi Area Nilai Konservasi Tinggi – Stok Karbon Tinggi (NKT – SKT). Hal ini disampaikan dalam Workshop Penilaian Areal Bernilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi Terintegrasi, yang diselenggarakan oleh PUPL, di Aula Hotel Grand Arya, Karang Baru.
Penetapan 3 Kampung Model tersebut didasarkan atas hasil observasi dan FGD yang menunjukkan ekosistem areal kampung memiliki spesifikasi yang khas. Dua di antaranya masuk dan menjadi bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fungsi daya dukung lingkungan hidup.
“Keberadaan KEL merupakan fakta utama yang dipertimbangkan sebagai pentingnya penilaian NKT-SKT di Bumi Muda Sedia dari sisi ekologis,” demikian ucap Sepriyanto saat membacakan sambutan Bupati Mursil.
Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan Drs. Sepriyanto yang membuka kegiatan ini juga mengatakan, penilaian pada workshop ini merupakan pilot project pertama di Indonesia yang melibatkan area yurisdiksi yaitu Kabupaten Aceh Tamiang sebagai kajiannya. Hal tersebut kemudian menjadikan program Konservasi Area Nilai Konservasi Tinggi – Stok Karbon Tinggi (NKT – SKT) yang terintegrasi menjadi indikator berkelanjutan suatu kawasan, khususnya areal perizinan atau konsesi.
“Untuk melindungi kawasan hutan dan lingkungan berkelanjutan, bukan hanya menjadi tugas pemangku kepentingan, namun merupakan tanggungjawab semua pihak,” tambahnya lagi.
Sementara itu, pimpinan Konsorsium Yayasan Ekosistem Leuser (YEL) M. Yakub Isadami, mengatakan workshop yang disponsori beberapa lembaga melalui IDH ini masih berfokus membangun komunikasi, koordinasi dan sinergi dengan para pemangku kepentingan serta lembaga dan masyarakat di areal kawasan guna menyusun rencana kerja. Yakub menyatakan, pihaknya membuka diri atas tiap masukan konstruktif yang disampaikan atas rencana kerja yang akan disusun nantinya.
“Harapan kami dengan apa yang akan disampaikan nantinya, bapak dan ibu sekalian dapat memberikan masukan area mana lagi yang penting, terutama yang berstatus sangat penting bagi negara. Saat ini ada tiga kampung yang terpilih, ditunjuk sebagai model, yakni Kampung Sulum, Bengkelang dan Lubuk Damar dan harapannya bisa mewakili semua bentang alam,” jelasnya.
Lebih lanjut Yakub turut mengapresiasi partisipasi aktif Pemkab Aceh Tamiang melalui Satgas Pusat Unggulan Perkebunan Lestasi (PUPL), Bappeda dan dinas teknis terkait.
“Kami mengucapkan terima kasih atas pendampingan dari Bupati Aceh Tamiang dan instansi/dinas terkait yang cukup baik, hingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Yakub menyebutkan lembaganya berharap program didukung oleh semua pelaku industri kelapa sawit di Bumi Muda Sedia.
“Kami tentunya berharap semua pelaku industri kelapa sawit bisa ikut berpartisipasi. Dan semoga hasilnya bisa menjadi kontribusi positif bagi daerah,” pungkasnya.
Hadir dalam workshop tersebut, para Kepala SKPK terkait, Camat Bandar Pusaka, KPH Wilayah 3, unsur masyarakat dari tiga Kampung yakni Sulum, Bengkelang dan Lubuk Damar, mitra NGO, serta tamu undangan lainnya. (ABS)