TANGERANG (Banten) ketikberita.com | Mulya Rahayu Rachmatullah melanjutkan kepemimpinannya sebagai ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) Provinsi Banten.
Mulya kembali terpilih menjadi ketua ABP-PTSI Banten untuk periode lima tahun mendatang dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) II ABP-PTSI Banten di Kampus Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Sabtu (21/1/2023).
Acara muswil bertema “Optimalisasi Peran Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Terhadap Pembangunan Pendidikan Tinggi di Banten”, ini dihadiri 64 perwakilan yayasan dari 95 yayasan, dan Ketua Umum ABP-PTSI Thomas Suyatno.
Thomas mengatakan, pihaknya terus berupaya menembus batas menuju dan mewujudkan perguruan tinggi swasta (PTS) yang unggul. Saat ini, dari 3.031 PTS se-Indonesia, hanya 41 PTS yang unggul.
Adapun menurut data klasterisasi kualitas pendidikan tinggi 2020 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, tidak ada satu pun PTS masuk klaster 1 (terbaik), dan hanya beberapa PTS masuk dalam klaster 2, dan lainnya tersebar di klaster 3 hingga 5. Maka, hal ini perlu menjadi perhatian terutama di Banten.
“Yang mendesak di Banten adalah PTS unggul yang betul-betul kita prihatin untuk provinsi yang begitu kaya, begitu berkembang luar biasa,” jelasnya.
Thomas menyebut, harus diakui bahwa rasio guru besar di Banten sangat terbatas. Padahal, salah satu faktor mewujudkan PTS unggul adalah rasio antara total dosen dengan guru besar, atau rektor kepala dengan total dosen.
“Ini juga mendesak. Harus ditentukan. Harus dilakukan terobosan-terobosan. Strategi untuk secepatnya guru besar ini meningkat,” ungkapnya.
Thomas meminta ABP PTSI Banten untuk membentuk pengurus baru sekaligus mencanangkan dan menjalankan strategi menuju PTS unggul.
“ABP PTSI dan APTISI harus berjuang keras bersama-sama, tidak saatnya lagi di dalam masa disrupsi ini itu sendiri-sendiri, dan harus bersama-sama bagaimana ini supaya PTS-PTS unggul lahir di provinsi tercinta,” tambahnya.
Ketua ABP PTSI Mulya Rahayu Rachmatuellah menuturkan, pihaknya ingin mengevaluasi program kerja sebelumnya. Katanya, program kerja sebelumnya akan diurai dan dibahas untuk menginventarisir permasalahan-permasalahan yang ada, serta menciptakan terobosan.
“Menurut Prof Thomas sekarang ini kita pada bukit permasalahan. Jadi, sudah titik puncak, sehingga nanti kita coba inventarisir permasalahannya, kita urai bersama,” tuturnya.
Menurut Mulya, mewujudkan perguruan tinggi yang mampu menjadi institusi pendidikan yang sesuai dengan harapan dan cita-cita tergantung dari peran badan penyelenggara masing-masing civitas.
“Banyak jadi kendala karena memang wilayah kerjanya sering over leaving. Inilah peran badan penyelenggara di Banten harus menjadi faktor utama untuk tumbuh,” katanya.
Rektor UMT Ahmad Amarullah menambahkan, Muswil II APB PTSI Banten yang berlangsung di Kampus UMT ini menjadi sinyal kekompakan yang terus dipupuk termasuk kolaborasi antara badan harian dan rektor yang memang perlu terus ditingkatkan.
“Itulah modal kami sinergitas luar biasa kuat antara badan harian dan rektor, sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri, maju bersama, dan persyarikatan,” ucapnya.
Amarullah melanjutkan, selain menyediakan sarana dan prasarana, dalam rangka mengembangkan perguruan tinggi pihaknya juga selalu berupaya meningkatkan pelayanan.
“Alhamdulillah, UMT yang berdiri sejak 2009 ini kami dengan BPH (badan pembina harian) saling bahu-membahu. Insyaallah, kami terus ingin memberikan yang terbaik,” pungkasnya. (Mir)