BANDUNG ketikberita.com | wartawan ekonomi dan Bisnis mitra Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) mengikuti pelatihan bertajuk “Jurnalisme Era Digital” yang digelar di Hotel Hilton Bandung. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Capacity Building BI Sumut yang berlangsung dari Selasa, 21 Oktober 2025 sampai Jumat, 24 Oktober 2025.
Kegiatan resmi dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Imam Gunandi, dan menghadirkan konten kreator Aldo Gius Tino dan Anton Santoso, Editor Redaksi Internasional Perum LKBN ANTARA Bandung, sebagai narasumber utama.
Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas wartawan dalam memahami dan menyampaikan kebijakan BI secara konstruktif kepada masyarakat luas, sekaligus membekali mereka dengan kemampuan jurnalisme modern yang relevan di era digital.
Dalam sesi materinya, Anton Santoso menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dan Artificial Intelligence (AI) dalam proses pencarian serta penulisan berita.
“Media, khususnya media siber, harus bisa memanfaatkan teknologi modern yang sudah memberikan banyak kemudahan, termasuk penggunaan AI,” ujar Anton.
Menurutnya, mesin pencari Google masih menjadi penguasa utama arus informasi digital. “Google menguasai sekitar 90 persen pencarian di internet, baik untuk trending topics maupun chatbot AI. Karena itu, media harus mampu bersaing di ranah tersebut,” katanya.
Anton juga mengupas pentingnya strategi Search Engine Optimization (SEO) untuk meningkatkan jangkauan pembaca.
“Konten yang muncul di posisi teratas halaman pencarian (SERP) akan mendapatkan trafik jauh lebih besar. Untuk itu, pemilihan kata kunci yang relevan dan berkualitas menjadi kunci utama,” jelasnya.
Ia menambahkan, meski algoritma Google bersifat rahasia, ada sejumlah faktor yang dapat dioptimalkan wartawan, mulai dari pemilihan kata kunci, kualitas konten, hingga news quality guidelines.
Anton bahkan memberikan contoh praktis dalam menentukan kata kunci populer melalui Google Trends, serta teknik optimasi judul, lead, hingga caption agar berita lebih mudah ditemukan di mesin pencari.
Meski mendukung pemanfaatan AI, Anton mengingatkan agar wartawan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi tersebut.
“AI bisa dijadikan asisten redaksi, terutama untuk membantu ejaan dan penyusunan kalimat. Tapi hasilnya tetap harus disunting oleh manusia karena referensi AI sering kali belum mutakhir,” terangnya.
Dalam sesi tanya jawab, Anton menegaskan kembali pentingnya prinsip dasar jurnalisme.
“Gunakan selalu rumus 5W+1H dan patuhi kode etik jurnalistik. Jangan gunakan ChatGPT untuk pengecekan fakta atau angka, karena data yang dipakai belum sepenuhnya terbaru. Lebih baik gunakan Gemini atau sumber lain yang terhubung langsung dengan Google Search,” pungkasnya. (red)