Akselerasi Kemandirian Pangan, PTPN Sasar Produksi Setengah Juta Ton Gabah Melalui Program TAMPAN

62

PEKANBARU ketikberita.com | Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo berpotensi memproduksi sedikitnya 258 ribu ton beras selama lima tahun mendatang melalui optimalisasi areal peremajaan sawit rakyat dengan pola intercropping atau tumpang sari tanaman padi melalui program Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN).

Program yang didukung penuh Kementerian BUMN melalui kolaborasi strategis bareng Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, serta Institut Pertanian Bogor (IPB University) tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’aruf yang menghadiri dan meresmikan secara langsung program TAMPAN di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Jumat (29/11/2024) mengapresiasi inisiatif Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) bersama Sub Holding PTPN IV PalmCo itu.

Ia mengatakan bahwa program TAMPAN merupakan langkah yang tepat untuk mengakselerasi target swasembada pangan nasional dengan memanfaatkan areal peremajaan sawit rakyat yang dikelola PTPN melalui mekanisme intercropping atau tumpang sari dengan tanaman padi gogo.

“Program TAMPAN ini saya kira langkah yang sangat cerdas dari PTPN. Karena selain menjawab kebutuhan swasembada pangan, juga menjawab petani dalam masa transisi peremajaan sawit. Dengan memanfaatkan inovasi intercropping padi gogo di lahan sawit rakyat, maka tidak hanya membantu petani meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat upaya Indonesia menuju swasembada pangan yang menjadi visi Presiden,” kata Aminuddin.

Untuk mencapai visi tersebut, ia mengatakan bahwa Kementerian BUMN memberikan dukungan agar program TAMPAN dapat berjalan secara berkelanjutan. Saat ini, ia mengatakan bahwa Kementerian BUMN telah memiliki ekosistem berupa program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat.

Melalui ekosistem yang salah satunya adalah menyangkut komoditas padi tersebut, maka para petani tidak perlu ragu untuk memasarkan hasil panen padi mereka selama menunggu tanaman sawit yang diremajakan mulai menghasilkan.

“Kami memiliki ekosistem makmur. Kami yakin dengan dukungan seluruh pihak, bahu membahu, bersama kita bisa wujudkan kemandirian pangan. Tadi sudah disampaikan bahwa Bulog akan jadi off-taker. Mudah-mudahan dengan ekosistem yang sudah ada, menjawab keraguan petani utk peningkatan produktivitas,” jelasnya.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menjelaskan dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektare di seluruh Indonesia, 40 persen diantaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua dan harus segera diremajakan.

“Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi PSR seluas 400 ribu hektare per tahun. Dari angka tersebut, PTPN menargetkan dapat berkontribusi 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang,” jelasnya.

Dari luasan areal TAMPAN selama lima tahun mendatang itu, ia mengatakan PTPN berpotensi memproduksi sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia.

Dalam peluncuran program TAMPAN, IPB University menyiapkan salah satu varietas padi gogo, Situ Bagendit. Rektor IPB University Prof Arif Satria yang turut hadir dalam kegiatan itu menjelaskan bahwa varietas tersebut merupakan jenis yang dapat tumbuh di lahan sawah dan lahan kering.

“Benih ini memiliki beberapa keunggulan, mulai dari tahan terhadap penyakit blas, tungro, dan hawar daun bakteri, toleran kekeringan serta produktivitas rata-rata 4,0 ton GKP/ha di lahan kering dan 5,5 ton GKP/ha di lahan sawah,” paparnya.

Ia menjelaskan bahwa kajian potensi intercropping padi gogo di lahan PSR ini mampu mendukung swasembada beras dengan potensi nasional mampu menghasilkan tambahan 1,1 juta ton beras melalui target peremajaan seluas 400.000 hektare pertahun.

Lebih jauh, ia juga berkomitmen agar program TAMPAN yang dilaksanakan PTPN di Kabupaten Siak ini dapat berjalan dan diperluas. Ia menyebut IPB University akan mengerahkan mahasiswa dan dosen untuk terlibat aktif dalam penelitian dan pengembangan di lapangan. Selain itu, ia juga menuturkan mengusung pendekatan smart agronomis serta artificial intelligence guna menyukseskan program itu.

“Insya Allah IPB akan kerahkan dosen mahasiswa, kita ada prodi Smart Agriculture dengan oendekatan engineering yang presisi. Kami juga kembangkan AI yang support.
Tanpa kolaborasi, kita tidak akan bisa sukseskan program ini,” urainya.

Direktur PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menambahkan Sub Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut siap melaksanakan program TAMPAN dengan bekerjasama para petani sawit plasma. Dia bersyukur program ini mendapat dukungan positif dari para petani.

“Alhamdulillah, rekan-rekan petani menyambut baik program ini. Saya yakin, insya Allah semangat kami, untuk kembali ke khittah sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang bersama petani akan semakin optimal, terutama saat ini dalam semangat mendukung kemandirian pangan nasional,” tuturnya.

Kegiatan kick off program TAMPAN ini turut diwarnai dengan peluncuran salah satu varietas unggulan hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara, anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) yang fokus dalam riset dan pengembangan. Varietas yang diperkenalkan tersebut adalah NUSAKlon yang disebut memiliki produktivitas lebih tinggi dari yang ada saat ini.

Selain itu, perusahaan turut menyerahkan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), seperti seed planters mekanis untuk mendukung produktivitas petani. (r/red)

Artikulli paraprakPertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi  Ekonomi Nasional
Artikulli tjetërJembatan Darurat Mitigasi Penghubung Dua Kecamatan Di Bongkar Warga Karena Adanya Hujatan Pungli Di Medsos