JAKARTA ketikberita.com | Bertahun-tahun penderitaan tak berujung, di tanah yang seharusnya penuh dengan sejarah, budaya, dan kedamaian. “Proses perdamaian” sudah terdengar seperti cerita dongeng hanya indah untuk didengar, tapi tak pernah menjadi nyata. Tak bisa dipungkiri, kekejaman terus terjadi tepat di depan mata kita.
Sebuah video viral menunjukkan seorang pemuda Palestina berusia 20 tahun terbakar hidup-hidup setelah serangan udara Zionis Israel menghantam halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Jalur Gaza, Palestina. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin pagi, 14 Oktober 2024, ketika serangan tersebut memicu kobaran api besar yang melalap tenda-tenda pengungsi yang penuh sesak. Rumah sakit itu menampung warga sipil yang mengungsi dari perang, namun justru menjadi saksi bisu dari kekejaman yang takterbayangkan.
Kantor berita Al Jazeera melaporkan, sedikitnya ada empat orang dipastikan tewas dan 70 orang terluka akibat serangan terhadap tenda-tenda pengungsi di dalam area Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di pusat Kota Gaza. Peperangan yang pecah di Gaza sejak Oktober 2023. Serangan Zionis Israel selama setahun terakhir telah menyebabkan bencana kemanusiaan mengerikan di Gaza. Korban tewas mencapai lebih dari 42 ribu orang dan melukai puluhan ribu warga Palestina lainnya.
Di tengah reruntuhan yang terus bertambah dan mimpi-mimpi yang dihancurkan, ada satu hal yang tetap menyala di hati Negara Palestina: suara. Suara yang menolak untuk tenggelam di balik debu-debu kehancuran. suara inilah yang harus terus digemakan.
Demi tetap menyuarakan terjadinya genosida terhadap Negara Palestina. Dompet Dhuafa mengajak semua orang untuk terus bersuara, melalui Sound of Humanity (SOH) “Tanah yang Terpenjara” #Lantangkan Suara untuk Palestina”, yang akan diselenggarakan pada Minggu (20/10/2024) mendatang di Alun-Alun Tugu Sirih, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Bersama Dompet Dhuafa Kepulauan Riau (Kepri), akan diadakan konser amal yang menampilkan Panji Sakti dan musisi lokal lainnya, untuk menyuarakan solidaritas kemanusiaan Negara Palestina. Selain itu, acara ini akan diselenggarakan berkolaborasi bersama aliansi komunitas, musisi, influencer yang memiliki perhatian yang sama terhadap isu kemanusiaan.
Dedi Fadlil selaku Senior Officer Creative Content Dompet Dhuafa mengungkapkan para musisi diajak untuk berpartisipasi dalam acara ini guna terus bersuara untuk Palestina. SOH Tanah yang Terpenjara diselenggarakan melalui kolaborasi dengan musisi lokal Tanjung Pinang dan beberapa pemangku kepentingan setempat, dengan harapan dapat meningkatkan perhatian terhadap isu Negara Palestina.
“Dengan adanya acara ini, kami berharap masyarakat dapat terus bersuara dan peduli terhadap isu genosida yang masih terjadi di Palestina hingga hari ini. Segala cara akan kami lakukan demi terus bersuara untuk Palestina, salah satunya melalui event musik charity ini, tidak hanya musik, acara juga akan diisi dengan penampilan teatrikal, doa bersama untuk palestina dan lelang donasi dari Panji Sakti sebagai musisi yang ikut ambil bagian dari Sound of Humanity ini,” ungkap Dedi.
Selain penampilan musik dari Panji Sakti, konser ini juga akan dimeriahkan dengan berbagai rangkaian acara, termasuk musikalisasi puisi, pembacaan puisi, dan talkshow kemanusiaan bertajuk “Tanah yang Terpenjara: Satu Tahun Serangan Terhadap Genosida.” Acara ini akan dilengkapi dengan tausiyah, doa bersama, serta penampilan dari musisi-musisi lokal.
Panji Sakti juga mengajak seluruh masyarakat Tanjungpinang untuk ikut menyuarakan kemanusiaan di Palestina.
“Satu tahun serangan terhadap Palestina, belum berhenti sampai hari ini, jadi semoga kita tidak berhenti untuk menyuarakan tentang Palestina. Kali ini saya juga akan bersuara lagi untuk saudara-saudara kita, jadi teman teman yang di Tanjungpinang dan di luar Tanjungpinang silakan datang,” imbuh penyanyi lagu ‘Jiwaku Sekuntum Bunga Kamboja’.
Di saat suara kemanusiaan mulai meredup, Dompet Dhuafa tetap konsisten menyuarakan isu kemanusiaan di Palestina. Pada konser amal yang akan digelar pekan ini, Dompet Dhuafa juga menghadirkan merchandise eksklusif berupa gelang dengan bandul peta Palestina. Seluruh hasil penjualan gelang ini akan didonasikan sepenuhnya untuk mendukung Program Kemanusiaan Palestina.
Panji Sakti juga akan melelang buku “Sejuta Surat untuk Palestina” sebuah antologi yang menghadirkan 75 karya terpilih berupa surat, puisi, ilustrasi dan foto. Antologi ini merupakan hasil kolaborasi dengan hampir 400 kontributor muda yang menyuarakan harapan, doa dan keteguhan hati anak muda untuk mendukung kemanusiaan. Lelang buku ini akan dimulai dengan harga Rp250,000,-.
“Saya termasuk orang yang memilih kontennya, puisinya, saya akan lelang buku itu mulai dari angka Rp250,000, InsyaAllah hasil lelangnya akan didonasikan untuk Palestina melalui Dompet Dhuafa,” tambah Panji Sakti.
Menyuarakan Negara Palestina adalah sebuah kewajiban moral, meskipun harapan yang menyertainya tampak kecil dan rapuh. Setiap kata yang terucap, setiap aksi yang diambil, adalah secercah cahaya dalam kegelapan yang pekat. Mungkin, bagi sebagian orang, ini seperti berteriak di jurang yang tak berujung, tapi keheningan lebih mematikan daripada usaha itu sendiri. Jadi, kita berbicara, meski tahu suara kita mungkin tak terdengar jauh. Kita berbicara, meski tahu bahwa perdamaian tampak seperti mimpi yang terus diingkari. Karena, bahkan harapan kecil adalah lebih baik daripada tidak ada harapan sama sekali. Karena, selama kita menyuarakan mereka, Negara Palestina tidak akan benar-benar mati. (r/red)
.