Home / Ketik Berita / Provinsi / Aceh / Belasan Tahun Terabaikan, Warga Tanjung Betik Masih Menanti Janji Pembangunan

Belasan Tahun Terabaikan, Warga Tanjung Betik Masih Menanti Janji Pembangunan

ACEH SINGKIL (Aceh) ketikberita.com | Sudah hampir dua dekade berlalu sejak warga Desa Tanjung Betik direlokasi akibat banjir dan gempa besar yang melanda kawasan bantaran Sungai Lae Cinendang di awal 2000-an. Namun hingga hari ini, desa kecil di Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil itu masih menunggu janji-janji pembangunan yang tak kunjung ditepati.

Jalan utama menuju desa sepanjang 350 meter belum juga diaspal. Padahal akses tersebut menjadi satu-satunya penghubung warga ke jalan lintas utama Singkil–Subulussalam.

“Kalau musim hujan, jalan jadi becek dan sulit dilalui. Padahal ini bukan permintaan yang muluk. Hanya 350 meter. Kami berharap pemerintah kabupaten tidak tutup mata,” ungkap Amsar, Geuchik Tanjung Betik, saat ditemui di kantornya, Kamis (4/9/2025).

Desa ini dihuni sekitar 75 kepala keluarga yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan pekebun. Mereka direlokasi ke lokasi saat ini pada tahun 2006 dan menempati rumah bantuan dari Badan Reintegrasi Aceh (BRR). Namun, infrastruktur dasar seperti jalan dan saluran air masih jauh dari memadai.

Tak hanya soal jalan rusak, persoalan legalitas tanah juga menjadi ganjalan besar. Hingga kini, warga belum menerima sertifikat atas lahan yang mereka tempati selama hampir 20 tahun.

“Dari awal kami dijanjikan surat tanah akan diurus pemerintah. Tapi kenyataannya sampai sekarang tidak jelas. Kami ingin ada kepastian hukum. Ini penting untuk masa depan anak cucu kami,” tambah Amsar.

Kondisi ini membuat warga merasa terpinggirkan. Mereka berharap, di tengah gencarnya pembangunan di berbagai daerah, pemerintah tak melupakan desa-desa kecil yang juga bagian dari republik ini.

“Jangan tunggu kami bersuara lebih keras. Kami tidak menuntut kemewahan, hanya hak dasar sebagai warga negara,” tegas Amsar. (R84)