Patrasana : Pengrusakan dan Penebangan Liar Di Makam Keramat Tarjaya Oleh Sekelompok Orang Berbaju Hitam Disoal

178

TANGERANG (Banten) ketikberita.com | Makam Keramat Tarjaya yang terletak di desa Patrasana Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Banten menuai perhatian, Senin (22/05/2023).

Telah terjadi penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal pada dini hari malam minggu 1 Mei 2023.

Masyarakat sekitar dibuat geram, perbuatan tidak terpuji ini yang sengaja dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab apa motif dan tujuannya melakukan pengrusakan.

Keramat Tarjaya adalah tempat peninggalan leluhur nenek moyang kampung Babojong dan desa Patrasana,konon menurut cerita tempat ini sangat sakral dan di keramat kan oleh masyarakat sekitar karena pada jaman dahulu tempat ini merupakan tempat perkumpulan para aulia Alloh atau para pejuang dalam berdiskusi memecahkan atau merumuskan suatu permasalahan, dan ini merupakan napak tilas pada jaman nenek moyang dahulu.

Lokasi ini di apit oleh kalimati cidurian yang pada masa lampau kali tersebut masuk ke wilayah Ptrasana, seiring berjalannya waktu kali tersebut terkikis menjadi kali mati sehingga keramat Tarjaya sekarang berada di wilayah Kampung Babjong desa koper kecamatan Cikande serang Banten, akan tetapi secara peta lokasi atau garis wilayah masuk ke wilayah desa Patrasana kecamatan kresek kabupaten Tangerang.

Setelah mendengar informasi dari warga ada penebangan pohon besar di lokasi tersebut sontak terkejut Sebagian Ahli waris tanah tersebut Mengecam keras dengan perbuatan sewenang-wenang melakukan penebangan pohon pada malam hari tanpa ijin pemilik lahan.

Saat di konfirmasi awak media dikediaman nya Abah Ilang yang notabene Mantan kades desa Ptrasana sekaligus Ahli waris menuturkan “Nanti saya akan memastikan dulu dan turun ke lokasi , kalau sekiranya benar ada yang merusak dan menebang pohon tanpa ijin di Tanah peninggalan nenek moyang kami,secepatnya saya akan koordinasi dengan Babinsa dan Binamas desa Patrasana agar segera ditindaklanjuti, ” Pungkas Abah Ilang.

Abdul Rosid sebagai peziarah menuturkan kepada awak media ” Minggu yang lalu kebetulan saya lagi ziarah ada sekelompok orang sekitar 7 orang berbaju hitam di lokasi, pas saya datang mereka buru2 pada keluar meninggalkan lokasi dengan membawa potongan bambu hitam satu orang satu, ” Tuturnya.

Ustadz Sura sebagai tokoh masyarakat kampung Babojong pun pernah di datangi di kediamannya oleh dua orang dengan perawakan kekar dan berbaju hitam, berkata dengan nada Jumawa ” Saha bae Lamun te tarima tatangkalan di tebang ku aing datang ka tempat aing, “celoteh orang tersebut.

Kang sura pun bingung maksudnya apa ini,ya kalau mau ziarah mah silahkan saja siapa pun tidak ada yang melarang asal jangan ngerusak karena ini merupakan cagar budaya yang harus kita jaga dan lestarikan,” Pungkasnya.

Dengan adanya aksi pengrusakan lokasi cagar budaya ini Masyarakat berharap agar pihak Berwajib segera melakukan penangkapan terhadap pelaku pengrusakan lingkungan tersebut karena ini merupakan perbuatan sewenang-wenang dan melawan hukum.agar kita sebagai generasi bangsa jangan melupakan sejarah dan tentunya kita harus menjaga dan merawat budaya kearifan lokal peninggalan para leluhur kita. (Tio/Er)

Artikulli paraprakDPRD Medan Gelar Paripurna Hasil Kinerja Pansus Inovasi Daerah
Artikulli tjetërPeningkatan Kapasitas Anggota DWP Kota Medan, Ny Kahiyang Ayu: Perempuan Cerdas Penentu Kualitas Keluarga & Masyarakat