MEDAN ketikberita.com | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berpesan agar terus menjaga parsatuan di antara umat Islam. Ulama terdahulu juga telah menyampaikan hal tersebut, yakni untuk menghentikan segala pertikaian dan perpecahan di antara umat Islam.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri Pengajian Majelis Taklim Zikir Al Haura Sumut, yang berlangsung di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Rabu (4/1). Hadir di antaranya Pembina Majelis Taklim Zikir Al Haura Sumut Romo Muhammad Syafii, Ketua Majelis Taklim Zikir Al Haura Sumut Rahmawati Sitepu, pimpinan OPD Pemprov Sumut, alim ulama dan ribuan jemaah Majelis Taklim Zikir Al Haura Sumut.
“Ulama terdahulu juga telah menyampaikan pesan untuk terus menjaga persatuan di tengah umat. Tentunya dengan Majelis Taklim ini, akan terus memupuk rasa persatuan dan persaudaraan kita,” ucap Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi juga mengatakan, Islam merupakan agama terbesar khususnya di Indonesia. Maka dari itu diperlukan persatuan di tengah umat. Dengan tumbuhnya majelis taklim, persatuan itu diharapkan akan semakin erat lagi. “Selain silaturahmi, kegiatan ini tentunya dapat mempertajam ilmu agama kita, sekaligus menambah keimanan kita semua,” katanya.
Ketua Majelis Taklim Zikir Al Haura Sumut Rahmawati Sitepu pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan Gubernur Sumut pada Mejelis Zikir Al Haura Sumut. Di antaranya dalam beberapa kegiatan dan juga memberangkatkan anggota Mejelis Zikir Al Haura Sumut ke Tanah Suci Mekah.
“Untuk yang berangkat haji tahun 2024, yang terpilih adalah ibu Jamilah, yang merupakan guru ngaji di daerah Deli Tua. Sedangkan lima lainnya mendapatkan umroh pada tahun ini. Terima kasih Pak, atas semuanya,” katanya.
Sementara itu, Pembina Majelis Taklim Zikir Al Haura Sumut Romo Muhammad Syafii dalam tausiahnya mengingatkan agar terus melakukan zikir pada Allah SWT. Zikir yang dilakukan merupakan bentuk rasa syukur akan kebesaran Allah SWT, bagi orang yang mau berpikir.
“Hidup harus senantiasa berzikir pada Allah, karena dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian siang dan malam, merupakan tanda kebesaran Allah bagi orang yang berpikir,” katanya.
Dijelaskan Romo, berzikir pada Allah hendaknya tetap dilakukan, baik saat sedang duduk, berdiri ataupun berbaring. Dalam perintah-Nya berizikir ini dilaksanakan usai melaksanakan salat. “Zikir ini dapat dilakukan terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari. Baik menggunakan lisan ataupun hati,” katanya. (er)