MEDAN ketikberita.com | Ratusan Kader, dan Simpatisan BMI (Banteng Muda Indonesia) beserta masyarakat dan para Jurnalis melaksanakan Doa bersama dan Pasang Lilin di Kantornya jalan Raden Saleh. Ratusan lilin menyala dihalaman Kantor BMI Sumut sebagai ekspresi duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Mengiringi nyala lilin itu, doa dan selawat dipanjatkan bagi 131 korban meninggal dalam peristiwa terburuk dalam sejarah sepak bola di Tanah Air. Rivalitas hanya 90 menit, lebih dari itu kita sudah bukan lawan, kita kawan, kita saudara, jangan sampai ada kejadian yang sama terulang kembali, dan ini cukup kejadian terakhir.
“Kita sangat berkabung atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan kemarin. Ini bukan hanya duka Arema sendiri, tapi ini adalah duka kita, duka seluruh suporter dan duka nasional,” ungkap Ketua BMI Sumut Franky Fartogi Wijaya Sirait BSc di kantor BMI Sumut di jalan Raden Saleh Rabu (5/10/2022) malam pukul 20.00 Wib.
Lanjut Franky bahwa kejadian tersebut sangatlah sedih sekali, dimana ekonomi kita lagi sulit. Tapi syukurlah bahwa Pemerintah sudah ambil tindakan nyata, membentuk Tim Satgas untuk mencari Fakta untuk mengungkap kejadian itu.
Dan ketika sudah mendapatkan bukti dan fakta, agar transparansi lah disampaikan kepada masyarakat, khususnya kepada keluarga korban. Di sini kita jangan mencari siapa yang salah dan benar, tapi kita harus mengedepankan Evaluasi dan Regulasi yang tepat dan Profesional.
Jadi pada malam ini hari Rabu tanggal 5 Oktober 2022 sepakat kepada para Kader dan Simpatisan untuk melakukan Doa bersama dan pasang lilin, tujuannya untuk mendoakan Arwah-arwah para korban, dan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.Karena kalau kita seluruh Bangsa Indonesia mendoakan Arwah-arwah mereka, maka Stadion Kanjuruhan tidak makan Korban kembali.
Hal senada diungkapkan Sekjen BMI Sumut Maruli Purba SH.MH mengatakan bahwa kita percaya atas kejadian ini Pemerintah akan memberikan Solusi yang terbaik, dengan kejadian kemarin di Kanjuruhan pemerintah harus melakukan evaluasi secara menyeluruh khususnya terkait regulasi, mekanisme dan prosedur dalam hal penanganan dan penanggulangan massa ketika terjadinya gerakan massa. Pihak kepolisian seharusnya lebih mengedepankan pendekatan preventif dari pada tindakan refresif.
Mari kita jadikan peristiwa Kanjuruhan ini menjadi momentum yg sangat berharga. Pemerintah, klub, suporter dan kita semuanya harus menjadikan peristiwa Kanjuruhan ini menjadi pelajaran yang sangat berharga dan menjadi momentum utk melakukan refleksi dan evaluasi utk perbaikan dunia sepokbola nasional kita Sehingga kedepan peristiwa yg serupa tidak akan terjadi lagi. Persepakbolaan di Indonesia semakin Maju. (SAID KAMAL DEWA S. Sos)